Menuju konten utama

Kurs Lira Anjlok, Turis Serbu Toko Barang Mewah di Turki

"Kami membeli pakaian, kami membeli makeup, kami membeli [barang-barang] bermerek," kata Fatima.

Kurs Lira Anjlok, Turis Serbu Toko Barang Mewah di Turki
Ilutrasi Wisatawan berkumpul didepan Louis Vuitton di Paris, Perancis. AP Photo/Remy de la Mauviniere

tirto.id - Kurs lira anjlok menyentuh 6,5 lira per dolar AS. Nilai tukar lira yang melemah dimanfaatkan para turis untuk memborong di toko-toko barang mewah di Turki.

Dilansir dari Express, sejumlah turis tampak memadati toko barang mewah mulai dari Chanel hingga Louis Vuitton di Nisantasi, Istanbul.

"Kami membeli pakaian, kami membeli makeup, kami membeli [barang-barang] bermerek," kata Fatima Ali dari Kuwait.

Fatima berkunjung ke Istanbul bersama dua putrinya. Seperti wisatawan lainnya, Fatima membawa tiga koper untuk mengisi barang belanjaannya.

"Harganya sangat murah," kata Fatima.

Hal senada disampaikan seorang karyawan di toko pakaian kelas atas yang menolak menyebutkan namanya. Menurutnya, jumlah pembeli saat ini meningkat melebihi hari biasanya.

Dilansir dari The Guardian, wisatawan yang mengunjungi Turki juga terus melonjak naik pada musim panas ini. Hal itu dinilai sebagai respons atas melemahnya nilai tukar lira terhadap dolar sehingga sejumlah barang tampak murah bagi para wisatawan.

Menurut laporan TUI salah satu operator perjalanan menyebutkan bahwa Turki menjadi destinasi utama wisatawan Inggris pada musim panas ini.

Para perusahaan perjalanan juga mengatakan hal senada bahwa terjadi peningkatan pemesanan perjalanan ke Turki sebesar 63 persen untuk tahun ini.

Penyebab Kurs Lira Anjlok

Sejumlah pakar menyebutkan anjloknya lira dipengaruhi oleh kekhawatiran bahwa Turki akan mengalami krisis ekonomi, seperti dilansir dari BBC.

Menurut Andrew Walker, koresponden ekonomi BBC World Service mengatakan bursa saham Turki turun 17 persen namun peminjaman dana pemerintah meningkat 18 persen per tahun. Di saat yang bersamaan, laju inflasi Turki mencapai titik 15 persen.

Para investor pun khawatir bahwa perusahaan-perusahaan Turki bakal kesulitan membayar pinjaman dalam bentuk dolar dan euro di tengah maraknya pembangunan di negara itu.

Selain itu, ada juga yang menyebut bahwa anjloknya lira lantaran lampu hijau dari Presiden AS Donald Trump untuk memberlakukan bea masuk sebesar dua kali lipat terhadap baja serta aluminium Turki.

Pada Jumat (10/8/2018), nilai tukar Lira terhadap dolar AS turun sebanyak 20 persen. Padahal, sepanjang tahun lalu, nilai mata uang tersebut sudah anjlok lebih dari 40 persen.

Presiden Tayyip Erdogan pun menyerukan agar warga menjual dolar mereka dan membeli lira. Hal itu, menurut Erdogan untuk menopang mata uang lokal.

Baca juga artikel terkait KRISIS EKONOMI TURKI atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Ekonomi
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora