Menuju konten utama
Teuku Mohammad Hadi Thayeb

Teuku Mohammad Hadi Thayeb

Duta Besar Departemen Luar Negeri KBRI di Polando (1970 - 1974)

Tempat & Tanggal Lahir

Peureulak, Aceh Timur, Aceh, Indonesia, 14 September 1922

Karir

  • Menteri Perindustrian Dasar Departemen Perindustrian Dasar (1964 - 1966)
  • Duta Besar Departemen Luar Negeri KBRI di Arab Saudi (1979 - 1981)
  • Gubernur Daerah Istimewa Aceh Departemen Dalam Negeri (1981 - 1987)
  • Duta Besar Departemen Luar Negeri KBRI di Swiss (1987 - 1990)
  • Pimpinan Pimpinan Kantor Urusan Indonesia (1942 - 1945)
  • Kuasa Usaha Tetap Departemen Luar Negeri KBRI di Maroko (1958 - 1960)
  • Duta Besar Departemen Luar Negeri KBRI di Inggris (1990 - 1993)
  • Duta Besar Departemen Luar Negeri KBRI di Paris (1960 - 1961)
  • Wakil Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (1974 - 1979)
  • Duta Besar Departemen Luar Negeri KBRI di Itali (1961 - 1965)
  • Menteri Perindustrian Kerajinan Departemen Perindustrian Kerajinan (1966 - 1966)
  • Menteri Perindustrian Dasar, Tekstil dan Kerajinan Departemen Perindustrian Dasar, Tekstil dan Kerajinan (1966 - 1966)
  • Duta Besar Departemen Luar Negeri KBRI di Polando (1970 - 1974)

Pendidikan

  • Hogare Burger School Jakarta (1935 - 1940)
  • Geneeskundige Hogeschool (Sekolah Tinggi Kedokteran) (1940 - 1942)

Detail Tokoh

Teuku Mohammad Hadi Thayeb adalah seorang diplomat Indonesia yang pernah menjadi Duta Besar di beberapa negara Eropa. Dia pernah juga menjadi Gubernur Daerah Istimewa Aceh (1981-1987). Setelah itu kembali lagi menjadi Duta Besar. 

Hadi Thayeb anak dari Teuku Tjhik Haji Mohammad Thayeb, pejuang Indonesia dan uleebalang terakhir dari Peureulak, Aceh Timur. Cita-citanya ketika masih sekolah adalah menjadi dokter. Lulus dari sekolah menengah lima tahun Hogare Burger School (HBS) di Jakarta, Hadi masuk Geneeskundige Hooge School (GHS) atau Sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta. Di tengah studinya, Balatentara Jepang memasuki Indonesia pada awal tahun 1942. GHS dibubarkan. Digantikan dengan sekolah kedokteran bernama Ika Dai Gakku.
Hadi memilih tidak kuliah lagi. Hadi memilih bekerja sebagai Pimpinan Kantor Urusan Indonesia pada tahun 1942 hingga 1945. Di jaman pendudukan Jepang itu, Hadi bergabung dengan Seinendan (Barisan Pemuda) dari 1944 sampai 1945.
Setelah Indonesia Merdeka, Hadi ikut membentuk dan mendirikan kantor Departemen Luar Negeri. Belakangan Hadi malah jadi Diplomat. Sebelum diangkat menjadi Duta Besar, Hadi pernah ditugaskan menjadi Kuasa Usaha di Meksiko dan Paris. Lalu menjadi Duta Besar di Perancis, Swiss, Itali, Arab Saudi dan Polandia. Selain Diplomat, hadi pernah menjadi Menteri Industri, Wakil Gubernur Lemhannas dan Gubernur Aceh.
Hadi menjadi Duta Besar di Arab Saudi ketika dia diangkat menjadi Gubernur Aceh. Sedianya dia akan menjabat Duta Besar di Arab Saudi hingga 1983. Namun di tahun 1981 dia diangkat sebagai Gubernur.
"Dari Mekkah ke Serambi Mekkah,” canda Hadi.
Membangun Aceh yang terus bergejolak di masa orde baru, bukan hal mudah. Aceh tak seperti Jawa yang banyak gedung dan rel kereta api. "Di sini tidak banyak gedung megah peninggalan Belanda," ujar Hadi. Hadi berusaha membangun provinsi Aceh. Dia berusaha membuka Aceh bagi pendatang.
"Kehadiran transmigran sangat diharapkan dalam mempercepat proses pembangunan di Aceh secara menyeluruh. Tetapi yang dibutuhkan, transmigran terampil yang dapat memindahkan ilmunya kepada penduduk Aceh," ujar Hadi.
Kanwil Departemen Transmigrasi Aceh ternyata melakukan tugas secara setengah-setengah, mereka kurang tepat dalam meneliti daerah pemukiman. Akibatnya, sebagian penghuni proyek transmigrasi di Simpang Empat Sebussalam, Kabupaten Aceh Selatan diam-diam meninggalkan lokasi karena lahan yang tersedia tidak tepat untuk pertanian.
Setelah lima tahun menjabat, Hadi kembali ke dunia asalnya, jadi Diplomat lagi. Dia diangkat sebagai Duta Besar di Swiss, dari 1987 hingga 1990. Lalu di Inggris sejak 1990 hingga 1993. Anak Hadi, Hamzah pun juga belakangan jadi Diplomat.
Pos Hamzah sebagai Diplomat ternyata pernah dihuni ayahnya pada 1990 hingg 1993. Yakni di Inggris. Berbekal Surat Kepercayaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tanggal 6 Maret 2012, Hamzah Thayeb beserta Lastri Thayeb, istrinya, menghadap Ratu Elizabeth di Istana Buckingham.
Ratu Elizabeth mengenang Hadi Thayeb. Ratu Elizabeth mengaku takjub anak dan ayah itu. Keduanya menjalankan tugas sebagai duta besar di Inggris.
"Sesuatu hal yang luar biasa," ujar Ratu Elizabeth kepada Hamzah Thayeb.
Teuku M. Hadi Thayeb, telah meninggal pada Jum’at, 10 Januari 2014.

Tokoh Lainnya

Budi Karya Sumadi

Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan
Sandiaga Salahuddin Uno

Sandiaga Salahuddin Uno

Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Menteri Kementerian Pertahanan
Bambang Soesatyo

Bambang Soesatyo

Anggota Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar
Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo

Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono

Staff TNI Angkatan Darat
Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI
Erick Thohir

Erick Thohir

Menteri Kementrian BUMN
Joko Widodo

Joko Widodo

Presiden RI