Menuju konten utama
Ramadhan 2022

Kultum Ramadhan Hari ke-25: Memakmurkan Masjid Seperti Bulan Puasa

Ceramah kultum Ramadhan singkat 2022 hari ke-25 tentang memakmurkan masjid.

Kultum Ramadhan Hari ke-25: Memakmurkan Masjid Seperti Bulan Puasa
Umat Islam melaksanakan Shalat Tarawih pertama di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta, Jumat (1/4/2022) malam. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.

tirto.id - Ceramah kultum Ramadhan singkat 2022 hari ke-25 mengangkat tema tentang memakmurkan masjid seperti bulan puasa Ramadan.

Ramadhan 1443 Hijriah atau tahun 2022 sudah masuk di hari ke-25, yang artinya 5 hari lagi waktu tersisa bulan Ramadan akan meninggalkan kita.

Ceramah Kultum Ramadhan 2022 Hari ke-25

Sudah menjadi kondisi umum ketika pada bulan Ramadan hampir semua masjid dan musala terlihat penuh, terutama pada awal-awal melaksanakan ibadah puasa.

Biasanya jamaah dari berbagai kalangan hadir, mulai dari yang lansia sampai balita. Bahkan tak jarang terlihat banyak masjid yang menggelar saf salat sampai ke halaman, jika sudah tidak cukup menampung jamaah.

Tak hanya salat wajib lima waktu dan tarawih, tapi juga berbagai ibadah lainnya seperti salat sunah, tadarus, kajian, iktikaf, buka puasa selalu dilakukan di masjid.

Namun, biasanya keadaan ini akan berangsur-angsur berkurang setelah bulan puasa Ramadan, kegiatan-kegiatan kembali berkurang, dan saf salat pun akan terlihat mengecil lagi.

Tak terlihat lagi warga yang tadarus, tidak ada lagi salat malam, kajian Islam berkurang, uang infaq dan zakat pun berkurang.

Memang menyedihkan jika kita harus membandingkan kondisi masjid di bulan puasa Ramadan dengan kondisi di bulan-bulan selain Ramadan.

Mengapa ini bisa terjadi? Padahal masjid bagi umat Islam itu bagaikan air bagi ikan. Ikan tidak akan bisa bertahan lama dalam hidupnya jika dipisahkan dari air.

Yang artinya, jiwa atau ruh keislaman seorang muslim tidak akan kokoh jika tidak suka ke masjid atau tidak memperoleh pembinaan dari masjid.

Seperti dikutip laman Kemenag, masjid punya kedudukan yang sangat penting bagi kaum muslimin, yakni dalam rangka memperkokoh dan memantapkan ruh keislamannya dan ini berarti masjid harus dikembangkan ke arah pengokohan jiwa keislaman dari kaum muslimin.

Sehingga jika kita memakmuran masjid, Insya Allah Allah akan memberikan kehidupan dunia yang lebih baik dan penuh berkah.

Perihal memakmurkan masjid, Allah SWT berfirman:

اِنَّمَا يَعۡمُرُ مَسٰجِدَ اللّٰهِ مَنۡ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ وَاَ قَامَ الصَّلٰوةَ وَاٰتَى الزَّكٰوةَ وَلَمۡ يَخۡشَ اِلَّا اللّٰهَ‌ فَعَسٰٓى اُولٰۤٮِٕكَ اَنۡ يَّكُوۡنُوۡا مِنَ الۡمُهۡتَدِيۡنَ

Innamaa ya'muru masaa jidal laahi man aamana billaahi wal Yawmil Aakhiri wa aqoomas Salaata wa aataz Zakaata wa lam yakkhsa illal laaha fa'asaaa ulaaa'ika ai yakuunuu minal muhtadiin

Artinya: "Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk," (QS. At-Taubah: 18)

Ayat ini menjelaskan bahwa yang patut memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah.

Orang-orang tersebut termasuk kaum yang berserah diri kepada-Nya serta percaya akan datangnya hari akhirat tempat pembalasan segala amal perbuatan, melaksanakan salat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapa pun selain kepada Allah.

Orang-orang inilah yang diharapkan termasuk golongan yang mendapat petunjuk untuk memakmurkan masjid-masjid-Nya.

Banyak hadis yang menjelaskan tentang keutamaan memakmurkan masjid, antara lain sabda Rasulullah SAW:

"Barang siapa membangun mesjid bagi Allah untuk mengharapkan keridaan-Nya, niscaya Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah dalam surga," (Riwayat al-Bukhari, Muslim dan at-Tirmidzi dari 'Utsman bin Affan)

Kemudian Rasulullah SAW juga bersabda:

"Apabila kamu melihat seseorang membiasakan diri (beribadah) di mesjid, maka bersaksilah bahwa ia orang yang beriman," (Riwayat Ahmad, at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan al-hakim dari Abi Said al-Khudri)

Dengan penjelasan di atas, semoga kita semua termasuk golongan kaum dan orang-orang yang suka memakmurkan masjid, tak hanya di bulan Ramadan, tetapi juga di bulan-bulan selain Ramadan, aamiin allahumma aamiin.

Baca juga artikel terkait KULTUM RAMADHAN atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Addi M Idhom