Menuju konten utama

Kronologi & Sejarah Bom Bunuh Diri di Indonesia: Bali Hingga Medan

Ledakan di Polrestabes Medan pada Rabu (13/11/2019) menambah daftar panjang kronologi sejarah bom bunuh diri di Indonesia.

Kronologi & Sejarah Bom Bunuh Diri di Indonesia: Bali Hingga Medan
Polisi berjaga pascabom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumut, Rabu (13/11/2019). ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi/aww.

tirto.id - Ledakan yang terjadi di Polrestabes Medan, Sumatera Utara, pada Rabu (13/11/2019) sekitar pukul 08.45 WIB menambah daftar panjang sejarah dan kronologi aksi bom bunuh diri di Indonesia. Aksi bom bunuh diri pertama di tanah air terjadi pada 2012 silam yang kemudian dikenal sebagai tragedi Bom Bali I.

Berdasarkan keterangan dari pihak yang berwenang, pelaku yang diduga kuat merupakan aksi bom bunuh diri memakai jaket ojek online dan masuk lewat pintu depan menuju bagian operasional Polrestabes Medan. Pelaku dinyatakan tewas dengan tubuh hancur akibat bom yang diledakkannya.

Ledakan bom di Polrestabes Medan juga mengakibatkan empat orang mengalami luka-luka, yakni tiga orang personel kepolisian dan satu orang pekerja harian lepas. Menurut Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, saat ini sedang dilakukan oleh Tempat Kejadian Perkara (TKP) oleh Densus 88 dan Polda Sumatera Utara.

Bom Bunuh diri di Indonesia

Tragedi Bom Bali I yang terjadi pada 12 Oktober 2012 merupakan aksi bom bunuh diri pertama di Indonesia. Korban yang ditimbulkan pun cukup besar. Dayat Suryana dalam buku Bali: Bali dan Sekitarnya (2012) mencatat, sebanyak 202 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Bom Bali I terjadi di tiga tempat yang berbeda yakni di Sari Club dan Paddy’s Pub yang terletak di kawasan Kuta, serta di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat. Sebagian besar korban merupakan turis asing asal Australia dan warga negara Indonesia.

Kurang dari setahun, ada lagi aksi bom bunuh diri, kali ini di Hotel JW Marriot, Jakarta Selatan, pada 5 Agustus 2003. Pelaku meledakkan bom dari dalam mobil di luar hotel. Insiden yang dirangkum Hermawan Sulistyo lewat buku Tragedi Bom Marriott: Kisah Para Korban (2006) ini menyebabkan 14 orang tewas, termasuk pelaku.

Jakarta kembali menjadi sasaran aksi bom bunuh diri pada 9 September 2004, tepatnya di depan gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat. Sama seperti bom JW Marriot, pelaku meledakkan bom dari dalam mobil, 9 orang tewas dan lebih dari 180 orang lainnya terluka.

Bali berduka untuk kedua kalinya karena aksi bom bunuh diri. Tanggal 1 Oktober 2005, bom meledak di Raja’s Bar and Restaurant di Kuta dan Nyoman Cafe di Jimbaran. Insiden Bom Bali II, tulis Ian Montratama dalam Terorisme Kanan Indonesia (2018), menewaskan 23 orang, termasuk pelaku.

Tanggal 17 Juli 2009, terjadi aksi bom bunuh diri di dua tempat di Jakarta, yakni Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, yang berselisih waktu 5 menit saja. Peristiwa ini, sebut M. Bambang Pranowo dalam Orang Jawa Jadi Teroris (2011), menelan korban meninggal sebanyak 9 orang dan lebih 50 orang lainnya terluka.

Masjid ternyata juga pernah menjadi sasaran aksi bom bunuh diri. Sebelum ibadah Salat Jumat pada 5 April 2011, bom meledak di Masjid Az-Dzikra yang terletak di kompleks Mapolresta Cirebon, Jawa Barat. Sebanyak 25 orang mengalami luka-luka akibat ledakan ini.

Aksi terorisme berupa bom bunuh diri menghentak ibu kota pada 14 Januari 2016 lalu di Sarinah, tepatnya di Starbucks dan Bioskop Djakarta Teater. Dua warga dan lima orang pelaku tewas, ditambah beberapa orang lainnya terluka karena insiden ini.

Kantor polisi lagi-lagi menjadi target peledakan. Tanggal 5 Juli 2016 atau satu hari menjelang Hari Raya Idul Fitri, aksi bom bunuh diri dilakukan di Mapolresta Surakarta. Pelaku tewas di tempat, serta seorang polisi mengalami luka-luka.

Tanggal 24 Mei 2017 malam, terdengar dua ledakan yang berselisih waktu lima menit di sekitar Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur. Seorang pelaku dan 3 anggota polisi meninggal dunia, ditambah 11 orang yang terluka.

Tahun 2018 ada dua aksi bom bunuh diri di Surabaya, Jawa Timur. Yang pertama di tiga gereja dalam waktu yang berdekatan pada 13 Mei 2018 pagi sekitar pukul 07.00 WIB, kemudian di Rusun Wonocolo, Sidoarjo, jam 21.00 WIB malam harinya. Rangkaian ledakan ini menewaskan 17 orang.

Yang kedua terjadi satu hari berselang, yakni tanggal 14 Mei 2018 pada pukul 08.50 WIB. Kali ini yang disasar adalah Mapolresta Surabaya. Empat orang pelaku yang masih satu keluarga tewas di tempat.

Baca juga artikel terkait KRONOLOGI BOM MEDAN atau tulisan lainnya dari Iswara N Raditya

tirto.id - Hukum
Penulis: Iswara N Raditya
Editor: Agung DH