Menuju konten utama

Kronologi Kasus Walikota Seoul Meninggal Setelah Dilaporkan Hilang

Walikota Seoul Park Won Soon ditemukan meninggal dunia di hutan setelah hilang beberapa jam.

Kronologi Kasus Walikota Seoul Meninggal Setelah Dilaporkan Hilang
Walikota Seoul, Park Won-soon, menyampaikan pidatonya setelah pertemuannya dengan walikota Paris, Anne Hidalgo, dan walikota London Sadiq Khan, di Balai Kota Paris, Prancis, Rabu, 29 Maret 2017. (Foto AP / Francois Mori)

tirto.id - Walikota Seoul Park Won Soon ditemukan meninggal pada Jumat (10/7/2020) pagi, lebih dari setengah hari setelah memberikan pesan seperti wasiat kepada putrinya dan kemudian meninggalkan rumah, kata polisi.

Polisi mengatakan mereka menemukan mayat Park Won Soon di dekat sebuah restoran tradisional di perbukitan hutan di Seoul utara, lebih dari tujuh jam setelah mereka melakukan pencarian besar-besaran untuknya.

Tidak ada tanda-tanda pembunuhan dan tidak ada catatan bunuh diri ditemukan di tempat kejadian perkara atau di kediaman Park, ujar Choi Ik Su, seorang petugas dari Badan Kepolisian Metropolitan Seoul, kepada wartawan. Dia menolak untuk menguraikan penyebab kematian Park.

Dikutip AP News, Choi mengatakan anjing penyelamat menemukan mayat Park, dan polisi telah menemukan tas, ponsel, dan kartu namanya.

Kronologi Kasus Meninggalnya Walikota Seoul

Putri Park menelepon polisi pada Kamis (9/7/2020) pukul 17.17 waktu setempat dan mengatakan ayahnya "telah meninggalkan rumah empat hingga lima jam yang lalu" setelah meninggalkan pesan yang terdengar seperti wasiat dan teleponnya dimatikan.

Park meninggalkan kediamannya di pusat Seoul, Jongno sekitar pukul 10.44 waktu setempat, mengenakan topi hitam, jaket gelap, celana hitam, sepatu abu-abu dan membawa ransel hitam.

Menurut Yonhap News Agency, rekaman CCTV menunjukkan Park tiba dengan taksi di Waryong Park di lingkungan berbukit di Jongno pada pukul 10.53 waktu setempat.

Petugas polisi Lee Byeong-seok mengatakan kepada wartawan, Park diidentifikasi oleh kamera keamanan pada pukul 10.53 di pintu masuk bukit, lebih dari enam jam sebelum putrinya menelepon polisi untuk melaporkan dia hilang.

Tidak lama setelah menerima laporan dia hilang, petugas polisi melancarkan operasi pencarian besar-besaran di sekitar daerah yang melibatkan ratusan petugas, drone dan anjing pelacak.

Mayatnya ditemukan di dekat tas, botol air, ponsel, peralatan tulis, dan kartu nama Park sendiri.

Petugas pemadam kebakaran Jeong Jin-hyang mengatakan kepada wartawan, penyelamat menggunakan anjing untuk mencari Park daerah berbahaya di perbukitan.

Pada pukul 03.30 Jumat pagi, jenazah Park ditempatkan di kamar mayat Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul di bangsal yang sama.

Para pendukungnya terlihat sedang menunggu di rumah sakit, dengan beberapa meratap dan berteriak, "Bangun, Park Won Soon," "Kami mencintaimu, Park Won Soon," dan "Maaf, Park Won Soon."

Polisi berencana untuk berkonsultasi dengan keluarga Park tentang apakah pihak keluarga akan melakukan otopsi terhadap jenazah Park.

Park, anggota Partai Demokrat yang berkuasa, telah menjabat sebagai Walikota Seoul sejak 2011 dan ia dianggap sebagai kandidat potensial untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2022.

Dia pernah menjadi pengacara hak asasi manusia dan aktivis sipil. Park masih memiliki sisa dua tahun menjabat sebagai walikota.

Secara hukum, Seo Jeong Hyup, wakil walikota pertama untuk urusan administrasi, akan bertindak sebagai walikota sampai pemilihan sela dijadwalkan pada 7 April 2021.

Seo berencana untuk memberikan pernyataan publik Jumat pagi, menurut pejabat kota. Oposisi utama United Future Party juga menyatakan belasungkawa atas kematian Park.

Walikota Seoul Dilaporkan atas Tuduhan Pelecehan Seksual

Kim Ji Hyeong, seorang pejabat Pemerintahan Seoul, mengatakan Park tidak datang untuk bekerja pada hari Kamis karena alasan yang tidak disebutkan dan telah membatalkan semua jadwalnya, termasuk pertemuan dengan seorang pejabat presiden di kantor Balai Kota Seoul.

Alasan hilangnya Park masih belum jelas. Jaringan televisi SBS yang berbasis di Seoul melaporkan, salah satu sekretaris Park telah mengajukan laporan kepada polisi pada Rabu malam atas dugaan pelecehan seksual seperti kontak fisik yang tidak diinginkan yang dimulai pada 2017.

Laporan SBS, yang tidak mengutip sumber apa pun, menyebut sekretaris mengatakan kepada penyelidik polisi, sejumlah karyawan wanita lainnya di Balai Kota Seoul telah mengalami pelecehan seksual yang serupa oleh Park. Televisi MBC memuat laporan serupa.

Choi, petugas kepolisian, membenarkan ada aduan diajukan kepada polisi terhadap Park pada hari Rabu. Dia menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut, mengutip masalah privasi.

Profil Walikota Seoul Park Won Soon

Park merupakan seorang aktivis senior dan pengacara hak asasi manusia. Ia terpilih sebagai walikota Seoul pada tahun 2011. Ia menjadi walikota pertama yang akan dipilih untuk masa jabatan ketiga pada Juni 2018.

Park juga merupakan anggota Partai Demokrat liberal Presiden Moon Jae In yang telah dianggap sebagai calon presiden potensial dalam pemilihan 2022.

Pria berusia 64 tahun ini tetap mempertahankan sisi aktivisnya sebagai walikota, mengkritik apa yang dia sebut sebagai kesenjangan sosial dan ekonomi yang tumbuh di negara itu dan ikatan korup antara bisnis besar dan politikus,

Sebagai pengacara, ia dikreditkan karena memenangkan hukuman pelecehan seksual pertama di negara itu. Dia juga telah menjadi kritikus blak-blakan kebijakan era kolonial Jepang terhadap Korea, termasuk mobilisasi Korea dan perempuan sebagai budak seks untuk tentara Jepang.

Park juga memantapkan dirinya sebagai lawan sengit dari mantan Presiden konservatif Park Geun Hye dan secara terbuka mendukung jutaan orang yang membanjiri jalan-jalan kota pada akhir 2016 dan 2017 menyerukan penggulingannya atas skandal korupsi.

Park Geun Hye, putri mendiang pemimpin otoriter Park Chung Hee, secara resmi dicopot dari jabatannya pada bulan Maret 2017 dan saat ini menjalani hukuman penjara selama beberapa dekade karena tuduhan suap dan tuduhan lainnya.

Baca juga artikel terkait WALIKOTA SEOUL atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Ibnu Azis