Menuju konten utama

KPU Akui Pelaksanaan Coklit Tak Maksimal 100 Persen

KPU berdalih pelaksanaan coklit pemilih di Pemilu 2019 tak bisa maksimal 100 persen karena ada banyak kendala teknis di lapangan.

KPU Akui Pelaksanaan Coklit Tak Maksimal 100 Persen
Petugas KPU Provinsi DKI Jakarta melakukan pengecekan daftar pemilih tetap (DPT) Pilkada DKI Jakarta kepada warga yang melakukan aktivitas dalam Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Kawasan Bundaran HI Jakarta, Minggu (26/3). Sosialisasi itu sebagai upaya KPU Provinsi DKI Jakarta untuk memastikan setiap warga yang punya hak pilih, masuk dalam DPT Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. ANTARA FOTO/Wahyu Putro Apd//17

tirto.id -

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengakui pelaksanaan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih Pemilu 2019 oleh petugas yang ditunjuk oleh KPU tidak maksimal.

Menurut Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi alasan coklit tidak maksimal karena ada banyak kendala tekni di lapangan.

"Kegiatan coklit tentu tidak mungkin ya kecil kemungkinan bisa 100 persen dilaksanakan," ujar Pramono di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2019).

Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Rahmat Bagja sebelumnya mengeluhkan masalah coklit tersebut. Menurut Bagja hasil kajian yang pernah dilakukan Bawaslu menemukan dari 10 rumah yang didatangi langsung petugas coklit KPU, terdapat 1 hingga 2 rumah yang tak didatangi.

Namun, menurut Pramono adanya rumah yang tak didata oleh petugas coklit karena terkadang pemiliknya tidak ada atau sedang bekerja. Selain itu biasanya pada perumahan elite, petugas coklit tak diperkenankan untuk masuk ke rumah.

"Itu kendala-kendala teknis di lapangan yang seringkali menghambat teman-teman petugas kita untuk melakukan coklit," ujar Pramono.

Pramono menjelaskan bila memang ada pihak yang menemukan ketidakwajaran terkait Daftar Pemilih Tetap (DPT), KPU siap untuk menerima aduan dan akan langsung mengeceknya.

"KPU akan melakukan verifikasi, baik di sistem Sidalih [Sistem Informasi Data Pemilih] kita, dan verifikasi di lapangan, kami tindaklanjuti sesuai ketentuan berlaku," ucap Pramono.

"Kalau memang [ada pemilih] ganda kita coret, kalau meninggal, jadi bukan hanya karena informasi tapi benar-benar terverifikasi di lapangan akan kita coret," jelasnya.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Agung DH