Menuju konten utama

Luhut Klaim Pemodelan yang Diyakininya Corona Tak Kuat di Cuaca RI

“Dari hasil modelling, cuaca Indonesia yang panas dan humidty tinggi maka untuk COVID-19 itu enggak kuat,” ucap Luhut, Kamis (2/4/2020).

Luhut Klaim Pemodelan yang Diyakininya Corona Tak Kuat di Cuaca RI
Petugas medis penanganan COVID-19 mengenakan baju Alat Pelindung Diri (APD) ketika berada di ruang isolasi Rumah Sakit rujukan khusus pasien COVID-19 Martha Friska di Medan, Sumatera Utara, Kamis (2/4/2020). ANTARA FOTO/Septianda Perdana/aww.

tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengklaim kondisi cuaca Indonesia akan cukup ampuh menekuk virus Corona atau Covid-19. Luhut bilang informasi itu ia dapatkan dari hasil pemodelan yang mendukung pernyataannya ini.

“Dari hasil modelling, cuaca Indonesia yang panas dan humidty tinggi maka untuk COVID-19 itu enggak kuat,” ucap Luhut dalam siaran live sekretariat kabinet, Kamis (2/4/2020).

Informasi yang disebutkan Luhut seolah menjadi kabar baik di tengah situasi pandemi Corona yang terus memakan korban. Luhut bilang meski ada hasil pemodelan itu, ia meminta masyarakat tetap berhati-hati dan mengikuti imbauan pemerintah dalam menjaga jarak.

“Namun kalau jaga jarak tak dilakukan ya tidak berarti. Makanya sekarang bergantung kita,” ucap Luhut.

Pernyataan ini menjadi penjelasan lanjutan Luhut usai menjelaskan alasan mengapa pemerintah memutuskan tidak menerapkan lockdown. Ia bilang lockdown tidak diterapkan supaya ekonomi tidak mati sama sekali.

Lantas ia mengusulkan hal ini kepada Presiden Joko Widodo. Luhut mengklaim Jokowi mampu mencerat situasi nasional dengan jernih, sehingga tidak memutuskan lockdown, karena hanya akan memukul masyarakat miskin atau mereka yang berada di kelas terbawah.

Kendati demikian, jumlah kasus Corona di Indonesia terus bertambah. Berdasar data pemerintah Indonesia hingga 2 April 2020 atau sebulan sejak kasus pertama diumumkan, jumlah kasus COVID-19 mencapai 1.790 dengan jumlah kasus sembuh 112 dan kasus meninggal 170.

Jauh sebelum Luhut membuat pernyataan ini, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump juga menyatakan hal yang sama. Pada 28 Februari 2020 lalu Trump yakin virus ini akan berhenti penyebarannya karena cuaca panas.

Namun melansir South China Morning Post (SCMP), cuaca yang menghangat atau panas bukan jaminan Corona akan hilang. Cuaca yang hangat lebih menyebabkan gejala seperti flu dan demam tak terlalu terlihat seiring pergantian cuaca menjadi lebih dingin. Namun belum cukup bukti bilamana penyebarannya benar bisa dihambat oleh cuaca.

Pakar penyakit infeksi WHO Maria Van Kerkhove menyebutkan, “Kita tidak punya alasan untuk mempercayai virus ini bakal berperilaku berbeda di temperature yang berbeda.” Hal ini menurut SCMP terlihat dari terinfeksinya artis bernama Tom Hanks di Australia.

Baca juga artikel terkait KASUS CORONA DI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali