Menuju konten utama

LIPI Targetkan Vaksin COVID Merah Putih Uji Klinis Semester II 2021

LIPI menargetkan Vaksin Merah Putih yang dikembangkan institusi itu bisa masuk tahap uji klinis pada semester 2 Tahun 2021.

LIPI Targetkan Vaksin COVID Merah Putih Uji Klinis Semester II 2021
Petugas medis memeriksa alat pendingin vaksin COVID-19 di Ruang menyimpanan vaksin, puskesmas Cipanas, Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (1/12/2020). ANTARA FOTO/Candra Yanuarsyah.

tirto.id - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menargetkan Vaksin Merah Putih yang dikembangkan institusi itu bisa masuk tahap uji klinis pada semester 2 Tahun 2021.

"Target kami bisa selesai uji in-vitro, in-vivo (uji hewan), dan mulai memasuki uji klinis pada semester 2 Tahun 2021," kata Kepala LIPI Laksana Tri Handoko saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat.

LIPI mengembangkan vaksin COVID-19 berbasis protein rekombinan. Riset dan pengembangannya masih berlangsung di tahap laboratorium. Saat ini, sedang dilakukan transfeksi di sel mamalia.

Handoko menuturkan saat ini LIPI memiliki infrastruktur riset terkait pengembangan vaksin yang lengkap dan tersertifikasi, termasuk fasilitas laboratorium biosafety level-3 (BSL-3).

Selain itu, katanya, LIPI juga memiliki sumber daya manusia yang sudah berpengalaman menghasilkan vaksin, seperti untuk HPV dan Hepatitis.

Setelah masuk dalam Tim Nasional Pengembangan Vaksin Merah Putih untuk mendukung kemandirian vaksin dalam negeri, Handoko menuturkan LIPI harus bekerja keras untuk mewujudkan vaksin tersebut.

"Tim LIPI harus semakin bekerja keras untuk mempercepat pengembangan vaksin dalam negeri. Saat ini, LIPI fokus ke vaksin dengan platform protein rekombinan dengan target protein yang berbeda dengan Eijkman," ujarnya.

Upaya percepatan penelitian dan pengembangan Vaksin Merah Putih yang dikembangkan secara mandiri penting untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dalam mencegah pandemik COVID-19.

Pemerintah Indonesia diketahui sudah meneken kesepakatan untuk pengadaan 143 juta dosis konsentrat vaksin dengan perusahaan farmasi asal China, yaitu Sinovac, Sinopharm, dan CanSino, masing-masing 65 juta dan 15 juta hingga 20 juta konsentrat vaksin.

Vaksin itu rencananya diproduksi perusahaan BUMN, PT Bio Farma. Uji klinis tahap ketiga vaksin COVID-19 Sinovac dilakukan tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran sejak Agustus 2020 dan sudah 1.620 relawan yang mendapatkan suntikan pertama, dan belum ditemukan efek samping.

Selain dengan China, Indonesia menjalin kerja sama vaksin dengan perusahaan teknologi G-24 asal Uni Emirat Arab (UAE) pertengahan Agustus dengan memasok 10 juta dosis vaksin melalui kerja sama dengan PT Kimia Farma.

Selain itu, masih ada 100 juta dosis vaksin COVID-19 yang diproduksi AstraZeneca diharapkan dapat dilakukan pengiriman pertama pada kuartal kedua 2021.

Baca juga artikel terkait VAKSIN COVID-19 atau tulisan lainnya dari Antara

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Antara
Editor: Maya Saputri