Menuju konten utama

Mabes TNI: Jadi Guru di Perbatasan Adalah Pengabdian Pada Rakyat

TNI menyebut permohonan prajurit TNI menjadi guru adalah bagian dari pengabdian.

Mabes TNI: Jadi Guru di Perbatasan Adalah Pengabdian Pada Rakyat
Prajurit TNI mengajar mengaji anak-anak di masjid Desa Bodag, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Senin (23/7/2018). ANTARA FOTO/Siswowidodo

tirto.id - Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (Mabes TNI) siap membantu jika pemerintah ingin personel TNI ditempatkan sebagai guru.

TNI menyebut permohonan prajurit TNI menjadi guru adalah bagian dari pengabdian.

"TNI kan tentara rakyat. Lahir dari rakyat, maka harus memberikan pengabdian terbaik kepada rakyat. Yang terbaik untuk rakyat, terbaik untuk TNI, bukan sebaliknya," kata Kapuspen TNI Sisriadi saat dihubungi reporter Tirto, Jumat.

Sisriadi mengaku tidak mengetahui jumlah personel yang disiagakan untuk menjadikan TNI sebagai guru.

Namun, TNI siap kapanpun dan di manapun jika diminta untuk membantu rakyat. Mereka pun siap mendorong masyarakat yang ingin memberikan solusi lebih baik jika menolak TNI terlibat dalam penempatan sebagai guru.

"Kalau ada solusi yang lebih baik dari itu, TNI dengan lapang dada memberikan kesempatan kepada semua komponen bangsa untuk berperan aktif membangun manusia Indonesia seutuhnya, terutama di daerah yang sulit dijangkau," kata Sisriadi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia bekerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat untuk penugasan personel tentara pada satuan pendidikan di daerah terluar, tertinggal, dan terdepan.

Menurut Direktur Jenderal (Dirjen) GTK Kemendikbud, Supriano, kerjasama ini dilatarbelakangi oleh masih adanya wilayah-wilayah yang sulit diakses oleh para guru biasa, sementara kebutuhan peserta didiknya tersedia.

Para personel TNI AD ini akan diberikan pelatihan oleh tim Kemendikbud sebelum terjun langsung ke wilayah yang telah ditentukan.

Namun, para TNI AD bersifat cadangan atau jika seandainya di satu sekolah di daerah perbatasan kekurangan guru olahraga, maka personel TNI yang sudah terlatih ini yang akan mengisinya tanpa digaji sama sekali.

Pada tahap pertama ini, akan disiapkan 900 personel TNI AD dari dua batalyon. Yakni Batalyon 303 Raider Garut yang akan diperbantukan untuk wilayah Nunukan, Kalimantan Utara dan Batalyon 600 Raider Balikpapan untuk wilayah Malinau, Kalimantan Utara.

Sebanyak 450 personel TNI AD yang tersebar di dua batalyon tersebut akan mulai menjalani pelatihan dari 10 sampai dengan 15 Maret 2019 dengan pola pelatihan 40 JP.

Baca juga artikel terkait DWIFUNGSI TNI atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Nur Hidayah Perwitasari