Menuju konten utama

Longsor di Ponorogo Diawali Gemuruh Seperti Suara Pesawat

Ratusan warga terpaksa mengungsi akibat bencana longsor yang menimbun ladang dan rumah di dua dusun Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo Jawa Timur. Longsor pada Sabtu pagi itu juga diperkirakan masih menimbun 27 korban.

Longsor di Ponorogo Diawali Gemuruh Seperti Suara Pesawat
(Ilustrasi) Warga menyeberangi material longsor yang menutupi ruas jalan nasional Trenggalek-Ponorogo Km-16 di Tugu, Trenggalek, Jawa Timur, Senin (21/11/2016). Longsor yang terjadi akibat guyuran hujan deras sejak Minggu (20/11/2016) menyebabkan arus lalu lintas Ponorogo-Trenggalek tersebut terputus total. ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko.

tirto.id - Sejumlah korban selamat bercerita mengenai proses terjadinya bencana longsor di dua dusun Desa Banaran Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur pada Sabtu pagi (1/4/2017).

Ismiatun bersama dua korban selamat lain mengaku menyaksikan detik-detik awal terjadinya longsor yang ikut menimbun sejumlah anggota keluarganya.

"Sempat terdengar gemuruh seperti suara pesawat saat longsor terjadi," ujar Ismiatun di lokasi pengungsian beberapa jam setelah bencana ini terjadi seperti dikutip Antara.

Kepala Desa Banaran, Sarnu mengatakan para warga sudah mewaspadai ada potensi longsor ketika muncul retakan di kawasan perbukitan kawasan itu setelah turun hujan deras pada 20 hari lalu.

Pada Jumat malam, mereka sempat mengungsi sebab turun hujan deras. Tapi, longsor justru terjadi ketika warga menganggap situasi sudah aman dan hujan berhenti turun di Sabtu pagi.

Hingga kini, tercatat lebih dari 200 warga terdampak longsor ini terpaksa mengungsi ke kawasan pemukiman penduduk yang berada di zona aman. Sebagian dari mereka terpaksa tinggal di tenda-tenda darurat.

"Sebagian mengungsi di tenda-tenda darurat, rumah penduduk serta rumah ibadah atau sekolah yang bisa menjadi penampungan sementara," kata Sarnu.

Sarnu memastikan area terdampak longsor di Dusun Tangkil dan Krajan sementara ini dibersihkan dari segala aktivitas warga hingga radius dua kilometer, kecuali untuk kepentingan evakuasi korban longsor yang masih tertimbun.

"Empat RT yang terdampak memang tidak semua diungsikan, petugas saat ini terus melakukan pemantauan di lapangan sambil mengantisipasi longsor susulan," kata Sarnu.

Hingga kini informasi mengenai jumlah korban yang masih tertimbun tanah akibat bencana longsor ini belum bisa dipastikan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sempat mengumumkan ada 26 koroban yang masih tertimbun material longsor. Tapi, pada Sabtu sore, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo merilis data baru ada 27 korban yang masih dikabarkan hilang dan diduga tertimbun.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengumumkan proses evakuasi korban longsor yang masih tertimbun dihentikan pada pukul 16.00 WIB Sabtu sore sebab turun hujan deras dan kondisi tanah perbukitan itu sedang labil.

Material longsoran merupakan punggung bukit sepanjang 800 meter dan tinggi 20-an meter yang menimbun ladang dan sekitar 34 rumah yang dihuni 50 jiwa.

Baca juga artikel terkait LONGSOR atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom