Menuju konten utama

KTT IORA Dimulai Hari Ini dengan Pertemuan 21 Pejabat Tinggi

KTT Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) 2017 yang digelar 5-7 Maret 2017, dimulai dengan rangkaian pertemuan 21 pejabat tinggi negara anggota IORA (SOM).

KTT IORA Dimulai Hari Ini dengan Pertemuan 21 Pejabat Tinggi
Presiden Joko Widodo (kedua kiri depan) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan depan) berbincang dengan jajaran menteri (kiri kanan) Menko PMK Puan Maharani, Menko Polhukam Wiranto, Menlu Retno Marsudi, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung sebelum rapat terbatas mengenai KTT Indian Ocean Rim Association (IORA) di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (2/3). KTT Ke-20 IORA akan berlangsung pada 5-7 Maret 2017 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, rencananya dihadiri 21 kepala negara/pemerintahan, delapan organisasi dan tujuh negara mitra wicara. ANTARA FOTO/Rosa Panggabean.

tirto.id - Konferensi Tingkat Tinggi Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) 2017 yang digelar 5-7 Maret 2017, dimulai hari ini dengan rangkaian pertemuan 21 pejabat tinggi negara anggota IORA (SOM).

Pada hari pertama KTT IORA di Jakarta, Minggu (5/3/2017), para pejabat tingkat tinggi dari 21 negara anggota IORA telah hadir di Jakarta Convention Center untuk membahas sejumlah negosiasi yang akan dibawa ke pertemuan tingkat menteri pada hari kedua pelaksanaan KTT IORA 2017, seperti diberitakan Antara.

Penyelenggaraan IORA Summit 2017 kali ini bertema "Strengthening Maritime Cooperation for Peaceful, Stable, and Prosperous Indian Ocean" (Memperkuat Kerja Sama Maritim untuk Kawasan Samudera Hindia yang Damai, Stabil, dan Makmur).

Saat ini, IORA beranggotakan 21 negara yaitu Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Persatuan Emirat Arab, Seychelles, Singapura, Somalia, Sri Lanka, Tanzania, Thailand dan Yaman.

Selain itu, IORA juga menggandeng tujuh negara mitra dialog, yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Mesir, Prancis dan China. Terdapat juga dua organisasi peninjau di IORA, yaitu "Indian Ocean Tourism Organization" (IOTO) dan "Indian Ocean Research Group" (IORG).

Rangkaian Pertemuan IORA didahului pertemuan tingkat pejabat tinggi pada 5 Maret, pertemuan tingkat menteri pada 6 Maret dan pertemuan tingkat tinggi atau KTT pada 7 Maret.

Sebanyak 16 VVIP, yaitu tingkat kepala negara seperti presiden, wakil presiden, atau perdana menteri, dipastikan akan hadir dalam KTT IORA tahun ini.

Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull dipastikan akan menghadiri KTT IORA tahun ini.

RI Desak Anggota IORA Ikut Jaga Wilayah ZEE Indonesia

Republik Indonesia merupakan surga sumber daya kelautan dan perikanan bagi negara-negara Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) sehingga perlu dipastikan sumber daya tersebut dapat dijaga secara berkelanjutan.

"Indonesia mesti mendesak 21 negara anggota IORA untuk memastikan pemanfaatan sumber daya ikan di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia harus mematuhi regulasi nasional," kata Direktur Eksekutif Center of Maritime Studies for Humanities, Abdul Halim, terkait dengan penyelenggaraan KTT IORA yang digelar di Jakarta, Minggu.

Rangkaian KTT IORA, di mana Indonesia saat ini memegang peran keketuaan, bakal berjalan pada tanggal 5-7 Maret 2017, dan memiliki tema "Strengthening Maritime Cooperation for Peaceful, Stable, and Prosperous Indian Ocean" (Memperkuat Kerja Sama Maritim untuk Kawasan Samudera Hindia yang Damai, Stabil, dan Makmur).

Abdul Halim juga mengemukakan bahwa aturan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia terkait pengelolaan sumber daya ikan juga tidak boleh bertentangan dengan UNCLOS atau Konvensi PBB tentang Hukum Laut tahun 1982.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam sejumlah kesempatan menegaskan bahwa industri perikanan harus memperhatikan aspek keberlanjutan dalam rangka melestarikan sumber daya perikanan yang ada di kawasan perairan Republik Indonesia.

Menteri Susi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan, hal yang harus diperhatikan adalah antara pertumbuhan industri perikanan dengan keberlanjutan dari industri dan sumber daya ikan itu sendiri.

Dalam hal ini, ujar dia, Indonesia mengusulkan akuntabilitas dari berbagai negara dalam memberantas "illegal fishing" atau penangkapan ikan secara ilegal.

Pasalnya, ia mengingatkan bahwa masih ada beberapa negara yang melakukan penangkapan ikan, bukan di daerah perairan negaranya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno menjelaskan rangkaian pertemuan IORA akan didahului pertemuan tingkat pejabat tinggi pada 5 Maret, dilanjutkan dengan pertemuan tingkat menteri pada 6 Maret, dan ditutup dengan pertemuan tingkat tinggi atau KTT pada 7 Maret.

Selain itu, pada 6 Maret juga akan diadakan "IORA Business Summit" yang akan dihadiri oleh sekitar 300 pengusaha dari negara-negara anggota IORA.

Menurut Menlu RI, pelaksanaan KTT IORA untuk pertama kali ini tidak hanya untuk memperingati 20 tahun IORA berdiri, namun juga untuk meningkatkan IORA ke level yang lebih tinggi di kancah internasional.

"Indonesia, sebagai negara yang menunjukkan 'leadership' di IORA, ingin membawa IORA ke tempat yang lebih terlihat di dalam konteks percaturan dunia," ujar dia.

IORA adalah sebuah organisasi regional beranggotakan 21 negara yang terdiri atas negara-negara pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, berdasarkan pada prinsip regionalisme terbuka untuk memperkuat kerja sama ekonomi, khususnya memfasilitasi investasi, promosi, dan pembangunan sosial di kawasan.

Baca juga artikel terkait KTT IORA atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Politik
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri