Menuju konten utama
BPPTKG:

Letusan Merapi Pagi Ini Menunjukkan Aktivitas Vulkanik Masih Tinggi

Setelah letusan, hujan abu terjadi di sekitar Pos PGM Jrakah dan Pos PGM Selo.

Letusan Merapi Pagi Ini Menunjukkan Aktivitas Vulkanik Masih Tinggi
Petugas memantau aktivitas kondisi Gunung Merapi pasca kenaikan status dari normal menjadi waspada dengan radio komunikasi di kawasan Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (22/5/2018). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

tirto.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan letusan freatik Gunung Merapi yang terjadi pukul 08.20 WIB pagi ini menunjukkan aktivitas vulkanik yang masih tinggi.

"Letusan pagi ini dan data pemantauan menunjukkan adanya peningkatan aktivitas vulkanik Merapi masih tinggi sehingga tingkat aktivitas masih ditetapkan pada tingkat Waspada [Level II]," kata Kepada Badan Geologi BPPTKG, Rudy Suhendar di Yogyakarta, Jumat (1/6/2018).

Gunung Merapi kembali mengeluarkan letusan freatik pada Jumat (1/6/2018) pukul 08.20 WIB dengan amplitudo maksimum 77 mm dan durasi 2 menit. Tinggi kolom letusan mencapai 6.000 meter mengarah ke barat laut teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Jrakah.

Setelah letusan, pada pukul 08.58 WIB, seputar Pos PGM Jrakah terjadi hujan abu dan pukul 09.02 WIB, Pos PGM Selo juga terjadi hujan abu.

Pada awal letusan, angin mengarah ke barat laut, namun pada pukul 08.30 WIB, menurut informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Satklim Yogyakarta, angin mengarah ke barat daya.

Sementara, kegempaan yang terjadi pada Kamis (31/5/2018), terjadi hembusan 4 kali, volcano tectonic (VT) 5 kali dengan kedalaman dominan di bawah 3 kilometer dari puncak, guguran 11 kali, dan gempa tektonik 1 kali.

"Terjadinya gempa VT ini menjadi indikasi proses magmatis berpengaruh pada letusan pagi ini. Ekstruksi magma ke permukaan masih membutuhkan waktu mengingat diperkirakan posisi magma masih berada di bawah 3 km, berdasarkan kedalaman gempa VT," ujar Rudy.

BPPTKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan menghindari aktivitas di radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi karena ada ancaman lontaran pasir, kerikil, dan batu apabila terjadi letusan. Masyarakat di sekitar lereng juga diminta mewaspadai hujan abu dan menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.

Sebelum hari ini, letusan freatik Merapi terakhir terjadi pada 24 Mei 2018 pukul 10.48 WIB. Letusan tersebut berdurasi 2 menit dengan amplitudo maksimal 44 mm dan tinggi kolom letusan mencapai 1.500 meter ke arah barat.

Baca juga artikel terkait MERAPI MELETUS atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra