Menuju konten utama

Kudus Dapat Tambahan 81 Nakes demi Atasi Lonjakan Kasus COVID-19

81 tenaga kesehatan itu terdiri dari perawat, analis, ahli gizi, apoteker, dokter umum, spesialis patologi, ahli paru, penyakit dalam, dan pulmonologi.

Kudus Dapat Tambahan 81 Nakes demi Atasi Lonjakan Kasus COVID-19
Sejumlah tenaga kesehatan memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah rekannya Wulan Ningrum yang meninggal dunia akibat terpapar COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Loekmono Hadi, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (2/6/2021). ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/wsj.

tirto.id - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mendapatkan tambahan 81 tenaga kesehatan untuk membantu penanganan pasien COVID-19 di sana. Para nakes ini sebagian besar langsung ditempatkan di sejumlah rumah sakit yang menjadi rujukan penanganan COVID-19.

"Dari total 81 tenaga kesehatan tersebut, sebagian besar ditempatkan di rumah sakit rujukan, kemudian ada yang ditempatkan di Puskesmas Jepang, tempat isolasi Akbid dan Rusunawa," kata Pelaksana Harian Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Masut di Kudus, Selasa (8/6/2021) dilansir dari Antara.

Puluhan tenaga kesehatan tersebut, kata dia, ada yang dari Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, IDI, Kesdam IV/Diponegoro, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dan dari RS Moewardi Surakarta.

Masut menjelaskan, dari 81 tenaga kesehatan tersebut, di antaranya ada perawat, analis, ahli gizi, apoteker, dokter umum, spesialis patologi, ahli paru, penyakit dalam dan pulmonologi dengan jumlah bervariasi.

"Terbanyak perawat ada 48 orang, sedangkan dokter umum ada 12 orang, dokter spesialis enam orang dan lainnya analis, apoteker serta ahli gizi," ujarnya.

Tenaga kesehatan tersebut, kata dia, mulai ditempatkan sejak 2 Juni dan ada yang mulai bekerja 7 Juni 2021, sedangkan masa tugasnya ada yang hingga 31 Juni 2021 untuk perawat, sedangkan dokter spesialis dijadwalkan hingga pertengahan Juni 2021.

Rumah sakit yang paling banyak membutuhkan, menurut Masut, adalah RSUD Loekmono Hadi Kudus, disusul Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus, RS Kumalasiwi, RS Islam dan RS Aisyiyah.

Berdasarkan data dari Dinkes Kudus, keterisian tempat tidur di ruang ICU sekitar 86 persen dari total 57 tempat tidur yang tersedia, sedangkan tempat tidur di ruang perawatan, dari 1.233 tempat tidur yang berasal dari tujuh rumah sakit rujukan, keterisiannya 96 persen atau 447 tempat tidur.

Rumah sakit yang sudah terisi penuh, katanya, adalah Rumah Sakit Kumala Siwi Mijen dengan 100 tempat tidur dan RS Aisyiyyah dengan 157 tempat tidur.

Pemerintah klaim peningkatan mobilitas masyarakat saat Hari Raya Idulfitri atau Lebaran 2021 menjadi penyebab lonjakan kasus COVID-19 di sejumlah daerah. Namun para epidemiolog menyebut lonjakan kasus disebabkan banyak faktor, termasuk sudah menyebarnya variant of concern (VoC) COVID-19 di Indonesia.

Penambahan kasus harian dan kenaikan kasus aktif menyebabkan makin sesaknya rumah sakit, tingkat keterisian bed occupancy rate (BOR) pasien COVID-19, baik isolasi maupun ICU pun meningkat dalam sepekan terakhir. Salah satu daerah yang menjadi sorotan yakni Kudus, Jawa Tengah.

Kemenkes telah mengirimkan tambahan dokter dan perawat di rumah sakit di Kudus dan Bangkalan. Hal ini untuk mengurangi tekanan terhadap para nakes di daerah tersebut yang sudah banyak terpapar COVID-19.

“Di kudus ada 300 lebih nakes terpapar, tapi karena sudah divaksin, kondisi mereka masih baik, termasuk satu dokter spesialis yang usianya sudah 70 tahun alhamdulillah kondisinya juga baik,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam pernyataan pers resmi yang disampaikan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/6/2021).

Baca juga artikel terkait COVID-19 KUDUS

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto