Menuju konten utama
Omar al-Bashir

Omar al-Bashir

Presiden Sudan

Tempat & Tanggal Lahir

Hosh Bannaga, Sudan, 1 Januari 1944

Karir

  • Brigadir Angkatan Darat Sudan
  • Presiden Sudan

Detail Tokoh

Omar Hassan Ahmad al-Bashir lahir pada tanggal 1 Januari 1944, di Hosh Bannaga, Sudan. Ia adalah Presiden Sudan, dan juga ketua Partai Kongres Nasional. Ia mengawali karirnya pada tahun 1989 sebagai brigadir di Angkatan Darat Sudan.

 
Omar Hassan Ahmad al-Bashir memimpin sekelompok perwira untuk menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Sadiq al-Mahdi yang terpilih secara demokratis. Sejak kudeta tersebut,

Omar Hassan Ahmad al-Bashir terpilih sebagai Presiden Sudan.

 
Omar Hassan Ahmad al-Bashir menempuh pendidikan dasarnya di Hosh Bannaga. Setelah lulus, Ia pindah ke Khartoum dan menyelesaikan pendidikan menengahnya di sana.


Omar Hassan Ahmad al-Bashir menikah dengan sepupunya yang bernama Fatima Khalid. Ia menikah lagi dengan istri keduanya, yang bernama Widad Babiker Omer.

 
Pada tahun 1960, Omar Hassan Ahmad al-Bashir bergabung dengan Angkatan Darat Sudan. Ia pernah belajar di Akademi Militer Mesir, Kairo. Ia juga merupakan lulusan dari Akademi Militer Sudan di Khartoum. Ia lulus pada tahun 1996. Omar Hassan Ahmad al-Bashir pernah mengikuti perang Yom Kippur, melawan ISrael di tahun 1973.

 
Di tahun 1975, Omar Hassan Ahmad al-Bashir dikirim ke Uni Emirat Arab sebagai atase militer. Ia diangkat menjadi komandan pada tahun 1981.

 
Saat tanggal 30 Juni 1989, Omar Hassan Ahmad al-Bashir melakukan kudeta. Ia memperkenalkan hukum Islam untuk diterapkan dalam tingkat nasional. Ia bersekutu dengan Hassan al-Turabi, pemimpin Front Islam Nasional. Mereka melembagakan hukum syariah Islam di bagian utara Sudan.

 
Tanggal 16 Oktober 1993, Omar Hassan Ahmad al-Bashir mengangkat dirinya sendiri sebagai Presiden negara. Kemudian Ia membubarkan Dewan Komando Revolusioner dengan alasan untuk keselamatan nasional. Itu berarti kekuatan eksekutif dan legislatif berada di tangan Omar Hassan Ahmad al-Bashir.

 
Pada awal 1990-an, pemerintahan Omar Hassan Ahmad al-Bashir membuat mata uang baru yang disebut Dinar Sudan. Dinar Sudan ini menggantikan mata uang Pound Sudan yang telah kehilangan 90 persen nilainya selama revolusi. Rezim Omar Hassan Ahmad al-Bashir juga memiliki kebijakan luar negeri yang bertentangan dengan Amerika Serikat. Sudan didukung oleh Irak dalam invansi Kuwait.

 
Dari awal 1990-an, Carlos the Jackal, Osama bin Laden, Abu Nidal, yang oleh Amerika Serikat dan sekutu diberi label 'pemimpin teroris' pernah tinggal di Khartoum, Sudan. Islamis Sudan memiliki hubungan dengan jaringan teroris internasional.

 
Tetapi, di akhir tahun 1994, Omar Hassan Ahmad al-Bashir secara diam-diam bekerja sama dengan Perancis untuk mengatur penangkapan dan penahanan Carlos the Jackal di Sudan.

Omar Hassan Ahmad al-Bashir dan Komite, pada tahun 1998 memberlakukan konstitusi baru. Pada tanggal 12 Desember 1999, Ia mengirim pasukan dan tank ke istana parlemen, dan menggulingkan ketua parlemen, Hassan al-Turabi.

 
Pada pemilihan presiden yang digelar pada bulan tahun 2000, Omar Hassan Ahmad al-Bashir terpilih kembali sebagai presiden. Di tahun 2010, Sudan memberlakukan sistem multi partai. Di tahun itu pula Omar Hassan Ahmad al-Bashir terpilih lagi menjadi presiden.

Tokoh Lainnya

Sandiaga Salahuddin Uno

Sandiaga Salahuddin Uno

Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Budi Karya Sumadi

Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan
Bambang Soesatyo

Bambang Soesatyo

Anggota Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar
Erick Thohir

Erick Thohir

Menteri Kementrian BUMN
Joko Widodo

Joko Widodo

Presiden RI
Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo

Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI
Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono

Staff TNI Angkatan Darat
Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Menteri Kementerian Pertahanan