Menuju konten utama

Link Twibbon Hari Buku Nasional 2023 & Alasan Diperingatinya

Berikut adalah link twibbon Hari Buku Nasional 2023 dan alasan memperingatinya. 

Link Twibbon Hari Buku Nasional 2023 & Alasan Diperingatinya
Ilustrasi Anak Membaca Buku. foto/IStockphoto

tirto.id - Tanggal 17 Mei ditetapkan sebagai Hari Buku Nasional (Harbuknas) yang diperingati setiap tahunnya. Tahun ini Harbuknas jatuh pada hari Rabu, 17 Mei 2023.

Peringatan Hari Buku Nasional ditujukan untuk meningkatkan kesadaran seluruh masyarakat agar melek buku dan mendorong tumbuhnya budaya literasi.

Di era sekarang, banyak orang tua yang tidak terlalu sadar akan pentingnya membaca buku bagi anak.

Hal ini lantaran semakin berkembangnya teknologi sehingga anak-anak lebih memilih untuk update informasi melalui media elektronik dan mengenyampingkan buku.

Harbuknas pertama kali diselenggarakan pada 17 Mei 2002 yang dicetuskan oleh Abdul Malik Fadjar selaku Menteri Pendidikan Indonesia periode 2001 - 2004. Tanggal tersebut bertepatan dengan berdirinya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 silam, Indonesia menjadi salah satu negara dengan minat baca terendah di dunia.

Menjelang Hari Buku Nasional, banyak pihak mandiri maupun komunitas merayakannya. Beragam acara tersebut meliputi membeli atau membaca buku, mengunjungi perpustakaan pusat, mendonasikan buku bekas layak baca, hingga meramaikan media sosial dengan gambar, pesan, dan kampanye terkait budaya membaca buku.

Link Twibbon Hari Buku Nasional 2023

Bagi yang ingin berpartisipasi dalam merayakan Hari Buku Nasional, Anda bisa turut merayakannya dengan cara memasang twibbon terkait Hari Buku Nasional. Berikut link twibbon yang bisa dipakai:

Sejarah Hari Buku Nasional

Penetapan tanggal 17 Mei diusulkan oleh Abdul Malik Fadjar. Dia adalah Menteri Pendidikan Nasional dalam Kabinet Gotong Royong era Presiden Megawati Soekarnoputri. Tujuannya untuk meningkatkan minat baca masyarakat serta penjualan buku.

Pasalnya, pada waktu itu, jumlah penjualan buku di Indonesia sangat rendah dibandingkan negara Asia lainnya.

Tercatat, Indonesia hanya mampu melakukan pencetakan buku sekitar 18 ribu judul per tahun. Angka itu jelas lebih rendah bila dibandingkan dengan Cina dan Jepang yang mampu mencetak 40 hingga 140 ribu judul per tahun.

Di sisi lain, UNESCO mengungkapkan, jumlah angka melek huruf di Indonesia jauh lebih rendah dibanding Malaysia, Vietnam, dan Thailand.

Pada tahun 2002, jumlah melek huruf di Indonesia hanya mencapai 87,9 persen untuk orang dewasa usia 15 tahun ke atas.

Dengan demikian, Abdul Malik mantap untuk menetapkan peringatan hari nasional yang akan diperingati setiap tahun, untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya budaya literasi.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Wulandari

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Wulandari
Penulis: Wulandari
Editor: Alexander Haryanto