tirto.id - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta agar Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Kepolisian Republik Indonesia (Polri) memperhatikan perlindungan anak dalam menangani terorisme. Hal ini menyusul penggeledahan di Taman Kanak-Kanak (TK) Roudlatul Athfal Terpadu Amanah Ummah, Klaten, Kamis (10/3/2016) lalu.
“KPAI menilai positif kecepatan Densus 88 dalam menangani terorisme. Namun, perlindungan anak harus tetap dikedepankan,” kata Wakil Ketua KPAI, Susanto, di Jakarta, Selasa (15/3/2016).
Karena itu, Susanto menilai pola kerja Densus 88 perlu dievaluasi. Pasalnya, penggeledehan di TK Roudlatul Athfal Terpadu Amanah Ummah itu telah menimbulkan ketakutan anak-anak murid sekolah tersebut.
"Penggeledehan yang sampai meninggalkan ketakutan anak-anak itu bertentangan dengan prinsip perlindungan anak sehingga perlu dievaluasi," tuturnya.
Menurut Susanto, Densus 88 dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memang memiliki tugas dan kewajiban melakukan langkah pencegahan dan penanganan kasus terorisme. Namun, lanjut dia, penanganan terorisme harus diimbangi dengan usaha melindungi anak-anak.
“Pola kerja penanganan terorisme jangan sampai mengganggu ikhtiar perlindungan anak,” ujarnya.
Seperti diberitakan, Densus 88 mendatangi sebuah rumah yang juga dipergunakan sebagai taman kanan-kanak di Dukuh Brengkungan RT 11/5, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Kamis (10/9/2016) sekitar pukul 10.00 WIB.
Di samping itu, petugas dari Polres Klaten dan Polsek Cawas juga berada di tempat kejadian untuk mengamankan lokasi. Saat anggota Densus 88 dan aparat mendatangi lokasi, anak-anak yang bersekolah di TK tersebut tengah bersiap-siap pulang.
