Menuju konten utama

Lonjakan Kasus Covid India & Kisah Ratusan WNA India ke Indonesia

Terjadi eksodus warga negara India ke Indonesia menyusul lonjakan kasus Covid di India. 

Lonjakan Kasus Covid India & Kisah Ratusan WNA India ke Indonesia
Kerabat memakai alat pelindung diri (APD) saat menghadiri pemakaman seorang pria, yang meninggal akibat terinfeksi virus corona (COVID-19), di sebuah krematorium di New Delhi, India, Rabu (21/4/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi/WSJ/djo

tirto.id - Keyword "Covid India" menjadi Google Trends pada hari ini, Jumat, 23 April 2021. Penyebabnya adalah: ratusan Warga Negara Asing (WNA) asal India melakukan eksodus (penduduk yang meninggalkan tempat asal secara besar-besaran) menyusul adanya lonjakan kasus Covid di India.

Sebagaimana diwartakan Antara, Jumat (23/4), ada sekitar 127 warga India yang datang ke Indonesia menggunakan pesawat carter. Mereka juga melengkapi diri dengan Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas).

Kepala Sub Direktorat Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Benget mengatakan, ratusan warga India itu datang melalui Bandara Soekarno-Hatta naik pesawat carter dari India pada tanggal 21 April 2021 pukul 19.30 dengan pesawat carter QZ9BB ex MMA.

Benget mengatakan, ratusan warga negara India itu diperbolehkan masuk ke Indonesia karena memiliki Kitas yang diberikan oleh otoritas kepada WNA yang akan tinggal di Indonesia selama beberapa bulan.

"Jumlah WNA India 127 orang. Ya boleh masuk karena ada Kitas," katanya.

Kendati demikian, Kemenkes RI sudah melakukan langkah antisipasi dan mereka diwajibkan untuk melakukan karantina selama 5x24 jam. Menurut Benget, petugas kesehatan juga sudah melakukan swab sebanyak dua kali kepada mereka, terutama saat tiba di hotel dan ketika hari kelima proses karantina.

"Di hotel tidak diperkenankan keluar dari kamar dan jika ada hasil pemeriksaan swab positif, maka akan dilakukan isolasi di faskes sampai sembuh. Untuk hasil PCR yang CT valuenya kurang dari 30 akan dilakukan surveilans genom squensing di litbangkes untuk melihat varian baru," katanya.

Menanggapi soal eksodus ratusan WNA India ke Indonesia, Ketua Satgas Udara Penanganan COVID-19 Kolonel Pas M.A Silaban (TNI AU) mengatakan, pihaknya akan melakukan pengawasan secara ketat terhadap penumpang pesawat dari India.

Menurut dia, pihak-pihak terkait akan berkoordinasi penuh di bawah Satgas Udara Penanganan COVID-19 dalam melakukan pengawasan terhadap penumpang pesawat rute internasional yang mendarat di Bandara Soekarno-Hatta.

“Prosedur ketat sudah diberlakukan terhadap penumpang pesawat rute internasional yang tiba dari negara lain termasuk dari India. Tidak seluruh penumpang dari luar negeri dapat masuk ke Indonesia," jelas dia dalam keterangan resmi, Jumat (23/4/2021).

Corona India

Kremasi masal korban tewas akibat terinfeksi virus corona (COVID-19), terlihat di sebuah lapangan krematorium di New Delhi, India, Kamis (22/4/2021). Gambar diambil menggunakan drone. ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui/FOC/djo

Lonjakan Kasus Covid-19 di India

Guru Besar Paru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, saat ini India sedang dilanda gelombang kedua lonjakan kasus corona.

Pada tanggal 22 April 2021 kemarin, kata dia, India mencatat jumlah kasus harian COVID-19 tertinggi selama ini, yaitu lebih dari 314 ribu orang.

"Saya menghubungi teman-teman saya di New Delhi dan ada belasan orang yang sakit COVID-19, baik orang Indonesia maupun orang India dan juga warga negara lain," katanya.

Antara juga melaporkan, pada Kamis (22/4), negara India mencatat rekor 314.835 kasus baru COVID-19 dalam sehari. Hal ini menyebabkan negara itu masuk dalam kategori lonjakan harian tertinggi di dunia. Ini adalah kedua kalinya India dihantam gelombang kedua virus corona.

Bahkan, rumah sakit di India utara dan barat, termasuk ibu kota New Delhi, mengeluarkan peringatan kalau mereka hanya memiliki oksigen medis yang hanya bisa dipakai beberapa jam saja, terutama untuk menjaga pasien Covid tetap bertahan.

Berdasarkan data yang dirilis pemerintah New Delhi, lebih dari dua pertiga rumah sakit di sana tidak punya lagi tempat tidur kosong. Oleh karena itu, dokter pun meminta pasien tetap berada di rumah saja.

"COVID-19 menjadi krisis kesehatan di India yang menyebabkan sistem kesehatan ambruk," tulis Krutika Kuppalli, asisten profesor di Divisi Penyakit Menular, Medical University of South Carolina (MUSC) Amerika Serikat di Twitter.

Sebelumnya, lonjakan kasus Covid ini dipegang oleh Amerika Serikat dengan 297.430 kasus sehari pada Januari. Namun, sejak saat itu jumlahnya menurun tajam.

Saat ini, kasus Covid di India sudah mencapai 15,93 juta. Total angka kematiannya mencapai 184.657 kasus, termasuk 2.104 kematian baru, demikian menurut data kementerian.

Berdasarkan tayangan televisi, orang-orang di negara bagian terpadat Uttar Pradesh mengantre di fasilitas pengisian ulang tabung oksigen kosong, karena ingin menyelamatkan kerabat mereka yang dirawat di rumah sakit.

"Kami tidak pernah membayangkan gelombang kedua akan menghantam kami dengan keras," tulis Kiran Mazumdar Shaw, pimpinan eksekutif perusahaan layanan kesehatan India Biocon & Biocon Biologics, di Economic Times.

"Kecerobohan menyebabkan krisis medis, pasokan obat dan tempat tidur rumah sakit yang tak terduga," lanjut dia.

Baca juga artikel terkait COVID-19 DI INDIA atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Iswara N Raditya