Menuju konten utama

Lion Air Alihkan Anggaran untuk Pembelian Pesawat Produksi Airbus

Lion Air kini melirik pesawat tipe A320 dan A321neo milik Airbus, menyusul 2 kecelakaan yang menimpa Boeing 737 Max 8. 

Lion Air Alihkan Anggaran untuk Pembelian Pesawat Produksi Airbus
pesawat lion air.foto/shutterstock

tirto.id - Maskapai Lion Air berencana mengalihkan dana sebesar 22 miliar dolar AS yang sebelumnya akan digunakan untuk membeli pesawat Boeing 737 Max 8, ke pembelian pesawat produksi Airbus.

Hal tersebut dilakukan pasca kasus kecelakaan pesawat Boeing 737 Max 8 milik Ethiopia Airlines pada Minggu (10/3/2019) kemarin.

Melansir dari The Strait Times, Lion Air sebelumnya sudah berencana membatalkan pembelian dengan Boeing sejak kecelakaan JT-610 di perairan Tanjung Pakis, Karawang pada Oktober lalu, yang menewaskan 189 penumpang, termasuk kru kabin dan pilot.

Saham dan penjualan Boeing nampaknya terus merosot karena kejadian tersebut. Kecelakaan Ethiopia Airlines yang menewaskan 157 orang tersebut, diduga karena kesalahan teknis.

Pilot berniat kembali ke bandara, namun pesawat menghujam tanah sebelum berhasil mencapai bandara.

Beberapa negara juga telah melarang penerbangan dengan pesawat Boeing 737 Max 8, di antaranya Indonesia, Cina, Mexico, Moroko, Afrika Selatan, dan bahkan Singapura juga melarang semua penerbangan dengan seluruh seri pesawat Boeing 737 Max.

Lion Air, seperti diberitakan oleh Bloomberg, sedang meninjau produk pesawat Airbus seri A320, yang merupakan saingan dari model Boeing 737 di pasar pesawat single-aisle. Lion Air juga fokus pada varian A321neo yang lebih besar.

Hingga saat ini, Lion Air masih enggan berkomentar terkait pemesanan 200 unit pesawat Max 8.

Daniel Putut, Direktur Perusahaan pada Selasa (12/2/2019) mengatakan bahwa, Lion Air sudah menunda pengiriman 4 pesawat jet.

Pihak Boeing belum menyampaikan pernyataan apapun terkait pembatalan pesanan tersebut.

Relasi antara Lion Air dan Boeing renggang karena pada kecelakaan udara JT-610 Oktober lalu, pihak Boeing mengatakan bahwa kecelakaan terjadi karena kesalahan perawatan dan pilot error.

Meskipun investigasi awal, seperti yang diberitakan BBC, telah membuktikan bahwa sistem komputer otomatis mengambil alih dan menyebabkan kegagalan sensor.

Maskapai terbesar di Indonesia berdasarkan pembelian ini telah menghentikan penerbangan dengan pesawat Boeing 737 Max.

Terkait dengan pemesanan 200 unit 737 Max 8, Danang Prihantoro, juru bicara Lion Air mengatakan, perusahaan akan memberikan informasi lanjutan jika diperlukan.

Pembatalan pembelian oleh Lion Air, serta penahanan penerbangan pesawat Boeing 737 Max membuat Boeing kelabakan dan sahamnya jatuh.

Press TV melaporkan, saham perusahaan Boeing turun sebanyak 13 persen di pasar saham pada Senin (11/3/2019) menyusul kecelakaan pesawat di Etiopia.

Angka tersebut adalah yang terbesar sepanjang sejarah, sejak tragedi serangan teroris 9/11 di New York, AS.

Pihak Boeing menyatakan bahwa keamanan pesawat Max telah ditingkatkan sejak kecelakaan Lion Air JT-610, termasuk Manuvering Characteristics Augmentation System (MCAS), yang gagal beroperasi sebelum akhirnya jatuh.

Kebijakan Singapura yang melarang semua penerbangan dengan Boeing 737 Max 8 dan pernyataannya tentang "risiko keamanan terhadap model pesawat tersebut" semakin memperburuk reputasi Boeing.

Baca juga artikel terkait LION AIR atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Bisnis
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yandri Daniel Damaledo