Menuju konten utama

Lebam di Wajah Ratna Sarumpaet Jadi Salah Satu Risiko Bedah Plastik

Setidaknya ada 11 risiko medis dari tindakan bedah plastik.

Lebam di Wajah Ratna Sarumpaet Jadi Salah Satu Risiko Bedah Plastik
Ratna Sarumpaet memberikan keterangan kepada media di kediamannya di Jl. Kampung Melayu Kecil 5, Jakarta Timur, Rabu (3/10/2018). Ratna Sarumpaet mengaku berbohong terkait penganiayaan yang menimpa dirinya. tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Foto wajah Ratna Sarumpaet yang menunjukkan lebam di kedua mata dan sebagian muka beredar di media sosial pada Selasa (2/10/2018). Awalnya, lebam di wajah Ratna tersebut diklaim sebagai akibat penganiayaan yang dialaminya.

Belakangan, Ratna mengaku bahwa ia berbohong. Lebam itu merupakan risiko medis dari tindakan bedah plastik yang dilakukan Ratna di Rumah Sakit Bedah Bina Estetika.

Operasi plastik, seperti operasi lainnya, memiliki risiko mulai dari hasil akhir yang tidak sesuai keinginan, bekas luka, lebam bahkan kematian.

Menurut situs web verywellhealth, setidaknya ada sebelas risiko yang mungkin didapatkan apabila melakukan operasi plastik, mulai dari bekas luka, kerusakan saraf, infeksi, penggumpalan darah, lebam, hingga kegagalan hasil operasi.

Hematoma atau lebam merupakan mengumpulnya darah di luar pembuluh darah. Hematoma dapat muncul dan berkembang setelah operasi, biasanya menimbulkan pembengkakan dan memar.

Dalam beberapa kasus, hematoma bisa cukup besar dan menyebabkan rasa sakit. Terkadang, hematoma juga harus ditangani dengan mengeluarkan darah menggunakan metode suntikan atau semacamnya.

Risiko lain seperti kerusakan saraf atau mati rasa mungkin terjadi karena saraf dapat rusak atau terputus selama prosedur pembedahan.

"Ketika saraf-saraf tersebut terluka, hasilnya bisa menjadi ketidakmampuan untuk membuat ekspresi wajah atau mata terkulai (ptosis) atau mulut,” tulis verywellhealth.

Akan tetapi, diantara semua risiko, kegagalan dalam operasi plastik menjadi ketakutan terbesar pasien bedah plastik. Hasil yang tidak hanya gagal memperbaiki penampilan tetapi justru membuat penampilan seseorang lebih buruk daripada sebelum operasi.

Operasi yang dilakukan Ratna Sarumpaet juga sempat mendapat komentar dari Tompi, penyanyi yang berprofesi sebagai dokter spesialis kulit bedah plastik. Tompi sempat menulis di akun Twitter-nya soal pembengkakan akibat operasi plastik yang dialami Ratna.

Tompi menjelaskan bahwa semua prosedur pembedahan pada dasarnya bisa menjadikan bengkak, namun dirinya tak mengetahui persis prosedur apa yang dilakukan Ratna.

Perkara tersebut hanya diketahui Ratna dan dokter yang menanganinya. Namun, khalayak dapat mengetahui berdasarkan pengakuannya, bahwa bengkak yang dialami oleh Ratna Sarumpaet merupakan risiko dari operasi sedot lemak di pipi, salah satu prosedur bedah estetika atau bedah plastik.

Seperti operasi lainya, pasien memiliki kemampuan untuk mengurangi risiko komplikasi. Cara terbaik untuk mengurangi risiko hasil yang buruk adalah memilih ahli bedah yang melakukan prosedur dengan baik.

Selain itu, perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, juga sangat penting sebelum operasi, karena non-perokok lebih cepat sembuh dan memiliki lebih sedikit jaringan parut. Beberapa ahli bedah plastik tidak mau melakukan operasi pada perokok karena hasil akhir mungkin akan kurang baik.

Selain itu, makan makanan yang sehat sebelum dan sesudah prosedur dapat mempercepat penyembuhan dan memperbaiki penutupan luka, yang juga dapat meminimalkan jaringan parut.

Baca juga artikel terkait KASUS RATNA SARUMPAET atau tulisan lainnya dari Nuraini Ika

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nuraini Ika
Editor: Dipna Videlia Putsanra