Menuju konten utama

Makna Minggu Palma yang Dirayakan Seluruh Umat Katolik di Dunia

Perayaan Minggu Palma ini adalah sebuah peristiwa iman yang sangat istimewa bagi umat Katolik.

Makna Minggu Palma yang Dirayakan Seluruh Umat Katolik di Dunia
Ilustrasi. Umat Katolik dari Paroki Bedono Santo Thomas Rasul berjalan saat mengikuti kirab alam Minggu Palma bertema "Pahargyan Bojana Kurban Ngahad Blarak Janur" di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (9/4). ANTARA FOTO/Aji Styawan.

tirto.id - Minggu, 25 Maret 2018 seluruh umat Katolik di dunia akan mendatangi gereja dengan daun palem di tangannya. Perayaan ini dikenal dengan nama Minggu Palma, sebuah peringatan masuknya Yesus ke kota Yerusalem sebelum Ia dikorbankan dan bangkit kembali, sesuai kepercayaan umat Kristiani.

Mengapa umat membawa daun palem saat Minggu Palma? Menurut Alkitab, pengikut Yesus melambari jalan di Yerusalem dengan daun palem, sebelum Yesus memasuki wilayah tersebut. Seperti dilansir Time, mengalasi jalan dengan daun palem adalah kebiasaan yang dilakukan bagi orang yang berkedudukan tinggi di zaman itu.

"Masuknya Yesus Kristus ke kota suci Yerusalem adalah hal yang istimewa, sebab terjadinya sebelum Yesus mati dan bangkit dari kematian. Itulah sebabnya Minggu Palma disebut pembuka pekan suci, yang berfokus pada pekan terakhir Yesus di kota Yerusalem," kata pastor Paroki Gereja Santo Gregorius Agung Oeleta Romo Kristoforus U Mau Pr ketika memimpin Perayaan Liturgi dan Ekaristi, di Kota Kupang, Minggu (25/3/2018), seperti dilansir Antara.

Ia mengatakan dalam tradisi gereja Katolik, perayaan Minggu Palma ini adalah sebuah peristiwa iman yang sangat istimewa karena sebagai pembuka pekan suci sebelum Yesus mati dan bangkit dari kematian-Nya di kayu salib.

Perayaan ini, kata Romo yang biasa disapa dengan sebutan Bob itu merujuk kepada peristiwa yang dicatat pada empat Injil, yaitu Markus 11:1-11, Matius 21:1-11, Lukas 19:28-44 dan Yohanes 12:12-19.

Saat itu, kata Romo, umat mengeluk-elukan dengan palem di tangan saat Yesus memasuki kota Yerusalem sebelum disalibkan oleh para serdadu Yahudi, sampai akhirnya wafat dan bangkit pada hari ketiga yang dikenang umat kristiani sejagat sebagai Hari Raya Paskah.

Cabang pohon palem juga menjadi tanda kemenangan di zaman Romawi, sehingga mereka melambaikan daun palem untuk merayakan kemenangan.

Di beberapa gereja, jemaat membentuk daun palem menjadi bentuk salib. Daun yang digunakan pun, tak hanya palem. Beberapa negara yang tak memiliki palem menggunakan tanaman lokal seperti bunga dan ranting pohon.

Yesus tiba di Yerusalem dengan mengendarai keledai, yang dianggap sangat simbolis dengan perdamaian, sementara saat itu kuda identik dengan perang.

Daun palem yang sudah diberkati saat prosesi ibadah akan dibakar dan digunakan untuk perayaan Rabu Abu pada tahun berikutnya. Yang paling penting, Minggu Palma menandakan permulaan Pekan Suci sebelum Paskah.

Dalam peringatan Minggu Palma, umat diajak untuk merenungkan kisah sengsara Tuhan Yesus. Liturgi Minggu Palma dimulai dengan berkat dan penumpangan tangan pada daun palem. Setelah itu, masuk dalam sesi pembacaan surat dalam Alkitab dan khotbah singkat yang diberikan oleh Romo.

Daun palem yang telah diberkati Romo seusai misa biasanya akan dibawa pulang untuk dipasang di rumah masing-masing sebagai tanda telah siap untuk memasuki Paskah, demikian seperti dilansir dari Britannica.

Baca juga artikel terkait MINGGU PALMA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra