Menuju konten utama

Makna dan Sejarah Tari Pendet, Tarian Penyambut Delegasi KTT G20

Berdasarkan sejarah, tari pendet sudah dikenal masyarakat Bali sejak 1950 dan melambangkan penyambutan atas turunnya dewata di alam dunia.

Makna dan Sejarah Tari Pendet, Tarian Penyambut Delegasi KTT G20
Sejumlah seniman menampilkan Tari Pendet dalam rangkaian Konser Kebangsaan Bela Indonesia di Taman Budaya Denpasar, Jumat (28/9/2018). ANTARA FOTO/Wira Suryantala

tirto.id - Konferensi tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia akan mengundang banyak delegasi-delegasi negara-negara G20 yang akan hadir di Bali pada tanggal 13 November 2022.

Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) para delegasi G20 disambut oleh pertunjukkan Tari Pendet begitu mereka mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai dan diantar ke hotel masing-masing.

Dilansir dari Antara, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Gede Arya Sugiartha mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali telah mengeluarkan dana sebesar Rp400 juta untuk menyiapkan pertunjukan tari pendet untuk menyambut delegasi KTT G20.

Pertunjukan penyambutan delegasi KTT G20 tersebut melibatkan 8 kelompok dari sanggar-sanggar yang ada di Bali dan setiap kelompok memiliki 22 orang penari untuk menyambut 37 presiden, kepala pemerintahan, dan perdana menteri.

Makna dan Sejarah Tari Pendet Bali

Tari pendet merupakan tari tradisional yang berasal dari daerah Bali. Berdasarkan sejarah, tari pendet sudah dikenal masyarakat setempat sejak 1950.

Muchammad Alfin dalam studinya yang berjudul Tari Pendet Sebagai Tarian Tradisional Bali dalam Pendekatan Holistik Antropologi Hukum (2019) mengungkapkan bahwa tari pendet adalah tari pemujaan umat Hindu di Bali.

Makna tarian tersebut melambangkan penyambutan atas turunnya dewata di alam dunia. Dulu, tarian ini hanya dipersembahkan di pura untuk urusan peribadatan.

Lambat laun, maknanya berkembang menjadi sebuah tarian tradisional yang digunakan untuk berbagai kepentingan, termasuk dalam pertunjukkan seni hingga acara menyambut tamu.

Sebelum dihadirkan dalam upacara selamat datang para delegasi KTT G20, tari pendet sudah lebih dulu dikenalkan kepada dunia internasional lewat sederet acara bergengsi.

Pada tahun 1962, tarian ini pertama kali ditampilkan kepada masyarakat internasional dalam pagelaran Asian Games. Di pesta olahraga se-Asia itu sebanyak 800 orang penari terlibat untuk menampilkan tari pendet.

Selanjutnya, tari pendet mulai dipertunjukkan di sejumlah acara di dalam maupun di luar negeri. Tarian ini sering dihadirkan dalam menyambut tamu, termasuk saat kehadiran Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud di Bali pada 2017.

Tarian ini sempat diklaim oleh negara tetangga, Malaysia pada 2009. Menyusul peristiwa tersebut, pemerintah Indonesia mulai mendaftarkan ratusan tari tradisional kepada United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ini dilakukan sebagai upaya menghindari klaim dari pihak-pihak luar. Kemudian, pada 2015, UNESCO menetapkan 9 tari Bali sebagai warisan budaya dunia. Sayangnya, dari kesembilan tarian tersebut tari pendet belum termasuk sebagai salah satunya.

Di tahun 2018 tari pendet tampil dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam rekor Pagelaran Tari Pendet oleh Penari Terbanyak di Indonesia. Pencatatan rekor ini bertepatan dengan hari ulang tahun Kabupaten Badung yang menggelar tari pendet massal dengan melibatkan 2.621 penari.

Gerakan Tari Pendet

Tari pendet memiliki gerakan khas yang berbeda dengan jenis tarian tradisional lainnya di Indonesia. Dalam tari pendet, hampir seluruh anggota tubuh dari penari bergerak dan menghasilkan sebuah paduan gerakan yang indah. Berikut beberapa gerakan dan anggota tubuh yang terlibat dalam tari pendet:

1. Gerakan Mata

Meskipun tidak terlalu menggunakan gerakan kepala, tari pendet sangat menekankan gerakan pada bagian mata. Gerakan mata ke arah kanan dan kiri tersebut dinamakan nyeledet, sementara gerakan mata berputar disebut ngiler.

2. Mimik Wajah

Penari pendet selalu menunjukkan mimik wajah yang berbeda pada setiap bagian gerakan. Salah satu mimik wajah yang ditunjukkan dalam tarian ini adalah ekspresi senang dan senyum ramah yang disebut Entiah-tjerengu.

3. Gerakan Leher

Selain mata, penari tari pendet juga melakukan gerakan leher yang disebut dedengkek. Gerakan dedengkek terbagi menjadi dua yaitu gerakan uluwangsul (gerakan leher halus) dan ngotag (gerakan leher keras dan cepat).

4. Badan

Gerakan badan penari pendet biasa disebut dengan gerakan pangkal lengan atau ngejatpala. Gerakan badan tersebut sangat menentukan keluwesan penari.

5. Tangan

Gerakan tangan yang khas dalam tari pendet disebut dengan pepiletan. Gerakan pepiletan dibagi menjadi dua yaitu luk nagastru (memutar haluan tangan ke bagian dalam) dan luk nerudut (gerakan tangan seiring irama).

6. Gerakan Jari

Terdapat dua macam gerakan jari pada tarian ini, yaitu nyakup bawa (gerakan tangan seperti sedang mencakup) dan gerakan ulap-ulap (gerakan tangan seperti melambai-lambai indah).

7. Kaki

Gerakan kaki yang khas dalam tarian pendet antara lain adalah tampak sirang pada, ngandang reo, milpil, ngembang, dan nyregseg.

Baca juga artikel terkait KTT G20 atau tulisan lainnya dari Muhammad Iqbal Iskandar

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Muhammad Iqbal Iskandar
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Yonada Nancy