Menuju konten utama
Film 2022

Link Tiket Advance Sale Film "Inang" 2022 di Bioskop Indonesia

Advanced ticket sale film "Inang" yang tayang mulai 13 Oktober 2022 bisa diperoleh melalui CCGV dan Cinema 21.

Link Tiket Advance Sale Film
Film Inang. youtube/ IDN Pictures

tirto.id - Film horor terbaru berjudul Inang akan tayang di bioskop Indonesia mulai 13 Oktober 2022.

Film yang menghadirkan akting dari Naysila Mirdad dan Dimas Anggara ini, sudah bisa dibeli tiketnya melalui program advance ticket sale. Dengan demikian, tiket sudah bisa dipesan mulai sekarang sebelum jadwal rilis film tiba.

Program advanced ticket sale film Inang disediakan oleh dua jaringan bioskop ternama Tanah Air yaitu CGV dan Cinema 21.

Link pembelian tiket ini di CGV dapat diakses melalui tautan ini, lalu pembelian lewat Cinema 21 bisa diperoleh di tautan ini. Tiket dapat dipergunakan untuk menyaksikan film Inang saat ditayangkan mulai 13 Oktober.

Film Inang menceritakan perempuan bernama Wulan yang hidup dalam ketakutan setelah dihamili dan ditinggalkan kekasihnya.

Dalam kecemasan terhadap kebutuhan hidupnya selama masa kehamilan, hadir sebuah keluarga yang berminat mengadopsi anak Wulan saat lahir nanti. Wulan pun dicukupi semua keperluannya dari masa kehamilan sampai melahirkan.

Suatu hari, Wulan kerap mendapatkan mimpi buruk. Di sisi lain, dia menemukan fakta bahwa anaknya kelak akan dijadikan persembahan untuk ritual kelompok sesat yang memerlukan bayi sebagai tumbalnya.

Alur seram film ini disusun skenarionya oleh Deo Mahameru. Fajar Nugros menginterpretasikannya dalam tata adegan yang penuh ketegangan selaku sutradara. Film Inang dapat diikuti seluruh alurnya dalam durasi 1 jam 56 menit.

Dikutip IMDb, selain Naysila Mirdad dan Dimas Anggara, bintang lain yang membantu penokohan yaitu Lydia Kandou, Rukman Rosadi, dan Rania Putri Sari. Produksi sinema ini berada di bawah naungan IDN Pictures.

Sinopsis film Inang

Film Inang menceritakan mengenai karyawan supermarket bernama Wulan yang menghadapi kenyataan dirinya telah hamil.

Namun, pacarnya yang semestinya bertanggung jawab atas janin di kandungan Wulan memutuskan untuk meninggalkan. Wulan akhirnya berjuang sendirian di masa awal kehamilannya.

Di tengah kebingungan mencari biaya untuk hidup, Wulan memperoleh informasi di internet yang menurutnya bisa menjadi solusi.

Melalui media sosial, dirinya mendapati kelompok peduli kehamilan yang memberitahukan ada sebuah keluarga yang ingin memiliki anak meski masih dalam proses kehamilan. Keluarga tersebut akan mengadopsi ketika bayi telah lahir.

Wulan lantas melakukan kontak dengan pasangan tersebut yang diketahui bernama Agus dan Eva. Keduanya bagian dari keluarga Santoso yang kaya raya.

Wulan dan pasangan ini bersepakat mengenai pengadopsian janin di rahim Wulan saat kelahirannya nanti.

Wulan pun sangat diperhatikan selama masa kehamilannya agar janin tetap sehat dan aman. Bahkan, mereka menawari Wulan rumah besar sebagai tempat tinggal dan melunasi semua tagihan medis yang dikeluarkan.

Sampai suatu hari, Wulan tanpa sengaja melihat perilaku tidak wajar pada keluarga tersebut.

Selain itu, Wulan juga mulai sering bermimpi dihantui bayi dalam tidurnya. Dirinya makin penasaran ada apa di balik semua keanehan yang ditemuinya.

Bergas, putra tertua dari Agus dan Eva, mendadak pulang ke rumah suatu ketika. Wulan mulai mengenal Bergas dan dekat dengannya. Dari Bergas diketahui informasi bahwa kedua orang tuanya adalah anggota kelompok okultisme.

Pasangan ini setiap 10 tahun mencari bayi untuk dikorbankan demi membebaskan anaknya dari kutukan.

Anak itu ternyata Bergas yang memperoleh kutukan karena lahir pada hari Rabu Wekasan. Setiap anak yang lahir pada hari tersebut dipercaya memiliki kesialan sepanjang hidupnya kecuali dilakukan ritual persembahan.

Bayi yang dikandung Wulan sebenarnya diadopsi untuk tujuan persembahan tersebut. Bagaimana sikap yang akan diambil Wulan?

Baca juga artikel terkait FILM INANG atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Film
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Dhita Koesno