Menuju konten utama

Link Download Aplikasi Clubhouse yang Sedang Viral & Cara Pakainya

Saat ini, aplikasi Clubhouse baru bisa digunakan oleh pengguna ponsel berbasis iOS 13 ke atas.

Link Download Aplikasi Clubhouse yang Sedang Viral & Cara Pakainya
Clubhouse. foto/ https://apps.apple.com/

tirto.id - Clubhouse, adalah salah satu aplikasi baru yang kini sedang viral dan ramai dibahas oleh para netizen. Sejumlah selebgram seperti Awkarin juga terlihat membagikan foto sedang bergabung dengan aplikasi ini melalui instastory miliknya.

Lantas apa sebenarnya aplikasi Clubhouse ini?

Melansir laman Good House Keeping Clubhouse adalah platform langsung audio saja, tempat orang berkumpul untuk mendiskusikan berbagai topik. Tidak ada komentar atau pesan tertulis - semua interaksi berbasis suara, dan tidak ada yang direkam.

Sosial media berbasis suara, Clubhouse, telah diluncurkan pada versi beta dan sayangnya saat ini Clubhouse hanya bisa untuk pengguna ponsel berbasis iOS 13 ke atas. Aplikasi ini juga hanya diperuntukkan bagi Anda yang telah berusia minimal 18 tahun.

Aplikasi ini dapat dipakai berdiskusi dengan banyak pengguna di dalam sebuah ruang atau room. Setiap pengguna dimungkinkan untuk memasuki room, mendengar, hingga berpartisipasi dalam diskusi yang sedang berlangsung di sana.

Cara download aplikasi Clubhouse

Saat ini, aplikasi Clubhouse baru bisa digunakan oleh pengguna ponsel berbasis iOS 13 ke atas. Anda bisa men-download aplikasi ini melalui App Store dengan tautan berikut, https://apps.apple.com/us/app/id1503133294.

Untuk bisa bergabung, Anda harus mendapat undangan dari pengguna Clubhouse yang sudah ada mereka harus memberi Anda akses untuk membuat akun. Jika diundang, Anda akan melihat link yang dikirim ke nomor telepon Anda, mengarahkan Anda ke halaman pendaftaran di aplikasi.

Namun, pengguna yang sudah ada hanya memiliki dua undangan yang tersedia pada awalnya.

Aplikasi Clubhouse masih sangat terbatas karena pengguna harus bergabung secara langsung dan percakapan tidak disimpan. Ditambah lagi, orang yang hendak bergabung di Clubhouse harus diundang oleh seseorang yang sudah memiliki akun.

Seseorang masih dapat mengunduh aplikasi dan dapat memasukkan nama mereka dalam daftar tunggu, tetapi tidak ada jaminan bahwa mereka akan segera mendapatkan akun dengan cara itu.

Clubhouse saat ini hanya tersedia untuk pengguna iPhone. Namun, CEO Clubhouse, dikutip Business Today mengatakan, nantinya aplikasi tersebut pada akhirnya akan terbuka untuk semua orang, termasuk pengguna Android.

Sejak jadi viral, Clubhouse memiliki banyak kontroversi. Banyak pengguna aplikasi dilaporkan telah mendapat penindasan dan pelecehan di platform-nya.

Perusahaan dikritik karena tidak memiliki kebijakan moderasi konten atau bahkan fitur keamanan seperti pemblokiran atau fasilitas untuk melaporkan pelecehan.

Clubhouse juga menghadapi persaingan dari Twitter, yang sedang mengerjakan produk serupa dengan fitur baru yang disebut Spaces.

Saat ini, fitur tersebut hanya tersedia untuk sekelompok kecil pengguna beta, tetapi pada akhirnya akan lebih unggul, karena pengguna Spaces mungkin lebih mudah menemukan audiens karena fitur tersebut terintegrasi langsung ke Twitter.

Bagaimana cara pakai aplikasi Clubhouse?

Saat Anda sudah tergabung dan membuka aplikasi, Anda telah memasuki "Hallway" Clubhouse atau anggap saja ini sebagai halaman jelajah tempat Anda dapat menemukan dan masuk ke berbagai room atau ruangan.

Nantinya, Clubhouse "Hallway" Anda akan dikurasi berdasarkan orang yang Anda ikuti, jadi jika seseorang yang Anda ikuti terlibat dengan room tentang parenting, maka room tersebut akan muncul di Clubhouse Anda dan Anda dapat memasukinya serta berpartisipasi dalam diskusi itu.

Dilansir The Guardian, saat Anda bergabung, Anda bisa memilih topik yang menarik, seperti teknologi, buku, bisnis, atau kesehatan. Semakin banyak informasi yang Anda berikan kepada aplikasi tentang minat Anda, semakin banyak ruang percakapan dan individu yang direkomendasikan aplikasi untuk Anda ikuti atau gabung.

Room atau ruang percakapan Clubhouse seperti panggilan konferensi, tetapi dengan beberapa orang yang berbicara di telepon, dan sebagian besar mendengarkan. Seperti panggilan telepon, setelah percakapan selesai, ruangan ditutup.

Setelah Anda berada di room, Anda secara otomatis bergabung dengan audience sebagai pendengar tanpa suara. Bisa dikatakan, Clubhouse mirip seperti konferensi panel yang lengkap dengan moderator, pembicara dan peserta.

Jika ingin berpendapat, peserta dapat "mengangkat tangan" dengan tanda tertentu agar diberikan kesempatan berbicara dan didengarkan. Meski demikian, Clubhouse memiliki tantangan, apakah fitur ini mampu mengatasi kebosanan pengguna.

Mengutip CNET, room tadi akan menampilkan percakapan dalam waktu sesungguhnya (real time) ketika peserta mengunggah suaranya. Dengan demikian, para peserta dapat saling memberikan pendapat atas tema yang sedang dibicarakan.

Namun menariknya, aplikasi besutan Paul Davison dan Ronan Seth ini, memungkinakan pengguna bisa berada di satu room dengan orang-orang di seluruh dunia. Syukur-syukur, nantinya juga bisa mengobrol dengan para pesohor berbagai negara.

Elon Musk, pendiri Tesla dan SpaceX, bahkan sudah memulai debutnya di Clubhouse. Musk mencoba startup terpanas di Silicon Valley ini beberapa waktu lalu untuk menjawab beragam pertanyaan dari para tamu atau peserta yang bergabung di room-nya.

Seperti dilansir Techrunch, Musk menjawab sebagian besar pertanyaan yang berkaitan dengan softball, perjalanan luar angkasa, koloni di Mars, crypto, kecerdasan buatan, sampai vaksin Covid-19.

Diskusi itu pun berubah secara mendadak dan Musk bertukar peran menjadi pewawancara. Di deretan peserta telah masuk adalah CEO Robinhood, Vlad Tenev. Musk meminta Tenev agar mengungkap ada apa di balik kejadian Wall Street Bets.

Aplikasi Clubhouse menampung 5.000 peserta saat Elon Musk bergabung. Angka ini melebihi batas yang ditetapkan Clubhouse sebelumnya yaitu 2.000 peserta. Tahap uji coba itu juga memungkinkan Clubhouse ditayangan secara streaming melalui Youtube.

Baca juga artikel terkait CLUBHOUSE atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Teknologi
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Agung DH