Menuju konten utama

Kulon Progo Vaksinasi Hewan Ternak di Desa Terdampak Antraks

Dinas Pertanian dan Pangan mulai melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak di kawasan antraks Kulon Progo. Proses tersebut rencananya akan berjalan selama tiga bulan.

Kulon Progo Vaksinasi Hewan Ternak di Desa Terdampak Antraks
Penyuntikan vaksin kerbau untuk mencegah infeksi bakteri Antraks. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe.

tirto.id - Vaksinasi terhadap hewan ternak di Desa Purwosari yang merupakan kawasan terkena penyebaran virus antraks, mulai dilakukan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemberian vaksin yang dimulai sejak Senin (30/1/2017) ini rencananya akan berlanjut hingga tiga bulan ke depan.

Menurut penuturan Kepala (DPP) Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, dusun-dusun yang dilakukan vaksinasi di Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo, itu adalah Ngaglik, Penggung, Ngroto dan Dusun Wonosari, serta kawasan di radius wilayah itu.

"Sampai saat ini, kondisi lokasi antraks sudah bagus dan tidak ditemukan kembali adanya hewan ternak mati. Meski demikian, sesuai standar operasional pelaksanaan, petugas terus melakukan vaksinasi di kawasan radius," kata Bambang seperti dikutip dari Antara, Jumat (3/2/2017).

Ia mengatakan vaksin akan dilakukan dua kali dalam satu tahun. Hal ini untuk memastikan bahwa wilayah tersebut sudah bebas antraks.

Untuk melakukan vaksinasi itu, Bambang menjelaskan, petugas harus bekerja keras dan berjalan kaki menuju lokasi ternak milik warga. Medan di Desa Purwosari sangat terjal dan jauh dari jalan. Bahkan, ada salah satu petugas dokter hewan yang tertimpa kayu kandang milik warga saat melaksanakan tugas.

"Kami sampai tidak tega melihat petugas di lapangan yang bekerja keras. Kami mengharap masyarakat membatu petugas yang melakukan vaksinasi," katanya.

Sebagai informasi, Sekda Kulon Progo Astungkara sebelumnya mengatakan pemkab mendapat bantuan vaksin sebanyak 17.600 dosis dari Kementerian Pertanian untuk mengatasi antraks di Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo.

"Kami memperkirakan kebutuhan vaksin 17.500 dosis, tapi mendapat kiriman 17.600 dosis. Kami belum mengetahui, apakah vaksin tersebut masih kurang atau tidak," kata Astungkara.

Selain itu, ia mengatakan dirinya meminta Dinas Pertanian dan Peternakan (DPP) melalukan investigasi masuknya virus antraks ke Girimulyo. Sejauh ini, desa itu tidak pernah ditemukan kasus antraks.

"Kami minta tim menginvestagasi Ngatijo, pemilik sapi yang sapinya terkena antraks. Sapi tersebut didapat dari mana? Ini perlu diinvestigasi supaya antraks tidak meluas," katanya.

Baca juga artikel terkait PENCEGAHAN ANTRAKS atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari