Menuju konten utama

Kronologi Kebakaran di Gililawa yang Sebabkan Hutan Sabana Hangus

Belum dipastikan berapa luas lahan di Gililawa yang terbakar. Namun, daerah yang hangus merupakan hutan yang didominasi padang sabana.

Kronologi Kebakaran di Gililawa yang Sebabkan Hutan Sabana Hangus
Ilustrasi. Labuan Bajo dan sekitarnya dilihat dari puncak Bukit Cinta, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. ANTARANews/Jafar

tirto.id - Kebakaran terjadi di Gililawa, salah satu pulau di kawasan Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Peristiwa ini membuat sebagian besar hutan sabana yang mendominasi wilayah tersebut hangus.

Insiden yang terjadi pada Rabu, 1 Agustus malam ini dibenarkan Kepala Balai Taman Nasional Komodo Budi Kurniawan. "Kejadiannya [kebakaran hutan sabana] di Gililawa," ujar Budi seperti dikutip Antara, Jumat (3/8/2018).

Ia menjelaskan, belum dipastikan berapa luas lahan yang terbakar. Akan tetapi, lahan yang terbakar merupakan hutan yang didominasi padang sabana, yakni padang rumput yang dipenuhi oleh semak atau perdu dan diselingi oleh beberapa jenis pohon yang tumbuh menyebar.

Kronologi kejadian kebakaran tersebut, Budi menuturkan, diketahui bermula dari adanya laporan seorang pemandu wisata sekitar pukul 18.15 Wita. Pihaknya segera merespons dengan mengerahkan petugas dari Res Loh Sebita dan Res Padar untuk melakukan pemadaman.

Selanjutnya, tim pemadam kebakaran Balai Taman Nasional Komodo yang terdiri dari 30 orang dikerahkan dari Labuan Bajo menuju tempat kejadian sekitar pukul 22.00 Wita.

"Kami langsung meminta pemandu wisata yang memberikan informasi untuk mendata pengunjung yang terakhir turun dari bukit yang merupakan lokasi terjadinya kebakaran dan menahan mereka," katanya menjelaskan.

Budi menjelaskan, tim pemadaman segera melakukan upaya pemadaman api. Sementara itu, empat orang melakukan pemeriksaan terhadap awak kapal dan pemandu yang diduga sebagai pelaku penyebab terjadinya kebakaran.

Para petugas telah menyita KTP pemandu dan nakhoda serta dokumen-dokumen kapal untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Hasil pemeriksaan sementara diduga penumpang kapal "Indonesia Juara" sebagai pelaku terjadinya kebakaran," tuturnya.

Budi menambahkan, api baru bisa dinyatakan padam pada Kamis (2/8/2018), sekitar pukul 03.15 Wita. Saat ini proses penyelidikan sementara dilakukan pihak Kepolisian Resor Manggarai Barat bersama-sama PPNS Gakkum.

Sementara itu, Kantor Balai Taman Nasional Komodo, melalui akun Facebook-nya mengatakan, penyebab kebakaran tersebut diduga karena ulah oknum pengunjung yang merokok di puncak Gili Lawa Darat.

Belum ada informasi adanya korban jiwa, baik manusia maupun hewan. Salah seorang pemandu wisata setempat, Januardi, mengatakan tidak ada komodo di Gili Lawa. Hewan endemik di Gili Lawa adalah rusa timor.

Ia menuturkan, peristiwa ini merupakan kali pertamanya terjadi di Gililawa. Kondisi Gililawa yang kering karena musim kemarau membuat kecepatan angin di sana juga sedang lebih kencang dari biasanya.

"Kalau di Taman Nasional Komodo sering. Tapi untuk Gili Lawa ini pertama kali," ujar Januardi. "Ini lagi musim kering, kemarau. Juga kemarin anginnya agak kencang. Api kecil mudah jadi besar," katanya menambahkan.

Wilayah Taman Nasional Komodo memang sangat rentan terjadi kebakaran karena sebagian besar wilayah merupakan padang rumput sabana. Karenanya, semua pengunjung memang dilarang merokok dan menyalakan api selama di dalam kawasan.

Kawasan Gili Lawa Darat adalah salah satu tempat wisata favorit di Taman Nasional Komodo yang biasa dikunjungi wisatawan setelah menyelam, untuk menikmati sunset atau sunrise.

Baca juga artikel terkait KEBAKARAN

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari