Menuju konten utama

Kualitas Udara Jakarta Masih Terburuk, Warga Diimbau Pakai Masker

IQ Air mencatat kualitas udara di DKI Jakarta pada pukul 08.52 WIB mencapai indeks 158 atau kategori tidak sehat.

Kualitas Udara Jakarta Masih Terburuk, Warga Diimbau Pakai Masker
Sejumlah perwakilan Tim Advokasi Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Koalisi Semesta (Koalisi IBUKOTA) melakukan aksi teatrikal dan orasi saat mendaftarkan dokumen kontra memori banding di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Senin (17/1/2022). ANTARA FOTO/Reno Esnir/wsj.

tirto.id - Kualitas udara Jakarta tercatat menempati posisi pertama sebagai yang terburuk di dunia pada Selasa (21/6/2022) pagi. Hal itu berdasarkan laporan dari lembaga data kualitas udara, IQ Air.

IQ Air melalui laman resminya mencatat kualitas udara di DKI Jakarta pada pukul 08.52 WIB mencapai indeks 158. Indeks kualitas udara berdasarkan standar Amerika Serikat (AQ US) menggolongkan indeks 151 hingga 200 merupakan kategori udara yang tidak sehat.

Konsentrasi particulate matter (PM) 2.5 mencapai 13,7 kali lipat di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). PM 2.5 merupakan polutan pencemar udara yang paling kecil dan berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Sementara itu di posisi kedua ditempati Beijing, Cina dengan indeks 157. Lalu disusul Dubai, Uni Emirat Arab di posisi ketiga dengan indeks 156.

IQ Air menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker, menghidupkan pemurni udara, menutup jendela, dan menghindari aktivitas di luar rumah.

Kualitas udara Jakarta tercatat sebagai yang terburuk di dunia secara berturut-turut dalam dua pekan terakhir. Kemarin, Senin (20/6/2022), kualitas udara Jakarta menduduki posisi pertama di dunia dengan indeks kualitas udara tidak sehat mencapai 175 pada pukul 09.33 WIB.

Menanggapi itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria mengatakan polusi udara di Jakarta masih menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintahannya. Pemprov DKI tengah menyiapkan perlengkapan, petugas, hingga program penambahan Ruang Terbuka Hijau (RTH).

"Tentang polusi udara, program langit biru, itu memang tidak mudah, perlu waktu. Tidak bisa sepihak, perlu ada perlu ada pengurangan kendaraan, uji emisi dan sebagainya, kemudian peningkatan RTH dan sebagainya," kata Riza di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (20/6/2022).

Baca juga artikel terkait KUALITAS UDARA JAKARTA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan