Menuju konten utama

Lokasi yang Perlu Diwaspadai Saat Libur Maulid Nabi di Masa Pandemi

Lokasi yang perlu diwaspadai saat libur panjang Maulid Nabi Muhammad di masa pandemi.

Lokasi yang Perlu Diwaspadai Saat Libur Maulid Nabi di Masa Pandemi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah) berbincang dengan petugas Avsec yang mengenakan helm pintar pendeteksi suhu tubuh saat melakukan sidak penerapan protokol kesehatan di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta dan Banten di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (18/9/2020). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal.

tirto.id - Libur dan cuti bersama Maulid Nabi Muhammad ditetapkan pada 28-30 Oktober 2020. Pada libur panjang ini, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo meminta masyarakat untuk tidak kendor melakukan protokol kesehatan yaitu menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan (3M).

"Kita tidak boleh takabur, tidak boleh kendor bahwa bangsa kita masih bisa mengendalikan kasus COVID-19 dengan maksimal sementara beberapa negara sekarang mengalami peningkatan kasus," katanya dalam diskusi Satgas Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta pada Kamis (22/10/2020).

#SatgasCovid19 juga merilis sejumlah lokasi yang patut diwaspadai saat libur panjang ini dan apa yang harus dilakukan saat harus berada di lokasi tersebut.

1. Terminal, Stasiun, Halte, dan Bandara

Pembatasan jumlah pengguna moda transportasi maksimal 75 persen dari kapasitas harian. Masyarakat diminta disiplin protokol kesehatan, pelaku perjalanan wajib menggunakan masker.

Pemerintah telah menyedian perangkat mencuci tangan dan pengecekan suhu tubuh bagi pengunjung di terminal, stasiun, halte, dan bandara.

Ada pula marka/tnada/rambu/stiker menjaga jarak di setiap lokasi antrean untuk tetap menjaga jarak. Satpol PP didukung TNI-Polri mengamankan dan menertibkan jika ada kerumunan di terminal, stasiun, halte, dan bandara.

2. Pasar Tradisional, Pasar Swalayan, dan Pasar Kaget

Tetap melakukan pembatasan jumlah pengunjung maksimal 50 persen kapasitas untuk swalayan. Protokol kesehatan bagi pengunjung dan karyawan mal berupa pengecekan suhu, pakai masker, dan jaga jarak.

Disarankan agar tidak melakukan kegiatan pameran/eksebisi dan hiburan seperti pentas musik di swalayan yang bisa mengundang kerumunan.

Pengaturan lapak di pasar tradisional dan pasar kaget agar tidak ada hambatan pada jalur jalan pengunjung. Harus ada marka/tanda/rambu/stiker menjaga jarak di setiap lokasi antrean untuk tetap jaga jarak.

Satpol PP didukung TNI-Polri mengamankan dan menertibkan jika ada kerumunan.

3. Kawasan Wisata

Jumlah pengunjung maksimal 50 persen dari kapasitas harian. Diberlakukan juga pembatasan jam berkunjung wisatawan.

Pengunjung dan pengelola diminta tetap disiplin protokol kesehatan. #IngatPesanIbu wajib menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Pengunjung kawasan wisata juga wajib mencuci tangan dan dites suhu sebelum masuk ke lokasi wisata. Pengunjung juga diminta mematahui stiker jaga jarak di setiap pusat atraksi untuk mencegah kerumunan.

Agar Indonesia bisa menahan penambahan kasus Covid-19, ia berpesan bahwa kerja sama pusat dan daerah yang melibatkan semua lapisan masyarakat sangat diperlukan.

Meski dalam beberapa pekan terakhir angka Covid-19 tidak mengalami kenaikan drastis dan angka kesembuhan meningkat, kata dia, tapi semua itu bukan jaminan kondisi itu bisa berjalan sepanjang waktu.

"Begitu kita lengah, kita tidak waspada, maka kasus dengan mudah akan meningkat lagi," kata pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu.

Dia memperingatkan, berbeda dengan flu burung dan flu babi yang ditulari dari hewan, COVID-19 menular antarmanusia yang berpotensi dilakukan orang-orang terdekat.

Ia menegaskan protokol kesehatan itu sangat penting, tetapi tidak cukup hanya untuk diri sendiri. Karena itu masyarakat perlu saling mengingatkan untuk melaksanakan 3M itu, sebab jika tidak dilakukan potensi penularan masih bisa terjadi.

"Kebersamaan, kesadaran kolektif itu juga menjadi hal yang sangat penting sekali," katanya.

Dalam kesempatan itu Doni Monardo juga mengingatkan bahwa COVID-19 bukanlah konspirasi, tapi penyakit yang telah menelan korban jiwa lebih dari satu juta orang di seluruh dunia.

---------------------------

Artikel ini diterbitkan atas kerja sama Tirto.id dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca juga artikel terkait KAMPANYE COVID-19 atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH