Menuju konten utama

Lonjakan COVID Diprediksi Maret 2022, Berikut Cara Cegah Kasus Naik

Satgas COVID-19 menjelaskan upaya pemerintah mencegah potensi lonjakan kasus positif Corona.

Lonjakan COVID Diprediksi Maret 2022, Berikut Cara Cegah Kasus Naik
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (2/11/2021).. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc.

tirto.id - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Sonny Harry mengatakan Indonesia perlu mewaspadai potensi lonjakan kasus positif COVID-19.

"Perkiraan terburuk, kasus akan naik sekitar 430 persen sampai 1 Maret 2022 kalau kita tidak melakukan upaya ketat, memperlemah penerapan protokol kesehatan, vaksinasi tidak mencapai target, dan testing serta tracing menurun," kata Sonny dalam webinar "Jangan Halu, Pandemi Belum Berlalu" yang dipantau di Jakarta, Senin (22/11/2021).

Pemerintah mempelajari bahwa kasus positif COVID-19 dapat melonjak setelah libur panjang, baik pada momen Idul Fitri maupun Natal dan Tahun Baru, karena mobilitas masyarakat meningkat tidak hanya antarkota di dalam negeri.

"Ada juga mobilitas masyarakat balik dari negara lain, ini yang kita harus waspadai sehingga kita harus terus memperketat upaya melakukan screening bagi orang yang masuk untuk mencegah masuknya varian COVID-19 baru di Indonesia," katanya.

Dalam 13 minggu setelah Natal dan Tahun Baru 2020, kasus positif COVID-19 meningkat hingga 398 persen. Begitu pula saat varian Delta mulai menyebar di Indonesia setelah Idul Fitri 2021, kasus positif COVID-19 meningkat hingga 900 persen dalam 8 minggu.

Namun demikian, dalam 2,5 bulan terakhir kasus positif harian berhasil diturunkan dari sekitar 56 ribu menjadi 314 kasus. Sementara itu, kasus aktif dapat diturunkan dari puncaknya 547 ribu menjadi 8 ribu.

"Kenapa kita bisa seperti itu, salah satunya kita belajar dari negara lain. Apa yang menyebabkan kasus kita bisa menurun, pertama, penerapan PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) secara disiplin dan konsisten," katanya.

Setelah PPKM dilonggarkan karena kasus mulai menurun, penerapan protokol kesehatan (prokes) justru terus diperketat, yang dapat dipantau melalui aplikasi PeduliLindungi. Testing dan tracing, serta vaksinasi COVID-19 juga digencarkan sehingga kasus positif bisa terjaga.

Sonny menambahkan lonjakan kasus positif COVID-19 perlu diwaspadai karena negara-negara lain mulai mengalaminya, contohnya Swiss dan Jerman. Kasus harian positif COVID-19 di Swiss mencapai 6 ribu sementara di Jerman bisa mencapai 56 ribu.

"Dan kita tahu ada sub varian Delta yang sekarang sudah ada di Singapura dan Malaysia. Dan akan berisiko kalau kita tidak mengendalikan penularan COVID-19," kata Sonny.

Upaya pemerintah menjaga agar kasus positif COVID-19 tidak melonjak terutama setelah Natal dan Tahun Baru yakni:

1. memperketat screening bagi masyarakat dari luar negeri yang hendak masuk,

2. menghapus cuti bersama Natal, membatasi pergerakan masyarakat,

3. memperketat penerapan protokol kesehatan yang dipantau melalui aplikasi PeduliLindungi,

4. mengawasi penerapan kebijakan sampai ke tingkat administratif terendah

5. vaksinasi COVID-19 khususnya untuk orang lanjut usia juga terus digencarkan.

Banner BNPB Info Lengkap Seputar Covid19

Banner BNPB. tirto.id/Fuad

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Maya Saputri
Editor: Iswara N Raditya