Menuju konten utama
Peter Benyamin Stok

Peter Benyamin Stok

Executive Vice President Bank Mandiri

Tempat & Tanggal Lahir

Manado, Sulawesi Utara, Indonesia, 21 Desember 1955

Karir

  • Presiden Direktur Bank Niaga
  • Direktur Utama PT Aerowisata
  • Direktur Utama Bank Dagang Negara
  • Komisaris Utama Bank Danamon
  • Executive Vice President Bank Mandiri

Pendidikan

  • Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran, Bandung

Detail Tokoh

21 orang lolos dalam seleksi kompetensi menjadi Calon Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Begitu headline salah satu portal berita ekonomi pada 22 Maret 2012 silam. Informasi yang penting bagi para pengusaha dalam negeri, sebab sebagai institusi, OJK memiliki wewenang dalam berbagai kebijakan yang menyangkut kondisi keuangan Indonesia. Sebuah institusi yang jika dinahkodai oleh orang yang tak tepat akan berujung pada pelemahan tingkat ekonomi bangsa.

Beberapa calon dari kalangan perbankan menyusup ke daftar 21 nama tersebut. Seperti harapan Sigit Pramono selaku Ketua Perbanas, ia ingin yang menangani OJK adalah orang ahli serta berpengalaman di bidang perbankan. Seseorang yang teruji dalam kepemimpinan sebuah institusi, punya integrasi, dan tentu memiliki kompetensi yang baik.

Dari nama-nama bankir yang lolos seleksi, 3 diantaranya adalah mantan petinggi Bank Mandiri. Mereka adalah I Wayan Agus Mertayasa selaku Mantan Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Ogi Prastomiyono  selaku Direktur Compliance and Human Capital PT Bank Mandiri Tbk, dan Riswinandi selaku Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk. Satu-satunya bankir yang berasal dari PT Bank Negara Indonesia Tbk adalah Peter Benyamin Stok.

Dipilihnya Peter memang bukan sebuah keputusan yang sembarangan. Ia sudah amat berpengalaman dalam mengurus sebuah lembaga keuangan sejak lama. Sejak lulus dari Fakultas Ekonomi di Universitas Padjajaran, Bandung, Peter mulai membangun kariernya di dunia perbankan. Jabatan prestisius pertamanya ia dapatkan saat menjadi Wakil Presiden Direktur PT Bank Niaga.

Sebelum menjadi Komisioner Utama Bank Negara Indonesia Tbk, ia pernah menjadi Wakil Presiden DIrektur PT Bank Pelita. Posisinya pernah naik menjadi Direktur Utama PT Bank Dagang Negara (Persero) dan Direktur Utama PT Bank Pelita. Setelahnya ia pernah menjadi Presiden Komisaris PT Bank Danamon Indonesia Tbk, menjadi Executive Vice President PT Bank Mandiri (Persero), dan terakhir di Komisaris Bank Permata sebelum akhirnya di BNI.

Pieter yang lahir di Manado di tahun 1949 memang dikenal piawai dalam menjadi pimpinan sebuah lembaga perbankan. Ia memiliki kompetensi dan pengalaman yang sudah tak diragukan lagi. Salah satu fase hidupnya yang paling penting bukanlah saat ia digadang-gadang menjadi Anggota Dewan Komisioner OJK, melainkan saat ia menjalankan amanahnya di Bank Niaga.

Posisi sebagai dirut dipegang oleh Pieter sejak 29 Juni 2000. Jika ditotal, masa pengabdiannya di Bank Niaga mencapai 32 tahun. Sebuah pencapaian serta konsistensi yang tak mudah dipacai oleh orang-orang pada umumnya. Hubungan antara manajemen dan para pemegang saham menjadi kunci keberhasilan Pieter dalam membawa Bank Niaga meraih kesuksesan bisnis dan menjadi salah satu bank swasta yang cukup diperhitungkan di Indonesia.

Selama 32 tahun pengabdiannya itu Pieter, mengaku bahwa ada banyak target yang belum dicapai oleh Bank Niaga. Misal, konsep merger antara Bank Niaga dan Bank Lippo bisa saja terjadi, namun banyak pertimbangan dari Pieter yang membuat rencana tersebut belum bisa terealisasi. Hal lain yang menurut Pieter mengganjal manuver tersebut adalah kebijakan kepemilikan tunggal yang saat itu masih digodok oleh Bank Indonesia.

32 tahun adalah waktu yang dirasa cukup bagi Pieter untuk membesarkan Bank Niaga. Maka sebagai sosok yang dikenal di industri perbankan, keputusannya untuk mengundurkan diri pada bulan Oktober 2006 cukup mengejutkan para pelaku perbankan tanah air yang lain.

Pieter adalah seorang bankir yang percaya pada suksesi. Jika seseorang kekeuh untuk bertahan pada posisinya dalam jangka waktu yang terlalu lama, Pieter selalu menduga bahwa pertama ada permasalahan dengan organisasi atau lembaga tempat orang tersebut berkuasa. Jika tidak, kemungkinan yang kedua adalah sebab orang tersebut tak memiliki kapasitas yang memadai untuk pindah posisi.

Pieter memandang keputusan suksesinya di Bank Niaga adalah sebuah proses rotasi yang baik. Pieter tak pernah khawatir sebab ia yakin Bank Niaga secara kelembagaan akan selalu memunculkan kader-kader baru yang dapat diandalkan. Apalagi Bank Niaga sudah sejak lama dikenal memiliki sistem pendidikan yang bagus dan kuat bagi para karyawannya. Pendidikan tersebut diadakan dengan sungguh-sungguh untuk bisa menghasilkan kader pengganti para senior seperti Pieter yang memutuskan untuk gantung sepatu.

Nama program pendidikan Bank Niaga adalah Program Pendidikan Eksekutif atau PPE. Pieter sendiri dulu mendapat ilmu perbankan sebagai angkatan terakhir (angkatan ketiga) yang mengenyam pendidikan ala Citibank. Pendidikan tersebutlah yang kemudian dikembangkan dan melahirkan PPE.

Bank Niaga tak main-main dalam menyelenggarakan PPE. Dana yang dikeluarkan pun besar. Antara lain diambil dari 5-10% dari biaya personalia. Dana tersebut digunakan untuk menyelenggarakan beragam pelatihan yang jaminannya adalah para kader perbankan yang mumpuni. Dengan demikian, suksesi Pieter bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan, sebab Pieter percaya bahwa dengan sistem tersebut Bank Niaga akan tetap bertahan. Sistem tersebut bagi Pieter adalah manifestasi dari penjaminan mutu aset utama tiap perusahaan, yaitu orang-orangnya.

Tokoh Lainnya

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Menteri Kementerian Pertahanan
Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo

Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Joko Widodo

Joko Widodo

Presiden RI
Budi Karya Sumadi

Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan
Erick Thohir

Erick Thohir

Menteri Kementrian BUMN
Bambang Soesatyo

Bambang Soesatyo

Anggota Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar
Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono

Staff TNI Angkatan Darat
Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI
Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sandiaga Salahuddin Uno

Sandiaga Salahuddin Uno

Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif