Menuju konten utama

Limbah di Kali Item, antara Tudingan Sandi & Bantahan Perajin Tempe

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berbeda pandangan soal limbah Kali Item, perajin tempe membantah sebagai pihak yang bertanggung jawab.

Limbah di Kali Item, antara Tudingan Sandi & Bantahan Perajin Tempe
Alat nano bubble bekerja dengan mengeluarkan gelembung untuk mengurangi bau tak sedap di Kali Item, Kemayoran, Jakarta, Selasa (31/7/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Pemandangan kali kotor sudah jadi pemandangan sehari-hari Mutiatun, 65 tahun, warga Sunter Jaya, Jakarta Utara. Halaman rumahnya hanya berjarak 10 meter dari Kali Sentiong, di tepi Jalan Sunter Jaya, Jakarta Utara, persis berseberangan dengan Wisma Atlet Kemayoran.

Mutiatun adalah satu dari sekian banyak perajin tempe di sekitar Kali Sentiong dan Kali Item (Kali Sentiong beda dengan Kali Item). Ia sudah memproduksi sekaligus berjualan tempe di rumahnya selama bertahun-tahun.

Ia keberatan soal wacana Pemprov DKI menutup industri tempe rumahan di Sunter Jaya, selama dan setelah Asian Games 2018. Alasannya sederhana, kegiatan produksi tempe adalah sumber ekonomi keluarganya.

"Kalau pemerintah mau kasih kita kerja ya enggak apa-apa. Kalau main tutup, kami mau makan dari mana?" katanya kepada Tirto, Senin (30/7/2018).

Pada Kamis (267/2018) lalu, seperti ditulis Kompas, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan perajin tempe rumahan mencemari Kali Item dan Kali Sentiong. Limbah ini menyebabkan bau tidak sedap yang merebak hingga Wisma Atlet, tempat para tamu Asian Games menginap.

Mutiatun memang mengakui sisa produksi tempe mengalir langsung ke got yang menuju ke Kali Sentiong, tapi dia menolak disebut mencemarkan kali.

"Apanya yang limbah sih, mas? Paling air bilasan tempenya aja," katanya.

"Ini sama aja seperti air cucian," tambah Mutiatun, sembari menunjuk. Ia menunjukkan hasil produksi selain air bilasan seperti kulit kedelai, yang dibuang ke tempat sampah atau dijadikan pakan ternak.

Aip Syariffudin, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) mengatakan hal serupa. Ia merasa tudingan yang dilemparkan Pemprov DKI kepada para perajin tahu dan tempe adalah upaya "mencari kambing hitam."

Bukan Cuma Tempe

Tirto menelusuri Kali Item dan Kali Sentiong beberapa hari yang lalu. Faktanya, bukan cuma produsen tempe yang membuang limbah ke kedua kali ini.

Di Jl. Sunter-Kemayoran dan Jl. Utan Panjang, banyak usaha-usaha rumahan selain perajin tahu tempe. Di sana nampak, warung-warung makan, penjual ayam, bengkel, hingga usaha laundry.

Sasman, salah satu penduduk di Kelurahan Tanah Tinggi, mengaku tak ada warga yang membuang sampah ke kali. Sampah-sampah rumah tangga selalu dibuang ke tempatnya, dan tim oranye saban hari mengangkut sampah-sampah itu. Ia berkilah bila ada sampah yang dibuang ke kali, maka itu hanya air sisa aktivitas kamar mandi.

"Orang sini mau buang air cuci piring ke mana kalau bukan ke got? Masak mau diminum?" kata Sasman, Senin (30/7/2018).

Di kawasan Sasman tinggal, masih ada rumah yang belum mempunyai septic tank. Upaya penelusuran Kali Sentiong, mulai dari Jalan Kramat Pulo Gundul hingga kolong flyover Galur, tampak beberapa WC Umum bercokol tepat di tepi kali untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang belum punya WC di rumah.

Pasar tradisional juga turut berkontribusi terhadap kondisi Kali Item dan Sentiong. Sebelum ramai pemberitaan soal Asian Games dan upaya Pemprov DKI mempercantik kota, limbah pasar biasa dibuang langsung ke selokan yang menuju ke kali.

"Kami tidak ada penampungan. Sebelum Asian Games limbah air langsung ke saluran pembuangan [yang mengalir ka Kali Sentiong]," kata Wawan, Pengelola Pasar Kemayoran.

Baru pada pertengahan Juli lalu PD PAL Jaya menyediakan alat penyedotan limbah pasar. "Air yang disedot adalah air di lantai paling bawah Pasar Kemayoran." Di lantai ini berjejer penjual ikan, daging, ayam, dan sayur-mayur.

Hal serupa juga terjadi di Pasar Serdang, yang letaknya persis di tepi Kali Item. Muhtari, kepala pasar, juga mengaku air pasar baru disedot bulan lalu.

Sebelumnya, seperti Pasar Kemayoran, limbah air Pasar Serdang juga langsung mengalir ke selokan kecil yang terletak antara pasar serdang dan Kantor kecamatan Kemayoran. Selokan itu berujung ke Kali Item.

"Ada arahan dari PD Pasar Jaya Pusat, dan akhirnya dilakukan penyedotan setiap hari, kecuali Minggu," katanya. Air limbah Pasar Serdang disedot setiap pagi pukul 9 sampai 10.

Dikejar Tenggat

Kali Sentiong beda dengan Kali Item. Kali Sentiong mengalir mulai dari Kelurahan Paseban Salemba, Tanah Tinggi, Utan Panjang hingga Sunter Jaya, letaknya ada di sisi selatan Wisma Atlet. Sementara Kali Item melewati Kelurahan Serdang dan Sumur Batu, di sebelah timur Wisma Atlet.

Dua kali ini bertemu di Stasiun Pompa Sunter Selatan, Delta Kemayoran, lalu menjadi satu ke arah utara yang persis melewati Wisma Atlet (ada warga yang menyebut kali persis di belakang Wisma Atlet dengan sebutan Kali Sentiong, tapi ada pula yang menyebutnya Kali Item. Google Maps menyebut Kali Sunter).

Di stasiun pompa inilah dilakukan bermacam cara mengurangi pencemaran, seperti menyaring sampah dan menjernihkan air.

Rangga, pemantau harian Stasiun Pompa Sunter Selatan, mengatakan UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Pusat telah melakukan upaya penurunan pencemaran di badan Kali Item dan Kali Sentiong. Upaya ini membuat sampah sudah jauh berkurang ketimbang sebelumnya.

"Ini udah tidak begitu bau juga mas, sudah ada macam-macam [alat pembersih] juga," katanya, Selasa (31/7/2018).

Di Stasiun Pompa Sunter Selatan dapat ditemukan alat-alat yang sengaja ditaruh untuk pembersihan, seperti pompa penyaring air dan teknologi nano bubble (penghilang bau). Menurut Rangga penyebab bau itu bukan airnya, tapi lumpur yang mengendap di bawah.

"Makanya ada pengerukan rutin juga."

Rangga menjelaskan, sumber air Kali item dan Kali Sentiong memang berasal dari saluran-saluran submikro (selokan). Saluran-saluran itu menampung limbah dari penduduk sekitar. Kemungkinan bau menyengat ditimbulkan dari endapan limbah rumah tangga, apalagi, menurut Rangga, pembuangan dari pemukiman padat penduduk di sekitar kali volumenya memang besar.

Pelaksanaan Asian Games tinggal menghitung hari. Saat ini Pemprov DKI masih melakukan berbagai upaya untuk membuat bersih dan menghilangkan bau Kali Item dan Kali Sentiong secepatnya, termasuk memasukkan serbuk Deogone yang dipercaya dapat menghilangkan bau busuk air pada kali.

Baca juga artikel terkait ASIAN GAMES 2018 atau tulisan lainnya dari Jofie Dwana Bakti

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Jofie Dwana Bakti
Penulis: Jofie Dwana Bakti
Editor: Rio Apinino