Menuju konten utama

Lonjakan Kasus COVID-19 di Bangkalan Didominasi Klaster Keluarga

Banyaknya klaster keluarga menyebabkan dua sampai tiga anggota keluarga meninggal dunia karena COVID-19 di Bangkalan.

Lonjakan Kasus COVID-19 di Bangkalan Didominasi Klaster Keluarga
Warga antre tes Antigen saat turun kapal feri dari Sumenep di Pelabuhan Jangkar, Situbondo, Jawa Timur, Senin (7/6/2021). ANTARA FOTO/Seno/rwa.

tirto.id - Lonjakan kasus positif COVID-19 di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur sejalan dengan tingginya tingkat kematian. Banyaknya klaster keluarga menyebabkan dua sampai tiga anggota keluarga meninggal dunia karena COVID-19.

“Di Bangkalan banyak klaster keluarga. Ini yang banyak terjadi sehingga dalam keluarga itu ada yang meninggal 2-3 orang ini banyak terjadi kasus-kasus yang ada di Bangkalan,” kata Direktur RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan, Nunuk Kristiani dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Lawan Covid19 ID, Kamis (10/6/2021).

Banyaknya kasus COVID-19 diikuti dengan meningkatnya kematian ini, kata Nunuk terjadi sejak dua pekan setelah Hari Raya Idulfitri. RSUD yang semula hanya ditempati 2-3 pasien COVID-19 dengan 35 tempat tidur (TT) khusus COVID-19 perlahan mulai melonjak hingga akhirnya harus meningkatkan kapasitas TT.

Puncaknya pada akhir pekan lalu meski sudah menambah kapasitas tempat tidur hingga total menjadi 90, namun itu tetap tak cukup. Pasien membludak kata Nunuk.

“Rata-rata pasien yang datang ke rumah sakit kami ini dengan kondisi yang cukup buruk. Terjadi penurunan kesadaran, sesak berat. Sedikit sekali yang ringan, jadi pasien-pasien yang datang ke RS kami rata-rata kondisi sudah agak terlambat. Ini juga membuat kami panik karena IGD kami penuh kemudian ruang rawat inap yang kami sediakan juga penuh,” kata Nunuk.

IGD sempat ditutup akibat lonjakan yang terjadi hingga akhirnya mendapatkan perhatian khusus dan mendapat bantuan dari Provinsi Jawa tengah dan Kementrian Kesehatan. Akhirnya mereka buka kembali dan mendapat kapasitas tempat tidur menjadi total 150.

“Kondisi saat ini TT kami 150 dan saat ini sudah terisi dengan pasien sekitar 105 jadi 70 persen sudah terisi,” kata Nunuk.

Berdasarkan data yang dicatat oleh pemerintah angka kematian akibat COVID-19 melonjak awal Juni 2021. Sehari setelah Idulfitri 14 hingga 31 Mei 2021 penambahan kasus meninggal hanya 8 orang yakni dari semua 169 menjadi 177 orang meninggal. Bahkan dalam rentang waktu tersebut sempat tujuh hari berturut-turut tanpa ada penambahan kasus meninggal.

Namun situasinya memburuk pada awal Juni, terjadi penambahan 30 kasus meninggal dalam rentang tanggal 1 hingga 11 Juni 2021, jika dirata-rata maka hampir setiap hari ada 3 orang yang meninggal. Sebagai gambaran dalam sepekan terakhir mulai tanggal 5 Juni sempat tidak ada penambahan kasus meninggal, berikutnya 6 Juni bertambah 2; 7 Juni bertambah 4; 8 Juni bertambah 4; 9 Juni bertambah 4; 10 Juni bertambah 8; dan 11 Juni bertambah 7 kasus meninggal.

Baca juga artikel terkait KASUS CORONA DI BANGKALAN atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Bayu Septianto