Menuju konten utama

Mahfud: Islam Moderat Tangkal Radikalisme & Komunisme

Pandangan komunisme dan radikalisme bisa saja bangkit apabila terjadi ketidakadilan dan kemerosotan moral.

Mahfud: Islam Moderat Tangkal Radikalisme & Komunisme
Menko Polhukam Mahfud MD memberikan paparan saat menjadi pembicara kunci dalam diskusi publik bertajuk Sabam Sirait dalam berjuang bagi demokrasi dan HAM di Indonesia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/3/2022). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/YU

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md berpendapat, ajaran Islam wasatiyah atau moderat telah dianut oleh kalangan muslim Indonesia.

Paham Islam 'tengahan' ini telah membentuk kekuatan komunal dan menangkal ideologi lain yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa, misalnya saja radikalisme dan komunisme.

"Walaupun (komunisme) sempat berkembang dan membentuk partai politik namun tidak berhasil melakukan revolusi dan membentuk diktator proletariat," kata Mahfud dalam keterangan yang diterima, Selasa (19/4/2022) dikutip dari Antara.

Demikian pula dengan radikalisme di Indonesia. Paham tersebut tidak mudah berkembang karena Islam yang diyakini masyarakat Indonesia bersifat moderat dan anti-kekerasan.

Meski begitu, Mahfud mengakui masih terdapat pemikiran dan kelompok radikal yang menunjukkan eksistensinya dalam bentuk aksi teror hingga mengorbankan nyawa manusia. Namun, klaim dia, perkembangan paham itu masih dapat dikendalikan.

"Jika paham radikalisme ini tidak terkontrol dan menjadi keyakinan mayoritas umat Islam, tentu Indonesia akan dengan mudah menjadi seperti Syria dan Afganistan," katanya.

Dia juga menekankan pentingnya menjaga kehidupan sosial dan moral peradaban masyarakat sesuai dengan ajaran Islam, sebagai agenda utama untuk mencegah berkembangnya komunisme dan radikalisme.

"Komunisme dan radikalisme sebagai pandangan dan cara berpikir, tentu memiliki kesempatan untuk bangkit dan merebak. Jika ada pada situasi dan kondisi sosial yang tepat, yaitu saat terjadi ketidakadilan atau saat kehidupan masyarakat mengalami kemerosotan moral," tutur Mahfud.

"Maka menjaga kehidupan sosial dan moral peradaban masyarakat sesuai dengan ajaran Islam adalah agenda utama untuk mencegah berkembangnya komunisme dan radikalisme," sambung dia.

Pemaparan Mahfud disampaikan dalam webinar bertajuk "Komunisme dan Radikalisme dalam Pandangan Islam" yang diselenggarakan oleh Center for Information and Development Studies Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (CIDES ICMI).

Mahfud menambahkan, untuk mencapai tujuan masyarakat tanpa kelas, komunisme berada di titik ekstrem dengan menghalalkan segala cara.

Sementara itu, radikalisme juga bertentangan dengan ajaran Islam, dari titik paling prinsipil hingga praktik yang dilakukan. Ajaran Islam meletakan kebenaran mutlak hanya milik Allah SWT, sedangkan kebenaran manusia bersifat relatif.

"Oleh karena itu, setiap yang diyakini sebagai kebenaran oleh manusia harus selalu menyisakan ruang untuk melihat dan berdialog dengan kebenaran lain. Hal ini tidak berlaku dalam pandangan radikalisme yang berpangkal pada klaim kebenaran tunggal, yang ada pada kelompok mereka sendiri. Kelompok lain pasti salah dan harus tunduk pada kebenaran yang mereka yakini. Jika tidak tunduk, maka harus dibinasakan dengan menghalalkan semua cara termasuk penyiksaan dan pembunuhan," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait MENKOPOLHUKAM MAHFUD MD

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Editor: Fahreza Rizky