Menuju konten utama

KSAD Dudung Jenguk Korban Luka Tragedi Kanjuruhan di RSSA Malang

131 suporter Arema meninggal dalam tragedi Kanjuruhan. Mereka disebut kekurangan oksigen karena tembakan gas air mata dan pintu keluar yang penuh sesak.

KSAD Dudung Jenguk Korban Luka Tragedi Kanjuruhan di RSSA Malang
Panglima Kodam (Pangdam) Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman saat ditemui di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (20/5/2021). ANTARA/Mentari Dwi Gayati/aa.

tirto.id - Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurrachman mengunjungi korban insiden Kanjuruhan di RSUD Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur, Kamis (6/10/2022). Dudung juga memberikan bantuan kepada korban yang masih dirawat di rumah sakit.

“Sengaja saya datang ke rumah sakit untuk melihat para korban kejadian Kanjuruhan. Ada beberapa yang masih mendapatkan perawatan di ICU dan beberapa sudah di ruang perawatan. Saya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat mendoakan, semoga yang dirawat segera sembuh dan selalu diberikan kesehatan,” ujar Dudung dalam keterangan yang diterima.

Dudung juga menyempatkan diri untuk mengunjungi kediaman orang tua dan keluarga supporter yang meninggal atas nama Najwa Zalfa Abdillah (16). Dalam kunjungan tersebut, Dudung didampingi Presiden Arema, Gilang Widya Pramana.

Ia mengucapkan duka cita dan berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan serta mendoakan almarhumah agar diberikan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa.

"Saya juga turut berbelasungkawa kepada saudara-saudara kita, semoga almarhum dan almarhumah diterima di sisi Allah SWT dan keluarganya diberi kekuatan dan ketabahan," jelas Mantan Pangkostrad itu.

Markas Besar Polri menyatakan korban tewas akibat gas air mata di Stadion Kanjuruhan menjadi 131 orang. Sebelumnya dilaporkan jumlah korban meninggal sebanyak 125 orang.

"Jadi data korban meninggal 131 orang," ungkap Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo.

Dedi menjelaskan, terjadinya selisih data korban meninggal karena tim DVI bersama Dinas Kesehatan awalnya mendata korban yang dibawa ke rumah sakit saja. Setelah dilakukan pencocokan data, diketahui ada sejumlah korban meninggal tidak di fasilitas kesehatan.

"Non faskes penyebab selisihnya setelah semalam dilakukan pencocokan data bersama dinas kesehatan, Tim DVI dan direktur rumah sakit," ucap Dedi.

Salah satu hal yang diduga menjadi penyebab jatuhnya banyak korban akibat penembakan gas air mata oleh polisi kepada penonton, padahal itu dilarang dalam aturan FIFA.

Selain gas air mata, sejumlah anggota TNI juga diduga melakukan kekerasan kepada penonton. Hal tersebut terlihat ada salah satu TNI yang menendang suporter. Setidaknya ada 5 orang yang diproses hukum oleh TNI karena bertindak represif.

Baca juga artikel terkait TRAGEDI KANJURUHAN atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Fahreza Rizky