Menuju konten utama

Laringitis atau Radang Pita Suara: Kenali Penyebab dan Gejalanya

Laringitis merupakan peradangan yang terjadi pada pita suara (laring) yang menyebabkan suara menjadi parau.

Laringitis atau Radang Pita Suara: Kenali Penyebab dan Gejalanya
Ilustrasi gangguan tenggorokan. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Laringitis atau radang pita suara merupakan gangguan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan ini biasanya terjadi pada orang yang bekerja dengan banyak bicara, bekerja sebagai penyanyi, namun tidak menutup kemungkinan kita juga bisa terkena gangguan laringitis ini.

Laringitis merupakan peradangan yang terjadi pada pita suara (laring) yang menyebabkan suara menjadi parau. Ketika peradangan ini terjadi, seluruh mukosa laring hipermis dan menebal, terkadang pada pemeriksaan patologiknya terdapat metaplasi skuamosa.

Dilansir dari tulisan Juan Setiaji dengan judul “Refreat Laringitis”, laringitis terjadi karena pembengkakan dari membran mukosa laring. Pembengkakan tersebut melibatkan pita suara dan menyebabkan suara menjadi parau atau suara menjadi hilang.

Penyebab laringitis pada umumnya karena infeksi virus, infeksi bakteri atau jamur, peradangan yang berlebihan pada pita suara, batuk yang berlebihan, merokok, atau juga mengonsumsi alkohol, dan alergi.

Hal tersebut bisa didapatkan karena beberapa aktivitas tertentu, seperti terlalu banyak menggunakan suara, pemajanan terhadap debu, bahan kimiawi, asap, dan polutan lainnya, atau bisa juga terjadi sebagai bagian dari infeksi saluran pernapasan atas.

Laringitis juga disebabkan oleh infeksi yang terus terisolasi yang hanya mengenai pita suara, demikian dilansir dari tulisan Dewin Saputra dan Novera Widiastuty dengan judul “Laringitis”.

Laringitis memiliki dua tipe, laringitis akut dan laringitis kronis. Laringitis akut biasanya hanya berlangsung selama beberapa hari, sedangkan laringitis kronis dapat bertahan sampai lebih dari 3 minggu.

Infeksi virus adalah penyebab paling umum dari laringitis akut, sedangkan refluks asam merupakan penyebab paling sering dari laringitis kronis. Bahkan, laringitis kronis dapat menyebabkan pneumonia (infeksi paru).

Laringitis bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Gejala laringitis pada umunya sakit tenggorokan, batuk, kesulitan menelan, sensasi pembengkakan di daerah laring, dingin atau gejala seperti flu, demam, kesulitan bernapas, kesulitan makan, dan peningkatan produksi air liur dalam mulut.

Saputra dan Widiastuty menulis, untuk laringitis akut, terdapat gejala radang umum, seperti demam, malaise, gejala rinofaringitis, batuk disertai suara parau sampai tidak bersuara sama sekali (afoni). Gejala-gejala awal seperti rasa kering di tenggorokan, nyeri ketika menelan dan berbicara. Sering disertai dengan batuk kering, dan lama-kelamaan akan timbul batuk berdahak dan kental.

Sedangkan pada laringitis kronis, suara serak merupakan gejala yang paling sering terjadi. Gejala serak tersebut berubah-ubah sepanjang hari, dan paling parah pada pagi hari. Sering disertai batuk dan mendehem karena adanya sekret yang lengket dan kental di tenggorokan. Laringitis kronis mungkin sebagai komplikasi dari sinusitis kronis dan bronchitis kronis.

Secara umum, proses penyembuhan laringitis akut dilakukan dengan mengistirahatkan suara, menghindari merokok, istirahat yang cukup, dan menghirup uap udara atau aerosol.

Sementara untuk laringitis kronis pengobatannya dengan menghilangkan infeksi traktus respiratorius primer yang mungkin ada, dan mengurangi merokok, kemudian mengistirahatkan suara, menggunakan antibiotik jika terdapat infeksi, dan ekspektoral.

Baca juga artikel terkait LARINGITIS atau tulisan lainnya dari Maria Ulfa

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Dipna Videlia Putsanra