Menuju konten utama

LSI Denny JA: PPP, PAN Hingga PSI Terancam Tak Lolos ke Parlemen

Dari hasil survei LSI Denny JA, sebanyak 9 partai terancam tak lolos ke parlemen, termasuk PSI, Perindo, PPP serta PAN.

LSI Denny JA: PPP, PAN Hingga PSI Terancam Tak Lolos ke Parlemen
Hasil rilis survei Denny JA bertajuk 'Pergeseran Dukungan Partai Politik di 6 Kantong Suara', Jakarta, Rabu (20/2/2019). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Lembaga Lingkaran Survei (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbarunya yang menyertakan data dari 18-25 Januari 2019. Berdasarkan hasil tersebut, hanya ada 7 partai yang memenuhi ambang batas parlemen sebesar 4 persen.

Dari hasil survei LSI Denny JA, sebanyak 9 partai bisa tak lolos ke parlemen. Bukan hanya partai baru seperti PSI dan Perindo, partai berbasis agama Islam PPP dan PAN pun terancam tak lolos.

Peneliti Denny JA Rully Akbar menegaskan hal ini terjadi karena tidak semua menerima manfaat efek ekor jas dari Pilpres 2019 yang bersamaan dengan Pileg serentak 2019. Terbukti hanya PDIP dan Gerindra yang kokoh di puncak elektabilitas, sedangkan partai pengusung Jokowi dan Prabowo lainnya keok.

Jokowi sebagai capres 01 adalah kader PDIP, sedang Prabowo memegang peranan sebagai Ketua Umum Partai Gerindra.

"Partai pendukung yang lain tidak punya efek ekor jas," kata Rully di kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (20/2/2019).

Pada survei sebelum Pileg 2014, prediksi yang dilakukan oleh LSI Denny JA sebagian besar tepat. Setidaknya selisih survei dengan hasil pemungutan suara tidak sampai 2 persen. Saat itu LSI Denny JA juga menilai PBB dan PKPI tak akan lolos parlemen.

Hal menarik lainnya, partai yang cenderung punya kesempatan lebih besar masuk ke parlemen dalam dua bulan terakhir sebelum Pemilu 2019 ini adalah Perindo.

Rully menegaskan, Perindo mempunyai dukungan finansial dan media yang kuat. Hal ini menjadikan dia punya bekal cukup untuk meraih dukungan hingga ke daerah-daerah.

"Perindo punya kekuatan finansial dan media. Ini yang bisa membesarkan Perindo secara tidak langsung," tegas Rully lagi.

Sedangkan PSI yang fokus pada generasi milenial dan mengusung slogan partainya anak muda nampaknya harus bersabar lima tahun lagi. Rully menilai itu adalah risiko yang diambil PSI karena memilih pangsa pasar yang juga beririsan dengan PDIP.

"Ketika ada PDIP dan PSI tentu pilihannya akan jatuh pada partai yang lebih besar," ucap Rully lagi.

Di pangsa pemilih milenial, PDIP meraih 20,1 persen suara dan PSI hanya 0,7 persen. Padahal jumlah suara nasional pemilih milenial hanya 11 persen saja.

Berikut ini hasil survei LSI Denny JA mengenai elektabilitas 10 besar partai-partai peserta Pemilu 2019 berdasar enam kategori pemilih:

Pemilih Muslim

PDIP: 18,4 persen

Gerindra: 16,6 persen

Golkar: 11 persen

PKB: 9,3 persen

Demokrat: 5,9 persen

Nasdem: 4,7 persen

PKS: 4,6 persen

PPP: 4,1 persen

Perindo: 3,4 persen

PAN: 1,6 persen

Pemilih non Muslim (Minoritas)

PDIP: 54,7 persen

Golkar: 13,5 persen

Nasdem: 3,5 persen

Gerindra: 2,9 persen

Demokrat: 2,4 persen

Perindo: 1,2 persen

PAN: 1,2 persen

Hanura: 1,2 persen

PKB: 1,2 persen

Berkarya: 0,5 persen

Pemilih Milenial (Usia di bawah 40 tahun)

PDIP: 20,1 persen

Gerindra: 16,2 persen

Golkar: 9,7 persen

Demokrat: 7,2 persen

PKB: 7,1 persen

Perindo: 5,2 persen

Nasdem: 4,8 persen

PKS: 4,6 persen

PPP: 3,5 persen

PAN: 1,7 persen

Pemilih Wong Cilik

PDIP: 22,8 persen

Gerindra: 12,9 persen

Golkar: 11,6 persen

PKB: 11,3 persen

Nasdem: 4,3 persen

Demokrat: 4 persen

PPP: 3,6 persen

Perindo: 2,6 persen

PKS: 1,8 persen

PAN: 1,5 persen

Pemilih Emak-emak (Perempuan)

PDIP: 22 persen

Golkar 13,3 persen

Gerindra: 12,3 persen

PKB: 9,2 persen

Demokrat: 6,5 persen

PKS: 4 persen

PPP: 3,8 persen

Nasdem: 3,5 persen

Perindo: 2,6 persen

PAN: 1,3 persen

Pemilih Terpelajar

Gerindra: 23,9 persen

PDIP: 15,9 persen

Demokrat: 8 persen

PKS: 7,2 persen

Nasdem: 5,8 persen

Golkar: 5,1 persen

PKB: 3,6 persen

Perindo: 2,8 persen

PPP: 2,2 persen

PSI: 2,2 persen

PAN: 1,4 persen

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Felix Nathaniel

tirto.id - Politik
Reporter: Felix Nathaniel
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri