Menuju konten utama

Kronologi Kasus Pembobolan ATM BRI dengan Teknik Skimming

BRI mengimbau para nasabah agar menutupi aktivitas saat memasukkan pin dengan menggunakan tangan, supaya tidak terekam kamera.

Kronologi Kasus Pembobolan ATM BRI dengan Teknik Skimming
Seorang polisi tengah berdiri di depan atm BRI Karangasem, Bali. Foto/Polda Bali

tirto.id - Puluhan nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) Unit Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur, pada Senin (12/3/2018) lalu, dikejutkan dengan raibnya saldo rekening mereka secara misterius. Jumlah uang tabungan yang hilang bervariasi antara Rp500 ribu, Rp4 juta, bahkan mencapai Rp10 juta.

Para nasabah pun berbondong-bondong mendatangi kantor BRI untuk mengetahui penyebab hilangnya uang dalam rekening tabungan mereka. Usai pelaporan itu, BRI bersedia mengganti rugi sebesar Rp145 juta kepada 33 nasabah yang menjadi korban.

Kepada Tirto, Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan BRI, Bambang Tribaroto menduga bahwa kasus hilangnya saldo nasabah itu akibat skimming.

Teknik skimming biasanya dilakukan dengan cara memasang WiFi pocket router disertai kamera untuk mencuri PIN nasabah. Melalui alat tersebut, para pelaku menduplikasi data magnetic stripe pada kartu ATM lalu mengkloningnya ke dalam kartu ATM kosong.

"Sudah dipastikan itu skimming. Itu karena oleh pelaku dipasangi alat skimming di ATM itu," ujar Bambang pada Kamis malam (15/3/2018).

BRI pun mengambil langkah preventif untuk mengantisipasi terjadi hal serupa, terutama untuk mengamankan uang nasabah baik dari sisi teknologi maupun kebijakan.

Selain itu, BRI juga memberikan video imbauan kepada para nasabah agar menutupi aktivitas saat memasukkan pin dengan menggunakan tangan, supaya tidak terekam kamera. Imbauan lain, nasabah juga diminta mengakses layanan notifikasi pesan singkat (Short Message Service/SMS).

Polisi Melacak Sindikat Pembobol ATM Selama Sepekan

Kasus pembobolan saldo nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini berhasil diungkap kepolisian usai pihak Polda Metro Jaya meringkus lima pelaku sindikat skimming pembobol ATM pada Jumat (16/3/2018).

Tiga pelaku adalah warga Rumania dengan inisial CAS (28), RK (28), dan IRL (28). Satu warga Hungaria, FH (27), serta seorang perempuan asal Bandung berinisial MK (30).

Seperti diberitakan Antara, Kabid Humas Polda Metro Jaya Argo Yuwono, para pelaku itu berhasil diringkus usai polisi melakukan pelacakan selama seminggu.

Dari tangan pelaku, Polda Metro Jaya berhasil menyita sejumlah barang bukti yang menguatkan peran mereka sebagai penyadap mesin ATM. Di antaranya 1.480 kartu ATM palsu berbagai asal bank. Terbanyak, dari BRI, dengan jumlah 1.211 kartu ATM.

"Ada juga sejumlah alat deepskimmer," kata Kepala Unit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Polisi Rovan Richard Mahenu di Jakarta Jumat (16/3/2018).

Selain itu, polisi juga menyita berbagai alat untuk mencuri data nasabah bank seperti deepskimmer yang sudah jadi, encorder dan tiga unit spycam.

Berdasarkan pemeriksaan sementara sindikat pembobol saldo rekening nasabah BRI itu telah beroperasi sejak Juli 2017.

Kabid Humas Polda NTB AKBP Tri Budi Pangastuti menyatakan bahwa pelaku pembobol ATM itu berhasil ditangkap ketika sedang berada di Hotel Dmax, Praya, Kabupaten Lombok Tengah.

Selain di Lombok, pihak Polda Metro Jaya juga menangkap sindikat pelaku lainnya di wilayah Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Baca juga artikel terkait SKIMMING ATM atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Hukum
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto