Menuju konten utama

La Liga Kritik UEFA Soal Kompetisi Baru "Liga 2 Eropa"

Kompetisi baru UEFA, Liga 2 Eropa yang akan digulirkan mulai musim 2021/2022 dinilai La Liga dapat menyebabkan masalah di benua tersebut.

La Liga Kritik UEFA Soal Kompetisi Baru
Ilustrasi. Direktur kompetisi UEFA 2018 Giorgio Marcheti melakukan pengundian perempat final Liga Champions di Nyon, Swiss, Jumat (16/3). ANTARA FOTO/REUTERS/Pierre Albouy

tirto.id - La Liga, melalui presiden mereka Javier Tebas mengritik UEFA terkait rencana bergulirnya kompetisi baru Liga 2 Eropa. Menurut Tebas kompetisi baru tersebut, yang membuat semakin banyaknya klub yang bertarung di level kontinental, dapat mengancam eksistensi sepak bola Eropa.

Sebelumnya pada Minggu (2/12/2018) di Dublin, Komite Eksekutif UEFA menyepakati bergulirnya kompetisi baru selain Liga Champions dan Liga Eropa. Kompetisi tersebut masih digodok, dan sementara ini disebut Liga 2 Eropa. Rencananya, kompetisi itu mulai diputar pada musim 2021/2022.

Liga 2 Eropa akan digulirkan seperti Liga Champions, dengan peserta 32 tim di babak penyisihan yang terbagi dalam 8 grup. Nantinya, juara dan runner-up tiap-tiap grup lolos ke babak 16 besar dan dari sana kompetisi dilanjutkan dengan format sistem gugur.

Liga 2 Eropa akan memberikan ruang untuk tim-tim yang selama ini tersisih lebih awal dari Liga Champions dan Liga Eropa.

Sebagai contoh, babak kualifikasi kedua Liga 2 Eropa akan diisi oleh 110 tim, dengan 20 di antaranya berasal dari tim yang gugur di prakualifikasi dan kualifikasi pertama Liga Champions. Sementara itu, di prakualifikasi menuju 16 besar, akan ada 8 tim peringkat ketiga Liga Eropa yang bergabung.

Namun, menurut La Liga, kompetisi baru justru akan menciptakan masalah. Dengan adanya Liga 2 Eropa, akan ada 96 klub yang bertarung di babak utama 3 kompetisi Eropa. Jumlah ini membengkak dari angka sekarang, 80 klub (32 klub di Liga Champions dan 48 tim di Liga Eropa).

“UEFA tidak dapat membuat keputusan ini secara terpisah dari liga-liga yang terkena dampak dari keputusan ini.

“Liga 2 Eropa akan memberikan tekanan yang lebih besar kepada klub-klub yang lebih kecil, yang saat ini menjadi contoh persaingan sehat dan pertumbuhan sepak bola Eropa. Hal ini akan menciptakan kesenjangan yang lebih besar antara liga-liga yang mendapatkan keuntungan dari sepak bola Eropa dan mereka yang tidak,” sebut Tebas dalam rilis La Liga yang diterima Tirto pada Jumat (14/12).

La Liga sendiri menegaskan pentingnya UEFA untuk meningkatkan distribusi akses dan pendapatan Liga Champions, Liga Eropa, dan Liga 2 Eropa. Selain itu, La Liga dan liga-liga domestik lain mengajukan pembayaran solidaritas untuk klub-klub yang tidak berpartisipasi dalam kompetisi Eropa, klub-klub dan federasi-federasi kecil. Jika jumlahnya saat ini 7%, ada harapan angkanya meninggi jadi 20%.

“Sangat penting untuk meninjau bagaimana pendapatan didistribusikan di keseluruhan model Kompetisi Eropa, termasuk distribusi keuangan Liga Champions.

"Melalui diskusi lebih lanjut, model kompetisi sepak bola di Eropa yang lebih inklusif dan demokratis dapat diciptakan, sehingga dapat menghasilkan stabilitas ekonomi dan keseimbangan kompetitif dari liga-liga nasional.

"Hal ini merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi saat ini di seluruh benua, dan apabila hal ini tidak ditangani secara tepat, maka akan timbul konsekuensi yang merugikan untuk jangka waktu yang panjang," papar Tebas.

Baca juga artikel terkait LIGA EROPA atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Olahraga
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Fitra Firdaus