Menuju konten utama
Sejarah Lebanon

Ledakan Beirut dalam Penggalan Sejarah Panjang Lebanon

Ledakan Beirut menjadi bagian dari sejarah panjang Lebanon yang dimulai sejak masa Sebelum Masehi.

Ledakan Beirut dalam Penggalan Sejarah Panjang Lebanon
Ilustrasi Lebanon. foto/istockphoto

tirto.id - Ledakan besar terjadi di Beirut, ibu kota Lebanon, pada Selasa (4/8/2020) waktu setempat. Tragedi macam ini seolah sudah menjadi bagian dari sejarah Lebanon. Dalam kurun 2007-2020 saja, ada 13 peristiwa ledakan di Lebanon, kendati dalam konteks yang berbeda-beda.

Reuters mencatat, dari rangkaian 13 malapetaka tersebut, 8 ledakan disebabkan oleh bom mobil yang terjadi pada Juni dan Oktober 2007, Januari 2008, Oktober 2012, Juli dan Agustus 2013, serta Juni dan November 2014.

Khusus 2013, terdapat 4 kali peristiwa ledakan dalam tahun itu secara berurutan. Kejadian mengejutkan lainnya terjadi pada 14 Februari 2015 ketika mantan Perdana Menteri Lebanon, Rafik al-Hariri, tewas akibat ledakan bom truk di Beirut.

Adapun dalam peristiwa ledakan terbaru di Beirut pada Selasa lalu, menurut laporan Aljazeera, terhitung Kamis (6/8/2020) pukul 09.00 WIB, telah menewaskan 135 orang dan 5.000 orang lainnya mengalami luka-luka.

Tentang Republik Lebanon

Lebanon adalah negara anggota Organisation Internationale de la Francophonie alias negara yang menggunakan bahasa Perancis, kendati banyak pula yang memakai bahasa Arab dalam keseharian. Artinya, negara ini pernah menjadi bagian dari kekuasaan Perancis.

Nama resminya adalah Republik Lebanon atau yang dalam bahasa Perancis disebut République Libanaise. Sedangkan dalam istilah Arab negara ini bernama Al-Jumhūrīyah al-Lubnānīyah.

Data United Nations Department of Economic and Social Affairs menyebutkan, Lebanon ditinggali oleh lebih dari 6,8 juta jiwa penduduk (update tahun 2018 ) dengan luas wilayah 10.452 kilometer persegi.

Lebanon terbagi atas 6 provinsi, yaitu Beirut sebagai ibu kota negara, Mount Lebanon, North Lebanon, South Lebanon, Nabatieh, dan Bekaa.

Sisi barat Lebanon berbatasan langsung dengan Laut Tengah dengan garis pantai sepanjang 225 km, bagian timur dan utara berhimpitan dengan Suriah sepanjang 375 km, sementara di sisi selatan beriringan dengan Israel sepanjang 79 km.

Agama yang dianut warga Lebanon ini pun beraneka ragam. Ada pemeluk Islam, baik Sunni maupun Syiah, umat Kristen (Maronit, Katolik Roma, Katolik Ortodox, dan Protestan), bahkan penganut kepercayaan seperti Druze.

Sebagian wilayah Lebanon merupakan bagian dari kawasan Kanaan dan berupa pesisir atau pantai. Dikutip dari Britannica, ada beberapa situs permukiman manusia tertua di dunia ditemukan di area negara ini.

Menurut Cities of the Middle East and North Africa (2006) karya Michael Dumper, Bruce E. Stanley, dan Janet L. Abu Lughod, bukti salah satu kota tertua dunia di Lebanon adalah ditemukannya sisa-sisa peradaban pra-sejarah di Byblos yang diperkirakan sudah ada sejak 5.000 tahun Sebelum Masehi.

Sejarah Lebanon Hingga Era Islam

David S. Sorenson dalam Lebanon: A Reference Handbook (2009) menuliskan, Lebanon termasuk wilayah yang ditaklukkan Aleksander Agung dari Makedonia melalui Pengepungan Tirus pada 332 SM.

Hingga akhirnya, memasuki tahun masehi, wilayah ini dikuasai oleh Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium). Kota Beyrouth atau yang kini dikenal sebagai Beirut mulai berkembang pada masa ini.

Sejak abad ke-7 M, tepatnya tahun 632, kawasan Suriah dan sekitarnya, termasuk Lebanon, ditaklukkan oleh pasukan muslim dari Arab yang kemudian mendirikan pemerintahan baru sebagai pengganti Bizantium.

Di bawah pengaruh Islam, Lebanon menunjukkan geliat yang lebih moderen. Pada era ini, bahasa Arab menjadi bahasa resmi Lebanon dan menjadi bagian dari peradaban Islam yang gemilang.

Situasi ini berlangsung hingga tahun 1099 ketika tentara Salib (Crusader) merebut Lebanon. Dalam situasi ini, pengaruh Barat dimasukkan di Lebanon di tengah-tengah kehidupan masyarakat Islam yang cukup kental.

Tahun 1187, kekuatan Islam kembali berkuasa di Lebanon setelah Kesultanan Mamluk dari Mesir menggulingkan Dinasti Crusader. Mamluk berkuasa di kawasan ini sampai seiring kedatangan pasukan Ottoman alias Turki Ustmani pada 1516.

Infogafik Sejarah Lebanon

Infogafik Sejarah Lebanon. tirto.id/Fuadi

Sejarah Lebanon Hingga Kemerdekaan

Seiring melemahnya Ottoman yang akhirnya runtuh pada perjalanan abad ke-20, kawasan Timur-Tengah turut diincar bangsa-bangsa Eropa. Untuk wilayah Suriah serta Lebanon, Perancis dan Inggris berebut pengaruh di kawasan tersebut.

Perundingan pun digelar tahun 1916 atau pada masa Perang Dunia I (1914-1918), yakni Perjanjian Sykes-Picot. Kesepakatannya, dikutip dari tulisan Denys P. Myers berjudul “The Mandate System of the League of Nations” dalam jurnal The Annals of the American Academy of Political and Social Science (Juli 1921), adalah sebagai berikut:

Inggris menguasai sebagian besar dari Mesopotamia Ottoman (sekarang termasuk Irak) dan bagian selatan Suriah Ottoman (sekarang termasuk Palestina dan Yordania).

Sedangkan Perancis menguasai sisa wilayah Suriah Ottoman, Lebanon, Alexandretta (kini termasuk wilayah Turki), dan sebagian Turki sisi tenggara lainnya.

Tanggal 29 September 1923, Liga Bangsa-Bangsa (cikal bakal Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB) merestui Mandat Perancis di Suriah dan Lebanon. Dengan mandat ini, wilayah yang sekarang menjadi Lebanon berada di bawah penguasaan Perancis.

James Barr dalam A Line in the Sand: Britain, France and the Struggle for the Mastery of the Middle East (2011) menyebutkan bahwa wilayah Lebanon sempat merdeka sejenak ketika Perancis diduduki Jerman di bawah rezim NAZI dalam rangkaian Perang Dunia II (1939-1945).

Usai perang, otoritas Perancis mengakui kemerdekaan Lebanon yang dideklarasikan pada 22 November 1943. Akhirnya, sejak tanggal 24 Oktober 1945, Mandat Perancis di Suriah dan Lebanon resmi dicabut.

Baca juga artikel terkait LEDAKAN BEIRUT atau tulisan lainnya dari Maria Nanda Ayu Saputri & Iswara N Raditya

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Maria Nanda Ayu Saputri
Penulis: Maria Nanda Ayu Saputri & Iswara N Raditya
Editor: Iswara N Raditya