Menuju konten utama

Kronologi Ketua AJI Indonesia Jadi Korban Peretasan & Disinformasi

Nomor seluler dan sejumlah akun medsos Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Sasmito Madrim diretas pihak tak dikenal.

Kronologi Ketua AJI Indonesia Jadi Korban Peretasan & Disinformasi
Sejumlah jurnalis yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dan AJI Jakarta menggelar aksi menuntut polisi tak mengkriminalisasi jurnalis dan aktivis di Car Free Day Bundaran HI, Jakarta, Minggu (29/9/2019). FOTO/AJI Jakarta

tirto.id - Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Sasmito Madrim menjadi korban peretasan dan disinformasi. Nomor pribadi, akun WhatsApp, akun Instragram, dan akun Facebook milik Sasmito diretas pada 23 Februari 2022, sekitar pukul 18.15 WIB.

"Peretasan terjadi pertama kali di Whatsapp saat dia menerima notifikasi di WhatsApp bahwa nomornya telah didaftarkan pada perangkat lain," ujar Sekretaris Jenderal AJI Indonesia, Ika Ningtyas dalam keterangan tertulis, Kamis (24/2/2022).

Dari peretasan WhatsApp, sejam kemudian giliaran Instagram dan Facebook milik Sasmito yang dibobol paksa peretas. Semua konten Instagram dihapus dan pelaku menyebarluaskan nomor pribadi Sasmito.

Foto profil Sasmito di Facebook diganti peretas dengan gambar porno.

"Nomor handphone Sasmito diketahui juga tidak bisa menerima panggilan telepon dan menerima SMS," ujar Ika.

Beberapa saat kemudian, setelah diupayakan kembali, akun Facebook Sasmito berhasil direbut kembali tim keamanan digital. Namun WhatsApp dan Instagram belum berhasil dipulihkan.

Selain membobol akun Sasmito, peretas juga menyebarkan tiga isu: Sasmito mendukung pemerintah membubarkan FPI, Sasmito mendukung pemerintah membangun Bendungan Bener Purworejo, serta Sasmito meminta Polri menangkap Haris Azhar dan Fatia.

AJI Indonesia menegaskan ketiga isu tersebut tidak benar. Mereka berharap masyarakat tidak memercayai disinformasi tersebut.

"Ketiga disinformasi tersebut nyata-nyata mengadu domba AJI Indonesia dengan organisasi masyarakat sipil lainnya, termasuk membenturkan AJI dengan warga Wadas yang sedang berjuang menolak eksploitasi sumber daya alam di kampungnya," ujar Ika.

Melihat masifnya peretasan yang terjadi pada Sasmito. AJI Indonesia menyatakan serangan ini sebagai upaya teror terhadap aktivis yang memperjuangkan kebebasan pers dan kebebasan berekspresi.

Baca juga artikel terkait KASUS PERETASAN atau tulisan lainnya dari Alfian Putra Abdi

tirto.id - Hukum
Reporter: Alfian Putra Abdi
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Gilang Ramadhan