Menuju konten utama

Kotak Suara dari Kardus Dapat Kritikan Akademisi

"Bagaimanapun alumunium lebih kuat daripada karton. Jadi tetap harus mengedepankan kualitas," tutur Emrus.

Kotak Suara dari Kardus Dapat Kritikan Akademisi
Petugas memeriksa kotak suara Pemilu di gudang Komisi Pemilihan Umum (KPU), Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (12/12/2018). ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

tirto.id -

Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menggunakan kotak suara berbahan karton pada pemilu tahun 2019 nanti. KPU menilai, kotak karton lebih efisien dibandingkan yang berbahan aluminium.

Menyikapi hal ini, dosen Komunikasi dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan KPU harus mengedepankan kualitas demokrasi dibandingkan efisiensi pada pemilihan umum.

"Saya berpikir memang perlu efisiensi, perlu penghematan. Tapi dalam demokrasi paling utama kualitas pemilihan dan kualitas kotak, bukan penghematan," ujarnya kepada Tirto, pada Minggu (16/12/2018).

Apalagi, terkait temuan 2.065 kotak suara di KPUD Kota Bandung yang rusak akibat terkena banjir pada 11 Desember 2018 lalu. Ia juga mempertanyakan kualitas kotak suara tersebut.

"Kalau banjir itu besar sekali, apapun kotak suara itu akan rusak. Tapi kalo masih banjir kecil lalu rusak, berarti yang kita pertanyakan kualitas kotak suara," tuturnya.

Ia juga menginginkan agar jangan sampai suara rakyat terganggu dengan kualitas kotak yang rusak karena kondisi alam. "Sebab suara rakyat adalah cermin dari kedaulatan rakyat. Kedaulatan rakyat adalah cermin dari UUD 1945, yaitu kedaulatan ada di tangan rakyat," ujarnya.

Oleh karena itu, Emrus menyarankan kepada KPU agar kotak suara kembali seperti pemilu sebelumnya, yaitu menggunakan bahan aluminium.

"Bagaimanapun aluminium lebih kuat daripada karton. Jadi tetap harus mengedepankan kualitas," tuturnya.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Yulaika Ramadhani