Menuju konten utama

Kronologi Mahasiswi Diisolasi di RS Bantul Sepulang Dari China

Seorang mahasiswi asal Kabupaten Bantul sempat masuk ruang isolasi rumah sakit setempat karena mengalami demam dan batuk sepulangnya dari China. Hari ini, ia diperbolehkan pulang. 

Kronologi Mahasiswi Diisolasi di RS Bantul Sepulang Dari China
(Ilustrasi) Sejumlah WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China melakukan senam bersama prajurit TNI di Hanggar Pangkalan Udara TNI AU Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/2/2020).ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.

tirto.id - Seorang warga Kabupaten Bantul baru-baru ini masuk ke ruang isolasi sepulangnya dari China. Dia masuk ruang isolasi RSUD Panembahan Senopati Bantul usai menjalani pemeriksaan di puskesmas karena mengalami gangguan kesehatan.

Oleh karena tidak ditemukan indikasi yang menunjukkan warga itu terinfeksi Virus Corona maka ia kemudian dipulangkan pada hari ini.

Berdasarkan keterangan dari RSUD Panembahan Senopati, pasien tersebut merupakan mahasiswi penerima beasiswa di Guangzhou Politeknik Institute, China. Mahasiswi 20 tahun itu berinisial HS.

Juru Bicara RSUD Panembahan Senopati, Bantul, Siti Rahayu Ningsih mengatakan pasien tersebut masuk ke ruang isolasi pada beberapa hari seusai pulang dari Guangzhou, Provinsi Jiangsu, China. Sebelumnya, HS sempat berada di China selama 1,5 tahun.

"Kemudian, dikarenakan ada pandemi virus corona, dipulangkan oleh pihak pemerintah China," kata Siti di Bantul, Kamis (6/2/2020) seperti dilansir Antara.

Siti juga menerangkan kronologi perjalanan HS sejak dari China hingga mahasiswi tersebut harus masuk ruang isolasi RSUD Panembahan Senopati.

Menurut dia, HS melakukan perjalanan pulang dari Jiangsu (China) ke Bandara Thailand dengan transportasi kereta api pada 1 Februari 2020. Dia tiba di Thailand pada sehari kemudian.

Dari Thailand, Siti melanjutkan, HS terbang ke Jakarta dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada 2 Februari 2020. Setelah menginap satu malam, ia lalu terbang ke Yogyakarta pada 3 Februari 2020.

"Selama di asrama mahasiswa di Guangzhou, pasien dikarantina tidak boleh keluar asrama tanpa izin, dan semua penghuni asrama tidak ada yang sakit," ujar Siti.

"Sebelum pulang ke Indonesia sudah dilakukan pemeriksaan lengkap [pada HS] dan dinyatakan aman, sehingga diperbolehkan pulang ke Indonesia. Sampai di bandara Indonesia, diperiksa ulang dan dinyatakan aman," tambah Siti.

Kemudian, menurut Siti, pada 4 Februari 2020 pagi hari, HS mengalami demam, batuk, pilek dan nyeri nyeri tenggorokan sehingga memeriksakan diri ke Puskesmas.

"Setelah dilakukan koordinasi antara Puskesmas, Dinas Kesehatan Bantul dan RSUD Panembahan Senopati Bantul, pasien dirujuk ke RSUD Panembahan Senopati untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut," ujar dia.

Kata Siti, HS lalu ditempatkan di ruang isolasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Panembahan Senopati. Selain itu, HS juga menjalani sejumlah pemeriksaan untuk memastikan kondisinya.

Siti mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen paru yang dilakukan oleh dokter spesialis radiologi, kondisi paru-paru HS dinyatakan masih normal.

"Di ruang isolasi IGD RSUD Panembahan Senopati, dilakukan pemeriksaan medis dan penunjang berupa foto thorax untuk penegakan diagnosa, kemudian pasien dirawat di ruang rawat isolasi untuk dilakukan evaluasi dan observasi lanjutan," tambah Siti.

Dia menambahkan, berdasarkan hasil pemeriksaan ulang pada 6 Februari 2020, HS dalam kondisi baik dan tidak memiliki keluhan. Hasil pemeriksaan fisik, suhu badan, foto thorax paru, hingga uji laboratorium juga menunjukkan bahwa kondisinya normal.

"Kesimpulan hasil pemeriksaan fisik laboratorium dan radiologi dinyatakan tidak ada pneumonia, sehingga diagnosisnya adalah orang dalam pemantauan (ODP)," kata Siti.

"Dari hasil pemeriksaan ulang pada 6 Februari, pasien dinyatakan boleh pulang dengan edukasi,"ia menambahkan.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Editor: Addi M Idhom