Menuju konten utama
Liga Champions 2019/2020

Liverpool & Sejarah Juara UCL yang Gagal Mempertahankan Gelar

Ada fakta sejarah terkait juara bertahan Liga Champions yang gagal menjaga gelar di musim berikutnya.

Liverpool & Sejarah Juara UCL yang Gagal Mempertahankan Gelar
Liverpool saat meraih gelar juara Liga Champions 2019. (Foto AP / Felipe Dana)

tirto.id - Kekalahan Liverpool atas Atletico Madrid pada Kamis (12/3/2020) memunculkan kembali "kutukan" juara bertahan UEFA Champions League (UCL) atau Liga Champions yang gagal mempertahankan gelar.

Sejak berubah format pada musim 1992/1993, juara bertahan UCL nyaris selalu gagal menjaga gelarnya di musim berikutnya. Hanya Real Madrid di bawah asuhan Zinedine Zidane yang mampu menghindari "kutukan" tersebut dengan juara tiga kali beruntun pada 2016-2018.

Ketika kompetisi paling elite antar klub Eropa ini masih berformat European Cup, tercatat ada 8 tim yang meraih gelar secara berturut-turut, yaitu Real Madrid, Benfica, Inter Milan, Ajax Amsterdam, Bayern Munchen, Liverpool, Nottingham Forest, dan AC Milan.

Olympique Marseille yang memenangi UCL pertama kali pada 1993 gagal mempertahankan gelar di musim berikutnya. Klub yang bermarkas di Stadion Velodrome ini tersandung pengaturan skor di Liga Perancis. Marseille pun dilarang tampil di ajang Liga Champions serta didegradasi dari Ligue 1.

AC Milan yang meraih gelar UCL pada 1994 juga tersandung di musim berikutnya. Skuad legendaris asuhan Fabio Capello ditaklukkan Ajax Amsterdam di final Liga Champions 1995.

Ajax pun bernasib sama setelah dikalahkan Juventus pada final tahun 1996. Demikian pula Bianconeri yang dibekuk Borussia Dortmund di partai puncak musim 1997.

Pada musim 2008/2009, Manchester United gagal mempertahankan gelar usai disikat Barcelona di final.

Pada musim 1997/1998 hingga 2014/2015, juara bertahan Liga Champions bahkan tidak sanggup menembus final. Juara bertahan pada musim-musim ini gagal di fase gugur atau bahkan fase grup.

Borussia Dortmund (1997/1998) dan Real Madrid (2000/2001 & 2002/2003) tercatat gagal di babak semifinal. Die Borussen disingkirkan Real Madrid yang menjadi juara pada 1998. Sedangkan Real Madrid ditekuk Bayern Munchen yang juara pada 2001 dan Juventus yang menjadi finalis tahun 2003.

Barcelona pun mengalami hal serupa pada musim 2009/2010 dan 2011/2012. Blaugrana yang kala itu diasuh Pep Guardola dikalahkan Inter Milan dan Chelsea yang kemudian menjuarai kompetisi tersebut.

Hijrah ke Bayern Munchen, Pep Guardiola juga tersingkir di semifinal musim 2013/2014 sebagai juara bertahan.

Pada musim 2014/2015, giliran Real Madrid asuhan Carlo Ancelotti yang gagal mempertahankan gelar di semifinal.

Juara bertahan yang gugur di perempat final antara lain: Real Madrid (1998/1999), Manchester United (1999/2000), dan Bayern Munchen (2001/2002).

Hingga musim 2003/2004, Liga Champions tidak menerapkan Babak 16 Besar sehingga babak perempat final adalah fase gugur pertama.

Juara bertahan yang gugur di perempat final setelah melalui Babak 16 Besar adalah AC Milan (2003/2004), Inter Milan (2010/2011), dan Barcelona (2015/2016).

Sementara juara bertahan yang gugur di Babak 16 Besar antara lain: FC Porto (2004/2005), Liverpool (2005/2006 & 2019/2020), Barcelona (2006/2007), AC Milan (2007/2008), dan Real Madrid (2018/2019).

Rekor terburuk yang dialami juara bertahan Liga Champions adalah tidak lolos fase grup. Hal ini dialami oleh Chelsea pada musim 2012/2013. Juara di musim sebelumnya, The Blues justru finis di peringkat ketiga Grup E dan tersingkir ke Europa League.

"Kutukan" juara Liga Champions akhirnya terhenti di tangan Real Madrid pada musim 2016/2017. Bahkan, skuad Zinedine Zidane ini mampu juara tiga kali berturut-turut pada 2015/2016 hingga 2017/2018.

Baca juga artikel terkait LIGA CHAMPIONS atau tulisan lainnya dari Ikhsan Abdul Hakim

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Ikhsan Abdul Hakim
Penulis: Ikhsan Abdul Hakim
Editor: Iswara N Raditya