Menuju konten utama
Jusman Syafii Djamal

Jusman Syafii Djamal

Menteri Kementerian Perhubungan RI (2007 - 2009)

Tempat & Tanggal Lahir

Langsa, Aceh, Indonesia, 28 Juli 1954

Karir

  • Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Bandung (2000 - 2002)
  • Aerodynamicist Engineer Swasta
  • Perancang Pesawat Terbang (Aircraft Development) Swasta
  • Manajemen Inovasi dan Pengembangan Produk Swasta
  • Human Resources Management Swasta
  • Corporate Restructuring Swasta
  • Menteri Kementerian Perhubungan RI (2007 - 2009)

Pendidikan

  • Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Medan (1972)
  • S-1 Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB) (1973)

Detail Tokoh

Jusman Syafii Djamal lahir di Kota Langsa, Aceh, 28 Juli 1954. Ia adalah Komisaris Utama Telkom Indonesia dan Komisaris Utama Garuda Indonesia sejak tanggal 12 Desember 2014. Dia sebelumnya menjabat sebagai Menteri Perhubungan Indonesia sejak 2007 hingga 22 Oktober 2009. Ibunya berasal dari perantau Jawa yang lahir dari generasi kedua pekerja perkebunan karet yang telah menetap di Aceh. Jusman menikah dengan Arita, putri pertama dari Prof. Matthias Aroef (Guru Besar Teknik Industri ITB) dan dikaruniai dua orang putri dan satu orang putra.

Pendidikan tingkat sekolah dasar dan SMP dilaluinya di Kota Langsa, selanjutnya ia meneruskan ke SMA Negeri 1 Medan dan lulus tahun 1972. Pada tahun 1973, ia masuk ITB jurusan Teknik Mesin pada subjurusan Teknik Penerbangan/Aeronautika. Selama hampir empat tahun dari 1977-1981 masa studinya tertunda karena harus memfokuskan diri sebagai salah seorang pemimpin aktivis mahasiswa ITB yang saat itu dianggap sebagai pengeritik utama kebijakan ekonomi dan kepimpinan Orde Baru yang otoriter. Kritik mahasiswa ini dibukukan dalam sebuah tulisan berjudul Buku Putih Perjuangan Mahasiswa tahun 1978 yang dikeluarkan oleh Dewan Mahasiswa (DM) ITB pada tanggal 14 Januari 1978.

Selama menjadi mahasiswa teknik penerbangan ITB, ia memiliki pengalaman sebagai junior flight test engineer dari pesawat LT200. Pesawat ini berukuran kecil berkapasitas 4 penumpang yang merupakan hasil karya PT Nurtanio generasi pertama, dengan Test Pilot Kolonel Sukandar dan Mayor Tamawi di bawah komando Kolonel Sumarlan dari TNI AU.

Setelah lulus dalam bidang Teknik Mesin subjurusan Teknik Penerbangan ITB tahun 1982, Jusman langsung diajak oleh Prof. Oetarjo Diran, pembimbing tugas akhir sarjananya yang ketika itu menjadi Wakil Direktur Teknologi PT Nurtanio untuk bekerja di IPTN (kini PT. Dirgantara Indonesia). Ajakan ini sebelumnya telah  disetujui oleh Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie yang ketika itu menjadi Direktur Utama. Jusman lalu ditugaskan menjadi junior aerodynamist bidang komputasional. Yang dikerjakannya adalah menghitung distribusi gaya aerodinamika pesawat CN-235 dalam berbagai posisi terbang, di Getafe Madrid Spanyol.

Jusman kemudian bekerja dalam program uji terowongan angin di NLR Noordoostfolder Belanda. Dan perancangan awal Pesawat Terbang generasi baru PropFan di MBB Hamburg Jerman bersama Dr. Klug. Ia lalu menjadi anggota configuraton development tim feasibility study pesawat Advanced Technology Regional Aircraft, kerja sama IPTN-Fokker-Boeing untuk mengkaji kemungkinan pengembangan pesawat jet generasi baru pengganti DC-9 dan Fokker F28. Pengalaman penugasan dari computational aerodynamics, windtunnel testing dan flight testing selama tujuh tahun yang membuat ia mengikuti semua jenjang keahlian dalam satu siklus yang utuh untuk diangkat sebagai Professional Aerodynamicist.

Kemudian pada tahun 1989-1995 Jusman diangkat oleh Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie menjadi Chief Project Engineer Pesawat N-250 advanced turboprop, berteknologi fly by wire untuk menampung 50-70 penumpang. Pesawat ini merupakan karya putra-putri Indonesia dengan Chief Designer B. J. Habibie, yang melaksanakan penerbangan perdananya pada tanggal 10 Agustus 1995 sebagai persembahan 50 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Pesawat N-250 ini telah pernah terbang hingga ke Paris Airshow, dan memiliki akumulasi jam terbang 800 jam, sebelum program pengembangan pesawat N-250 dihentikan oleh Letter of Intent IMF pada masa krisis ekonomi Asia tahun 1997.

Pada tahun 1996 ia pernah mendapatkan assignment untuk membuat program simulasi komputer dengan model numerik "matriks koefisien pengaruh" yang sering digunakan dalam perhitungan aerodinamika dan aeroelastik untuk diterapkan dalam menyusun interaksi dan inter-relasi dari pengaruh fluktuasi suku bunga, inflasi dan berbagai parameter ekonomi lainnya terhadap pertumbuhan ekonomi. Suatu model pendekatan yang dikembangkan oleh Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie yang kemudian dikenal dengan istilah "teori zig zag" suku bunga, olehnya.

Ia pernah mendapat tugas sebagai salah satu anggota tim advanced penjajakan kemampuan teknologi pesawat tempur MIG29 dan Sukhoi Su-27 Rusia pada tahun 1997. Pernah juga mendapat tugas untuk memimpin tim perancangan mobil Maleo di Australia dan penjajakan kemungkinan pembangunan fasilitas perakitan akhir pesawat N-250 di Mobile, Alabama Amerika Serikat. Bermacam-macam penugasan yang ia kerjakan melahirkan berbagai pengalamannya di dalam rancang bangun pesawat terbang.

Dedikasinya pada teknik penerbangan mendapat apresiasi tinggi dari negara. Pada 17 Agustus 1995, Jusman dianugerahi Bintang Jasa Nararya oleh Presiden Soeharto. Setelah 13 tahun menjadi insinyur dengan spesialisasi aerodinamika dan perancangan pesawat terbang, tahun 1996-1998 ia diangkat sebagai Kepala Divisi Aircraft Technology. Tahun 1996-1998, Jusman dipercaya menjadi Direktur Sistem Senjata Sistem Hankam & Helikopter (HDS3). Kemudian diminta oleh Ir. Hari Laksono, Direktur Utama IPTN untuk menjadi Direktur Sumber Daya Manusia selama setahun lima bulan, bersamaan dengan pemberian tugas oleh Menteri Negara BUMN saat itu, Tanri Abeng, untuk menjadi Ketua Tim Implementasi Restrukturisasi PT IPTN, yang melakukan proses right sizing (penurunan jumlah karyawan dari 1600 menjadi 9000), Reorientasi Bisnis (dari technology push oriented menjadi market driven company), dan Restrukturisasi Organisasi untuk landasan proses turn-around IPTN.

Pada September 2000, Jusman diangkat oleh Presiden Abdurrahman Wahid menjadi Direktur Utama Dirgantara Indonesia hingga 2002. Ia pensiun dini dari PT Dirgantara Indonesia pada tahun 2003.Tahun 2005 menjadi Chairman Matsushita Gobel Foundation. Yayasan nirlaba yang didirikan Konosuke Matsushita founding father Panasonic dan Thayeb Mohammad Gobel, founding father National Gobel.

Pada Januari 2007, ia diangkat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi salah satu Anggota Tim Nasional Evaluasi Keselamatan dan Keamanan Transportasi (TimNas EKKT) yang dipimpin oleh Marsekal (P) Chappy Hakim. Pengangkatan ini terjadi di tengah meningkatnya jumlah kecelakaan transportasi baik darat, kereta api, laut maupun udara.  Karir Jusman lalu semakin menanjak selepas itu. Mei 2007 hingga Oktober 2009 diberi amanah oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjadi Menteri Perhubungan Kabinet Indonesia Bersatu Pertama, menggantikan Ir. Hatta Radjasa.

Pada 1 Januari 2011, ia diangkat oleh RUPS PT Telkom Indonesia Tbk, menjadi Komisaris Utama. Pada 20 Mei 2011, ia diangkat oleh Presiden Yudhoyono menjadi Anggota Komite Inovasi Nasional yang dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Muhammad Zuhal, M.Sc.EE.

Tokoh Lainnya

Agus Harimurti Yudhoyono

Agus Harimurti Yudhoyono

Staff TNI Angkatan Darat
Bambang Soesatyo

Bambang Soesatyo

Anggota Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar
Zulkifli Hasan

Zulkifli Hasan

Ketua MPR RI
Joko Widodo

Joko Widodo

Presiden RI
Budi Karya Sumadi

Budi Karya Sumadi

Menteri Perhubungan
Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo

Gubernur Provinsi Jawa Tengah
Hidayat Nur Wahid

Hidayat Nur Wahid

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat
Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Prabowo Subianto Djojohadikusumo

Menteri Kementerian Pertahanan
Sandiaga Salahuddin Uno

Sandiaga Salahuddin Uno

Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Erick Thohir

Erick Thohir

Menteri Kementrian BUMN