Menuju konten utama

Ligue 1 Selesai, Presiden Montpellier Minta Klub Tak Ajukan Banding

Menurut Presiden Montpellier, Laurent Nicollin ada hal yang lebih penting dibanding melakukan protes atas hasil musim ini. Yakni bagaimana caranya bisa menggelar kompetisi musim depan.

Ligue 1 Selesai, Presiden Montpellier Minta Klub Tak Ajukan Banding
Logo Ligue 1 Prancis. FOTO/id.wikipedia.org

tirto.id - Keinginan sejumlah tim Ligue 1 melakukan banding atas keputusan penghentian liga mendapatkan kritik dari Presiden Montpellier, Laurent Nicollin. Bagi Nicollin, klub-klub harus menerima apapun keputusan tersebut dan berkonsentrasi untuk bisa menyelenggarakan kompetisi musim depan.

Keputusan Pemerintahan Perancis untuk tidak mengizinkan adanya event olahraga sampai September nanti praktis mengakhiri kompetisi Liga Perancis 2019-2020. LFP sempat dibuat bingung dengan bagaimana mekanisme berikutnya. Namun pada akhirnya, klasemen yang ada sekarang dijadikan patokan untuk menentukan sang juara dan promosi serta degradasi.

PSG resmi mendapatkan gelar juara tersebut sedangkan Lorient menjadi juara Ligue 2. Selain Lorient, Lens akan mendapatkan tiket promosi dan keduanya menggantikan posisi Toulouse serta Amiens.

Beberapa klub, terutama yang dirugikan, berencana menggugat LFP atas keputusan itu. Bisa dimaklumi karena secara matematis Toulouse dan Amiens masih bisa lolos degradasi. Begitu juga dengan Olympique Lyon yang protes karena kehilangan kans main di Liga Champions atau Liga Eropa musim depan.

Dalam pandangan Nicollin ada hal yang lebih penting dibanding melakukan protes atas hasil musim ini. Yakni bagaimana caranya bisa menggelar kompetisi musim depan pada Agustus terlepas dari larangan pemerintah yang sampai September.

“Jika ada klub yang mengajukan gugatan dalam beberapa pekan ke depan, mungkin kita semua tidak akan mendapatkan hak siar televisi musim depan. Jika itu terjadi, maka akan menimbulkan krisis baru. Kita harus fokus sepenuhnya untuk musim 2020-2021 dan berusaha agar musim bisa dimulai tepat waktu,” ungkap Nicollin.

“Orang mungkin merasa saya bisa seperti ini karena tim saya aman dari degradasi. Tapi jika memang tim saya harus terdegradasi seperti Toulouse dan Amiens, saya akan menutup mulut saya.”

Banding Lyon dan Amiens

Toulouse dan Amiens menjadi tim yang paling dirugikan dengan keputusan ini. Mereka harus terdegradasi karena keputusan yang tidak berasal dari hasil pertandingan. Jika merunut pada klasemen saat ini, keduanya memang bisa mendapatkan konsekuensi tersebut. Amiens ada di urutan 19 dengan 23 poin dan Toulouse di posisi juru kunci dengan 13 poin.

“Saya tidak pernah merasakan guncangan seperti ini sebelumnya di dunia sepakbola. Umumnya, kamu bisa menentukan sendiri nasibmu dan bagaimana performamu di lapangan. Kami seperti terhunus sebuah pedang. Saya sangat heran dengan keputusan ini,” kata pelatih Amiens, Luka Elsner.

Lain lagi dengan Lyon. Klub milik Jean-Michel Aulas itu ingin menggugat LFP karena kehilangan kesempatan main di kompetisi antar klub Eropa musim depan. Karena jika berdasarkan klasemen saat ini, Lyon hanya ada di urutan tujuh.

Tidak bisa bermain di Liga Champions berarti membuat klub kehilangan potensi mendapatkan uang dalam jumlah yang menggiurkan. Selain itu karena keputusan ini, untuk pertama kalinya Lyon tidak bisa bermain di kompetisi UEFA sejak 1996-1997.

Kekecewaan klub-klub Perancis memang tidak bisa disalahkan. Karena di tempat lain, yakni Liga Belanda, meski liga mereka juga terhenti, keputusan yang diambil adalah tidak ada yang juara serta tidak ada klub yang mengalami degradasi maupun promosi.

Baca juga artikel terkait LIGUE 1 atau tulisan lainnya dari Wan Faizal

tirto.id - Olahraga
Kontributor: Wan Faizal
Penulis: Wan Faizal
Editor: Nur Hidayah Perwitasari