Menuju konten utama
Komarudin Hidayat

Komarudin Hidayat

Rektor UIN Jakarta (2006 - 2010)

Tempat & Tanggal Lahir

Magelang, 18 Mei 1953

Karir

  • Guru Besar Filsafat Agama, UIN Jakarta (2001)
  • Direktur Eksekutif Yayasan Paramadina (1996 - 2000)
  • Associate Trainer/Consultant HRD pada Vita Niaga Colsultant (1999)
  • Dosen Tetap Institut Bankir Indonesia (2000)
  • Dosen Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (2003)
  • Anggota Advisory Board Member of Common Ground Indonesia (2001)
  • Ketua Panitia Pengawas Pemilu Pusat (2003 - 2004)
  • Chairman Indonesia Procurement Watch (2002)
  • Direktur Eksekutif Direktur Eksekutif Pendidikan Madania (2001)
  • Dewan Pertimbangan Dewan Pertimbangan Pendidikan DKI Jakarta (2004)
  • Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta (2005)
  • Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan RI (2005)
  • Ketua Panitia Panitia Pengawas Pemilu (2004)
  • Rektor UIN Jakarta (2006 - 2010)

Pendidikan

  • Ponpes Pabelan, Magelang (1969)
  • Pesantren Islam Al Iman Muntilan (1971)
  • Sarjana Fakultas Ushuludin IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (1981)
  • Master and PhD Bidang Filsafat pada Middle East Technical University, Ankara, Turki (1995)
  • Post Doctorate Research Program di Harfort Seminary, Connecticut, AS, selama satu semester (1997)
  • International Visitor Program (IVP) ke AS (2002)

Detail Tokoh

Komarudin Hidayat memulai karirnya sebagai dosen dan kemudian Direktur Eksekutif Paramadina. Ia juga dipercaya menjadi Ketua Yayasan yang didirikan cendekiawan Rektor Universitas Paramadina Mulya, Jakarta 1998-2005.


Komarudin menguasai ilmu-ilmu agama, ia sering mengisi diskusi, ceramah, dan acara talkshow baik di televisi maupun radio. Sejak Januari 2005, Komar resmi diangkat sebagai Direktur Program Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


Komaruddin terpilih dalam rapat Senat Universitas yang dipimpin Azyumardi, di Auditorium Utama, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Selasa 17 Oktober 2006. Komaruddin menang mutlak dengan meraih sebanyak 61 suara dari 80 suara anggota senat. Dia mengungguli dua calon lainnya, yaitu Prof. Dr. Masykuri Abdillah yang memperoleh 16 suara dan Prof. Dr. Suwito mendapat 2 suara. Satu suara lainnya tidak sah.


Komar lahir di Magelang Jawa Tengah pada 18 Oktober 1953 di lingkungan keluarga yang taat beragama. Ia lulus pesantren Pabelan, Magelang pada 1969. Kemudian melanjutkan ke Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan lulus sarjana S1 pada 1981. Cendekiawan Prof. Dr. M. Dawam Rahardjo pernah menilai Komaruddin Hidayat sebagai cendekiawan yang unik, lantaran penguasaannya pada bidang kajian Bahasa Agama, suatu bidang yang jarang digeluti orang lain.


Keahlian Komarudin di bidang bahasa agama ini dapat dilihat dalam sebuah buku berjudul Memahami Bahasa Agama: Sebuah Kajian Hermeneutik, diterbitkan oleh Paramadina pada 1996.


Komar merupakan kolumnis di beberapa media massa seperti Harian Kompas dan Seputar Indonesia serta Republika. Selaku akademisi, Komar menjadi dosen pada Fakultas Pasca Sarjana IAIN Jakarta (sejak 1990), dosen pada Fakultas Pasca Sarjana Universitas Indonesia (sejak 1992), dosen Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara (sejak 1993). Tentang kepiawaannya dalam menulis, Komar mengaku karena memang sejak remaja (di pesantren) sudah membiasakan diri berlatih menulis. Bekal keterampilan menulis itu ia asah terus hingga kuliah. Ketika menjadi mahasiswa sampai lulus S1, ia pernah menjadi wartawan majalah Panji Masyarakat selama 4 tahun sejak 1978-1982.


Pandangan-pandangan kesufian Komar sudah banyak dikenal, lantaran ia termasuk rajin berceramah tasawuf di berbagai forum. Kekuatan ceramah tasawuf pria penggemar olah raga tenis ini terletak pada metafor-metafor yang dinukil dari kisah-kisah sufi klasik kemudian direfleksikan ke dalam kehidupan aktual saat ini. Inilah yang menyebabkan ceramahnya begitu hidup dan memikat siapa saja yang mendengarkannya.
Komar juga dekat dengan kajian-kajian mistisisme Islam. Sudah menjadi tradisi di lingkungan akademik IAIN untuk mengkaji bidang-bidang ilmu tradisional Islam secara komprehensif. Bekal disiplin ilmu itulah kelak yang mengantarkan Komar menjadi analis yang tajam dalam bidang sosial keagamaan, juga penutur tasawuf yang cukup memukau. Corak tasawuf Komar, adalah tasawuf yang digandengkan dengan gagasan transformasi sosial sebagaimana juga menjadi concern dari cendekiawan seperti Moeslim Abdurrahman dan Kuntowijoyo.


Pada Desember 2001, suami dari Atit Choeriyah ini dikukuhkan sebagai guru besar filsafat agama oleh almamaternya Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulah Jakarta. Pidato pengukuhannya diberi judul "Ketika Agama Menyejarah".


Selain sebagai dosen, ia juga sebagai Dewan Redaksi majalah Ulumul Qur`an (sejak 1991), Dewan Redaksi jurnal Studia Islamika (sejak 1994), Dewan Editor dalam penulisan Encylopedia of Islamic World, dan Direktur pada Pusat Kajian Pengembangan Islam Kontemporer, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (sejak 1995). Komar merupakan salah satu peneliti tetap Yayasan Wakaf Paramadina, Jakarta sejak tahun 1990.


Pada Pemilihan Umum 2004, Komar menjadi Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Pusat. Salah satu motivasinya bertugas di Panwaslu adalah berusaha untuk mengakhiri jargon "masa transisi" seperti banyak dipergunjingkan dalam kehidupan politik di Indonesia. Pasalnya ada stereotip bahwa pelanggaran dalam proses pemilu adalah ciri khas bangsa di masa transisi. Oleh karena itu Komar menghendaki Pemilu 2004 harus berhasil, dalam artiian ditargetkan bahwa wakil rakyat dan pemimpin yang terpilih kelak sesuai dengan keinginan rakyat.

Tokoh Lainnya

Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo

Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Budi Karya Sumadi

Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan
Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI
Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Menteri Kementerian Pertahanan
Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono

Staff TNI Angkatan Darat
Bambang Soesatyo

Bambang Soesatyo

Anggota Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar
Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sandiaga Salahuddin Uno

Sandiaga Salahuddin Uno

Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Erick Thohir

Erick Thohir

Menteri Kementrian BUMN
Joko Widodo

Joko Widodo

Presiden RI