Menuju konten utama

KPAI Selidiki Video Anak yang Menghujat Mendikbud

KPAI akan menyelidiki video anak yang menghujat Mendikbud Muhadjir Effendy saat berunjuk rasa menolak gagasan lima hari sekolah.

KPAI Selidiki Video Anak yang Menghujat Mendikbud
Pengunjuk rasa yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Peduli Pendidikan berjalan kaki sambil membawa bendera merah putih saat berunjuk rasa menolak Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 Tentang Hari Sekolah, di Semarang, Jumat (21/7). ANTARA FOTO/R. Rekotomo

tirto.id - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) akan menyelidiki video berisi hujatan sekelompok anak di Jawa Timur terhadap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang diduga terjadi saat mereka berunjuk rasa menolak kebijakan sekolah lima hari.

"Terkait itu, KPAI tidak memantau, di lokasi dan belum mendalami kebenaran video itu. KPAI akan mendalami," kata Ketua KPAI Susanto di Jakarta, Selasa (14/8/2017), sebagaimana diwartakan Antara.

Mengenai tindakan KPAI selanjutnya, dia mengatakan, belum ada rencana penanganan sebelum selesai pendalaman atau penelahaan terhadap video tersebut.

Oleh karena itu, KPAI belum dapat memastikan apakah akan mememanggil pihak-pihak terkait sampai pendalaman secara menyeluruh selesai dilakukan.

Sebelumnya, beredar video sekumpulan pengunjuk rasa menolak kebijakan sekolah lima hari. Dalam tuntutannya, mereka meneriakkan kata-kata untuk membunuh Mendikbud Muhadjir Effendy. Terlepas dari maksud pesan tersebut, sejumlah pihak menyayangkan hal itu terjadi.

Terkait kebijakan sekolah lima hari, Susanto mengatakan polemik harus segera diakhiri karena pertentangannya menguras energi. Maka, Presiden Joko Widodo sebaiknya mengambil sikap untuk mengakhiri polemik sekolah lima hari.

Kebijakan sekolah lima hari sebagaimana Permendikbud No 23 tahun 2017 tentang Hari Sekolah sendiri, kata dia, berpotensi menyeragamkan sekolah di seluruh Indonesia. Padahal kebutuhan sistem pendidikan di sekolah seharusnya holistik sesuai kebutuhan di masing-masing sekolah dengan kekhasannya.

Dia mengatakan, penyeragaman lewat kebijakan sekolah lima hari bertentangan dengan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Terlebih sekolah lima hari berpotensi membuat anak didik menjadi tertekan dan berkurang waktu bermain, serta bercengkrama dengan orang tuanya.

Komisioner KPAI, Sitti Hikmawatty juga menyayangkan aksi demo yang dilakukan anak-anak untuk menolak gagasan lima hari sekolah. Apalagi dalam aksi tersebut anak-anak yang mengenakan baju koko, sarung, dan kopiah tampak menyerukan ujaran kebencian terhadap Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhajir Effendy.

“Masih ada cara lain yang lebih efektif untuk menyampaikan aspirasi atas suatu kebijakan,” kata dalam pesan tertulis yang diterima Tirto, pada Senin (14/8/2017).

Baca juga: KPAI: Jangan Libatkan Anak-anak Menolak Full Day School

Sitti mengingatkan ucapan atau ujaran kasar yang dilontarkan anak-anak sangat tidak patut dan berbahaya bagi tumbuh kembang mereka. Sebab, kata dia, anak-anak dididik dan disekolahkan agar nantinya mereka dapat lebih beradab dan berkasih sayang untuk hidup bermasyarakat.

Baca juga artikel terkait FULL DAY SCHOOL atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra