Menuju konten utama

Kurangi Stres Karyawan, Perusahaan Sediakan Kucing di Kantor

Beberapa perusahaan di Jepang menerapkan kebijakan "kucing kantor" yakni membawa hewan peliharaan ke kantor, untuk mengenyahkan stres karyawan yang menghabiskan sebagian besar waktunya di kantor.

Kurangi Stres Karyawan, Perusahaan Sediakan Kucing di Kantor
Anak kucing pada saat pameran kucing di Bishkek, (23/3. Kaum laki-laki mulai mulai marak memelihara kucing. AFP/Vyacheslav Oseledko

tirto.id - Stres tak bisa dienyahkan ketika bekerja di Jepang di mana karyawan harus menghabiskan waktu lama di kantor, namun sebuah perusahaan mengklaim punya obat penawarnya: kucing.

Sembilan ekor kucing bebas berkeliaran di sebuah kantor IT kecil di Tokyo.

Hidenobu Fukuda, bos perusahaan, menerapkan kebijakan "kucing kantor" pada 2000 atas permintaan dari salah satu karyawan untuk mengizinkan mereka membawa hewan peliharaan ke kantor.

"Saya juga menawarkan 5000 yen per bulan untuk mereka yang mengadopsi kucing," katanya seperti dilansir Japan Times.

Perusahaan Jepang lain juga mengizinkan peliharaan dibawa ke kantor untuk membantu mengurangi stres karyawan.

Di Oracle Japan, anjing Old English Sheepdog bernama Candy bertugas jadi duta "penyambut dan penyembuh", kata perusahaan itu dalam laman resmi.

Perusahaan tersebut punya anjing kantor sejak 1991, dan Candy yang merupakan generasi keempat, kini punya akun Twitter dan Instagram.

Sementara itu, Pasona Group "menyewa" dua kambing pada 2011 dan dua alpaka pada 2013 sebagai karyawan tetap yang bertugas meredakan stres.

Tokyo adalah rumah dari 60 kafe kucing yang sudah terdaftar, berkat pencinta hewan berbulu yang jumlahnya meningkat.

Eri Ito, karyawan Ferray, merasa lebih senang dengan kehadiran binatang di kantor.

"Kucing tidur di samping kami... Rasanya menenangkan," kata Ito.

Di sisi lain, kehadiran kucing di kantor juga kerap mengganggu pekerjaan.

"Kadang mereka mematikan komputer dengan menginjak tombol off," kata Fukuda.

Baca juga artikel terkait STRES atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri