Menuju konten utama

LRT Dikritik JK, Dirut PT Adhi Karya: Itu Pendapatnya Wapres

Dirut PT Adhi Karya merasa tidak enak menanggapi kitik Wapres Jusuf Kalla.

LRT Dikritik JK, Dirut PT Adhi Karya: Itu Pendapatnya Wapres
Sejumlah pekerja menyelesaikan pemasangan rel kereta ringan atau "Light Rail Transit" (LRT) rute Cibubur-Cawang di Jakarta, Jumat (28/9/2018). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc/18.

tirto.id - Direktur Utama PT Adhi Karya, Budi Harto mengatakan kritik Wapres Jusuf Kalla (JK) tentang pembangunan proyek Light Rapid Transit (LRT) Jabodetabek oleh perusahaan plat merah yang ia pimpim adalah hak berpendapat seorang Wapres.

"Enggak enak saya. Itu kan pendapatnya Pak Wapres," ucap Budi ketika dihubungi Reporter Tirto, Sabtu (12/1/2019).

Menurut Budi kritik JK itu merupakan bahan evaluasi bagi perusahaannya. Terutama di proyek-proyek yang masih akan dikerjakan ke depannya.

Sementara itu ketika ditanya pendapatnya mengenai alasan membangun LRT secara elevated dan pilihan lokasi berdekatan dengan tol elevated Jakarta Cikampek (Japek), Budi mengatakan bahwa itu dilakukan karena tidak banyak pilihan,

"Kalau enggak di samping tol mau di tanah siapa? Terus kalau gak elevated terus gimana [membangunnya]," kata dia.

Kritik proyek LRT Jabodetabek disampaikan JK saat menghadiri pembukaan rapat Koordinasi Pimpinan Nasional Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO) di Istana Wakil Presiden,

Dalam pertemuan itu, JK menyoroti pembangunan LRT Jabodetabek yang seharusnya dilakukan dengan rel reguler atau di atas permukaan tanah.

Di samping itu, JK juga mempermasalahan pembangunan LRT yang berada di lokasi yang sudah ada infrastruktur Perhubungan lain dalam hal ini tol elevated Japek.

Atas dasar itu, JK menganggap hal itu menyebabkan biaya membengkak menjadi Rp500 miliar per kilometer. Ia menilai hal itu dapat menyebabkan pengembalian modal menjadi sulit.

Baca juga artikel terkait PROYEK LRT atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Irwan Syambudi