Menuju konten utama

Mahasiswi IAIN Terduga Terlibat ISIS Dideportasi dari Suriah

"Iya memang betul. Tadi kami sudah cek ke satuan atas. Dan saat ini yang bersangkutan posisi masih di Jakarta dan masih diminati keterangan oleh tim Densus 88 Anti-teror."

Mahasiswi IAIN Terduga Terlibat ISIS Dideportasi dari Suriah
Seorang wanita menangis setelah diselamatkan oleh tentara Pasukan Demokratis Suriah di stadion setelah Raqqa dibebaskan dari milisi Negara Islam, di Raqqa, Suriah, Selasa (17/10). ANTARA FOTO/REUTERS/Erik De Castro

tirto.id - Seorang mahasiswi IAIN Tulungagung, Jawa Timur dilaporkan telah dideportasi dari negara Suriah menggunakan pesawat Turkish Airlines TK-056 dan kembali ke Indonesia bersama tujuh WNI lain dari berbagai daerah karena diduga terlibat jaringan internasional ISIS/FTF.

Kapolres Tulungagung AKBP Rofik Sukendar, Minggu (27/5/2018) mengkonfirmasi akurasi informasi yang beredar di media sosial tersebut.

"Iya memang betul. Tadi kami sudah cek ke satuan atas. Dan saat ini yang bersangkutan posisi masih di Jakarta dan masih diminati keterangan oleh tim Densus 88 Anti-teror," kata Kapolres Rofik Sukendar di Tulungagung, sebagaimana diberitakan Antara.

Berdasarkan data yang beredar, mahasiswi yang dimaksud bernama Irma Novianingsih. Perempuan berusia 24 tahun ini merupakan bungsu dua bersaudara dari pasangan Riyadi (47) dan Mujiatin (50), warga Desa Dukuh, Kecamatan Gondang.

Irma dideportasi bersama tujuh WNI lain yang juga disinyalir terlibat jaringan ISIS di Suriah. Mereka masing-masing adalah Fitri Luthfiana (43), Nayla Kanimah Abdullah (3), Humairoh Humairoh (12), Hamzah Abdullah (9), Ainun Jariyah (21), Wasiatun Nisa Damad (33), dan Qurrota Ayun Muhdi (23).

Irma dan tujuh WNI yang sebagian diyakini sekeluarga ini kini menjalani pemeriksaan intensif tim Densus 88 Anti-teror di Rutan Bambu Apus, Jakarta Timur.

"Sudah barang tentu kami dari satuan wilayah akan memonitor terus dan bekerjasama dengan satuan atas agar bisa terus mengawasi, memantau dan menginformasikan kepada masyarakat bahwa situasi terkait adanya warga Tulungagung yang dideportasi, masih dalam kondisi terkendali," kata Rofik Sukendar memastikan.

Rofik juga mengimbau masyarakat tidak panik ataupun resah. Namun Kapolres juga mengingatkan agar warga tetap waspada dan melaporkan ke aparat kepolisian jika mengetahui ada orang/sesuatu yang dianggap mencurigakan.

"Jangan bertindak sendiri. Tetap berkoordinasi, percayakan keamanan kepada kami," ujarnya.

Kabar keterlibatan mahasiswi Tulungagung dalam gerakan ISIS dan sempat berhijrah ke Suriah tersebut sempat dikonfirmasikan ke pihak Rektorat IAIN Tulungagung.

"Saudari Irma Novianingsih ini memang pernah kuliah di sini. Di IAIN Tulungagung. Namun menurut catatan akademik, yang bersangkutan sudah setahun ini tidak aktif tanpa memberi keterangan," kata Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Tulungagung M. Abdul Aziz.

Irma disebut Aziz sudah tidak aktif dalam kegiatan perkuliahan lagi sejak semester 6, dan setelah itu dinyatakan menghilang tanpa keterangan.

Sayang, bapak dan ibu korban enggan dimintai keterangan. Kendati menerima kedatangan para wartawan, Riyadi dan Mujiatin enggan diwawancarai secara terbuka.

"Saya juga sudah mendengar kabar tersebut," kata Riyadi.

Riyadi mengungkapkan pasca munculnya kabar tersebut beberapa kali ada aparat yang menyambangi kediamannya. Bahkan sebelum kedatangan beberapa awak media, ada personel dari Polres Tulungagung yang berkunjung. Sedangkan sehari sebelumnya juga ada dari Koramil dan Polsek Gondang.

"Maaf, selebihnya silakan ditanyakan ke aparat bersangkutan," katanya.

Riyadi dan Mujiatin mengakui masih tertekan dengan perkembangan yang terjadi. Wajah keduanya datar, tatapan terkadang kosong.

"Masih kaget dan tidak percaya karena tiba-tiba banyak petugas yang datang dan melakukan penggeledahan," tutur Mujiatin dengan mata sembab.

Baca juga artikel terkait ISIS

tirto.id - Hukum
Sumber: antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani