Menuju konten utama

Lirik Lagu Sekolah Minggu "Allahku Besar" dan Maknanya

Lirik lagu Sekolah Minggu Allahku Besar dan apa maknanya?

Lirik Lagu Sekolah Minggu
Ilustrasi Sekolah Minggu. foto/IStockphoto

tirto.id - “Allahku Besar” merupakan lagu yang sering dinyanyikan di Ibadah Anak atau Sekolah Minggu. Lagu “Allahku Besar” dipublikasi oleh kanal YouTube Elohim Ministry. Di kanal tersebut, lagu ini dirilis pada tahun 2021.

Lagu “Allahku Besar” oleh kanal YouTube Elohim Ministry dipublikasi dengan gerak dan lagu.Lagu ini dibawakan dengan ceria, energik, dan antusias oleh para pengajar Sekolah Minggu di video itu.

Dengan demikian, anak-anak Sekolah Minggu bisa lebih antusias dan mudah mengingat lirik lagu “Allahku Besar" yang penuh makna.

Tidak hanya lagu “Allahku Besar”, kanal YouTube Elohim Ministry juga merilis lagu Sekolah Minggu lainnya. Lagu-lagu tersebut, seperti “Yesus itulah Satu-satunya”, “Yesus Kaulah Superhero”, dan “Kubri yang Terbaik”.

Terdapat pula konten lainnya di kanal YouTube Elohim Ministry, seperti Ibadah Online Sekolah Minggu.

Lirik Lagu “Allahku Besar”

Allahku Besar, Kuat dan Berkuasa

Tiada Yang Mustahil Bagi Dia O..O..

Gunung Milik-Nya, Sungai Milik-Nya

Bintang-Bintang Diciptakannya O..O..

Apa Itu Sekolah Minggu?

Sekolah Minggu adalah kegiatan ibadah anak-anak khususnya Indonesia yang diadakan pada hari Minggu saat berlangsung ibadah mingguan di gereja.

Biasanya kegiatan Sekolah Minggu diadakan di dalam sebuah Gereja atau di rumah jemaat dengan sebutan di luar kata "Sekolah Minggu".

Guru yang mengajar biasanya terdiri dari orang-orang Kristen atau Katolikyang sudah mengerti Alkitab. Biasanya diadakan pelatihan atau penataran sebelum bisa menjadi guru Sekolah Minggu.

Sekolah Minggu dimulai saat krisis ekonomi di Inggris pada abad ke-18. Robert Raikes yang adalah wartawan surat kabar di Inggris meliput berita mengenai keadaan tersebut.

Dalam tugasnya tersebut, Raikes menemui banyak anak-anak yang harus menjadi tenaga kerja di pabrik-pabrik sebagai buruh kasar. Mereka bekerja dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu. Pada hari Minggu mereka libur.

Anak-anak tersebut memiliki uang sendiri untuk mereka belanjakan, hasil dari upah mereka sebagai buruh. Hari Minggu mereka habiskan untuk bersenang-senang. Minum-minuman keras, berjudi, dan tindakan negatif lainnya.

Hati Raikes tergerak. Dia lantas membuka sebuah kelas di sebuah dapur kecil milik Meredith di kota Scooty Alley. Kelas tersebut dibuka setiap hari Minggu.

Awalnya anak-anak diajarkan sopan santun, kebersihan, membaca, menulis, dan sebagainya. Perkembangan selanjutnya mulai diajarkan ajaran-ajaran Alkitab.

Kelas ini berkembang. Dalam waktu empat tahun sekolah yang diadakan pada hari Minggu itu semakin berkembang bahkan ke kota-kota lain di Inggris.

Ketika Robert Raikes meninggal dunia pada tahun 1811, jumlah anak yang hadir di Sekolah Minggu di seluruh Inggris mencapai lebih dari 400.000 anak.

Gerakan dari Inggris ini akhirnya menjalar ke berbagai tempat di dunia, termasuk negara-negara Eropa lainnya, hingga ke Indonesia.

Baca juga artikel terkait RAGAM DAN HIBURAN atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati & Ega Krisnawati

tirto.id - Musik
Penulis: Ega Krisnawati & Ega Krisnawati
Editor: Dipna Videlia Putsanra